Selasa, 31 Desember 2019

Kemenpar Gelar Inaugural Sambut Penerbangan Malindo Sydney-Denpasar

Seksinya pariwisata Bali tak pernah henti menghipnotis dunia. Masifnya Bali mendatangkan wisatawan membuat banyak maskapai berebut untuk masuk ke dalamnya. Termasuk juga Malindo Air yang membuka rute penerbangan baru Sydney-Denpasar, Kamis, 15 Agustus 2019.

Menyambut pembukaan rute baru tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) langsung action. Acara Inaugural pun digelar menyambut rute terbaru tersebut. Menurut Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur Pariwisata, Kemenpar, Judi Rifajantoro, sebuah selebrasi inaugural di Intercontinental Hotel Sydney disiapkan khusus menyambut penerbangan tersebut.

Turut hadir dalam acara tersebut Secretary General Ministry of Transport Malaysia, Datuk Mohd Khairul Adib Bin Abd Rahman, serta CEO Malindo Air, Chandran Rama Muthy.

"Rute baru Malindo Air ini sangat positif. Di penerbangan perdananya saja, rute ini sudah membawa 141 penumpang yang terbagi dalam dua kelas. Yang kelas bisnis ada 12 penumpang dan kelas ekonomi diisi oleh 129 penumpang," ujar Judi, dalam keterangan tertullis, Kamis (15/8/2019).

Hasil ini jelas sangat baik. Apalagi tingkat keterisian penumpang sudah sangat baik di penerbangan pertama. Maka sangatlah wajar Kemenpar pun ikut antusias menyambut rute penerbangan tersebut. Judi menambahkan, acara inaugural yang dilakukan Kemenpar pun juga dilakukan pada saat penerbangan. Alunan gamelan rindik Bali ikut mewarnai penerbangan tersebut. Di samping itu, Kemenpar pun menyediakan cupcake, dan souvenir untuk seluruh penumpang.

"Pendukungan ini merupakan komitmen Kemenpar terhadap upaya peningkatan kunjungan wisman dari Australia ke Indonesia. Sebagai salah satu fokus pasar, pembukaan rute ini menjadi berita yang sangat baik karena akan menambah pilihan akses bagi wisatawan," ungkap Judi.

Lebih lanjut Judi mengatakan, langkah Malindo Air membuka rute tersebut sangat tepat. Pasalnya Bali selama ini menjadi pilihan utama wisatawan Australia. Tercatat, lebih dari 1,2 juta wisatawan Australia berkunjung ke Indonesia dalam periode 12 bulan yang berakhir pada Oktober 2018. Menurut ABS Overseas Arrivals and Departures, Australia, angka tersebut meningkat sebesar 200 persen jika dibandingkan dengan satu dekade silam.

Selain itu, riset yang dilakukan oleh Leading Indicator Report - Holiday Travel Intention, Roy Morgan, menunjukkan bahwa 10 persen warga Australia berencana mengunjungi Bali dalam 12 bulan berikutnya. Riset tersebut dilakukan pada Juli 2018. Padahal 10 tahun lalu, hanya 6 persen warga Australia yang tercatat berencana demikian.

"Keberadaan airlines sangat penting bagi Indonesia. Secara khusus, wisman Australia sekitar 90% datang ke indonesia melalui jalur udara. Saya sangat mengapresiasi Malindo yang cukup subur membuka rute baru ke indonesia. Ke depannya semoga kerja sama ini akan semakin baik dan kita harapkan Malindo dapat membuka rute lainnya selain Bali. Terlebih ke destinasi super prioritas yang saat ini tengah kita genjot bersama," tutup Judi.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan Malindo Air dalam membuka akses yang semakin besar dari Australia. Sebab jelas, Australia adalah salah satu pasar utama bagi Indonesia. Di samping Itu, Bali selalu menjadi favorit destinasi bagi warga Australia.

"Bali masih menjadi magnet terbesar bagi wisatawan Australia. Bahkan seperti rumah kedua bagi mereka. Tidak salah bila Malindo Air membuka penerbangan rute Denpasar. Peluangnya sangat bagus," ujar Arief Yahya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, 60 persen wisman Australia adalah merupakan repeater. Itu berarti mereka sudah berwisata ke Indonesia lebih dari satu kali. Oleh karena itu, penting untuk bisa memperkenalkan daerah lain yang tak kalah indahnya.

