Penumpang ini protes dengan makanan di pesawatnya. Bentuknya tidak menarik, bahkan cenderung mirip dengan makanan anjing. Iyuh!
Penumpang pesawat British Airways bernama Erik Booher mengalami kejadian kurang menyenangkan saat terbang dari Texas, AS menuju ke London, Inggris. Di pesawat tersebut, Erik mendapatkan makanan dengan bentuk yang cukup menjijikkan.
Erik mendeskripsikan makanan pesawat yang diterimanya itu mirip seperti makanan anjing. Padahal Erik sudah membayar cukup mahal untuk penerbangan tersebut, sekitar US$ 900 (setara Rp 12,8 juta).
Erik pun meluapkan kekesalannya di sosial media Twitter. Dilihat detikcom, Jumat (16/8/2019), dengan nada sedikit menyindir Erik menuliskan caption yang cukup menohok.
"Hati-hati! Tetaplah melakukan hal ini dan kamu tidak akan pernah mendapatkan Bintang Michelin," tulis Erik kesal.
Di penerbangan tersebut, Erik harusnya mendapatkan makanan berupa ayam dan sayuran dengan saus krim yang lezat. Namun ketika datang, makanannya tampak hancur, tidak mengundang nafsu makan dan sukar dideskripsikan seperti yang difoto oleh Erik.
Menanggapi kejadian ini, pihak British Airways meminta maaf kepada yang bersangkutan. Mereka berjanji akan memperbaiki agar memenuhi ekspektasi dari pelanggan yang sudah setia naik British Airways.
"Kami meminta maaf kalau standar kami jauh di bawah ekspektasi pelanggan dalam kasus ini. Kami membanggakan diri atas kualitas makanan yang kami tawarkan di dalam pesawat, dan kami sudah berinvestasi sangat besar untuk pihak katering kami. Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi," ujar juru bicara British Airways.
Kisah Pasangan Bertemu di Pulau Terpencil, Menikah & Hidup di Sana
Traveling memang menyenangkan, apalagi sampai bertemu jodoh. Seperti kisah pasangan ini, yang bertemu di pulau terpencil, menikah dan tinggal di sana.
Kisah cinta Mari Huws dan Emyr Glyn Owen bisa menjadi inspirasi untuk traveler. Mereka bertemu di sebuah pulau terpencil, menikah dan memutuskan untuk hidup dan bekerja di pulau ini. Romantis kan?
Dilansir detikcom dari BBC, Jumat (16/8/2019) pasangan ini bertemu di sebuah pulau kecil bernama Ynys Enlli atau Pulau Bardsey yang ada di Wales. Pulau ini bagian dari gugusan Kepulauan Britania.
Pulau ini tidaklah besar, lebarnya hanya 1 Km, panjang 1,6 Km dan luasnya 179 Hektar. Terdapat 10 pondok penginapan yang biasanya digunakan turis yang datang dan menginap.
Biasanya pulau ini digunakan para turis yang ingin menikmati liburan musim panas jauh dari kebisingan kota. Di pulau ini tidak ada listrik dan pasokan air minum berasal dari mata air. Lokasi yang pas jauh dari kebisingan kota, bukan?
Beberapa tahun lalu, dua sejoli ini bertemu di pulau ini. Mereka saling jatuh cinta dan menikah. Mereka pun punya mimpi untuk dapat kembali ke Pulau Bardsey dan bekerja di pulau ini.
Impian mereka pun terkabul, di mana mereka ditunjuk menjadi pengawas menggantikan sebuah keluarga yang mengundurkan diri. Tentu saja pasangan ini sangat bahagia karena itulah harapan mereka.
Dalam wawancaranya, Huws mengungkapkan bahwa pekerjaan ini adalah sebuah tantangan baru. Dia bersama istrinya juga punya impian hidup baru dengan lebih dekat alam.
"Akan banyak kegiatan yang tak biasa kamui lakukan. Melukis, berkebun dan mendekor. Namun semua itu bermanfaat dan menyenangkan. Juga akan ada hari-hari penuh kejutan di setiap musim dingin dan musim panas di pulau ini," ungkapnya.
"Aku tak sabar bercocok tanam tatkala musim semi, melihat apa saja yang tumbuh saat musim panas dan menyambut orang-orang yang datang berkunjung ke pulau ini," tambahnya lagi.
Tak hanya sebagai destinasi untuk liburan, Pulau Bardsey rumah bagi kehidupan Gereja Kristen Celtic sejak abad ke-6. Pulau ini terkenal sebagai pemakaman bagi 20.000 'orang suci' di abad pertengahan. Ibaratnya jika berziarah ke Pulau Bardsey sama dengan ziarah ke Roma.
Pasangan ini akan mulai bertugas September nanti selama 3 tahun ke depan. Mereka bersama timnya akan mengawasi dan menjaga pantai, terutama saat musim panas dimana turis ramai berkunjung.
Selamat bertugas ya!