"Nantinya kita bisa kembangkan kerja sama dengan membuka rute penerbangan ke destinasi lainnya. Seperti Yogyakarta yang telah memiliki bandara internasional baru, atau Danau Toba yang juga sudah siap. Ini peluang yang jika tidak ditangkap dengan baik maka akan diambil oleh maskapai lainnya," pungkasnya.

Makna Tersembunyi di Balik Coretan Naskah Proklamasi Asli

Naskah Proklamasi yang asli memiliki beberapa coretan. Di baliknya, tersimpan begitu banyak makna perjuangan yang sangat dalam.

Tim detikcom diizinkan meliput secara eksklusif naskah asli Proklamasi atau Naskah Proklamasi Klad di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berlokasi di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan tempatnya. Tampak jelas oleh detikcom coretan-coretan di Naskah Proklamasi Klad, seperti yang sering kita lihat di buku sejarah.

Direktur Preservasi ANRI Kandar, menjelaskan makna yang terkandung dalam naskah Proklamasi yang ditulis Sukarno itu. Menurut dia, para sejarawan pernah membahasnya mendalam, bahwa pilihan kata-kata di dalam Naskah Proklamasi memang tidak boleh sembarangan.

Pertama, keberadaan naskah Proklamasi amat penting bagi Indonesia. Karena, itu terkait dengan pengakuan dari negara-negara lain.

"Teks Proklamasi ini kan kemerdekaan kita, kalau teks yang asli nggak ada bisa disangsikan meski sudah ada yang diketik. Tapi latar belakang pengetikan itu bagaimana?" tegas Kandar.

Disebutkan dia bahwa terlihat jelas ada beberapa coretan dalam tulisan tangan dalam naskah Proklamasi. Itu memiliki makna yang luar biasa karena tidak hanya terkait dengan orang Indonesia, tapi juga punya implikasi untuk Jepang, Sekutu dan sebagainya.

"Ini ditulis menggunakan pensil. Ini ada coretan-coretan. Ini ada tulisan yang dicoret sebetulnya maknanya sangat dalam. Apa yang dicoret kata-kata 'penyerahan', jadi Bung Karno mengatakan Proklamasi itu pun tidak langsung disambung secara cepat, tapi berjeda," imbuh dia menguraikan.

Bila dicermati, ada dua kata yang dicoret dalam Naskah Proklamasi yang asli seperti dilihat detikcom. Dua kata itu adalah 'penyerahan' yang dicoret menjadi 'pemindahan'. Kemudian kata 'dioesahakan' yang dicoret menjadi 'diselenggarakan'.

"Ini sebetulnya ada beberapa kata yang dipilih. Yang dicoret di atas kata 'penyerahan' dicoret tengah 'pengambilan' dan ada 'pemberian', di antara itu. Kata yang dicoret selanjutnya ada kata-kata 'dioesahakan', diganti 'diselenggarakan'," jelas Kandar.

Kata Kandar, itulah jeritan hati rakyat Indonesia yang mengharapkan kemerdekaan lahir dan batin. Kata-kata ini dicoret supaya tidak menimbulkan pertentangan. Maka jadilah tulisan Naskah Proklamasi Klad seperti di tercatat sejarah:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - 05
Wakil2 bangsa Indonesia

Kemudian dalam versi ketik, Sayuti Melik mengubah beberapa ejaan kata dan tata bahasa. Untuk tahun tetap mengikuti tahun Jepang yaitu 2605 yang setara 1945 Masehi. Hal terakhir yang berbeda dengan naskah ketik Proklamasi (Naskah Otentik) adalah kalimat terakhirnya. Dulu, ada pendapat yang menginginkan jika naskah ini ditandatangani seluruh peserta yang hadir, namun kesepakatan kemudian berbeda.

"Agak berbeda juga dulu, yang ditulis tangan adalah 'Wakil-wakil bangsa Indonesia'. Harapannya dulu ada 50-60 orang di ruangan itu disuruh tanda tangan. Seperti Teks Kemerdekaan Amerika Serikat," kata Kandar.

"Tapi disepakati tidak menandatangani. Akhirnya di sini diganti ketikan 'Atas nama bangsa Indonesia', tidak yang ditulis," jelas dia menambahkan.

Akhirnya, jadilah Naskah Proklamasi Otentik yang versi ketikan sebagai berikut;

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Umur naskah Proklamasi yang asli pun kini sudah menginjak 74 tahun, setua republik ini yang akan merayakan ulang tahunnya. Tentu ada proses pelestarian yang dilakukan oleh ANRI agar tetap terjaga hingga kini. Bagaimana proses pengawetannya? Hal itu akan dijelaskan di artikel selanjutnya ya!