Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengatakan berbagai atraksi budaya di perayaan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ke-69 seolah menegaskan betapa Kalsel berkomitmen penuh dalam mendorong sektor pariwisatanya. Dirinya pun menyambut baik semangat Kalsel untuk mengembangkan potensi tersebut.
"Kalsel memiliki potensi pariwisata yang luar biasa untuk dikembangkan. Budayanya kuat, alamnya sudah tidak diragukan. Dan ini semakin besar dengan dukungan aksesibilitas yang mumpuni. Ada Bandara Syamsudin Noor yang sudah menjadi Bandara Internasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2019).
"Tinggal ditambah terus penerbangan langsung internationalnya, karena 60% wisatawan asing lebih memilih terbang langsung," imbuh Arief.
Untuk pengembangan atraksi, Arief pun berjanji untuk all out membantu Kalsel. Pasalnya Kalsel telah memiliki Pegunungan Meratus yang sudah menjadi Geopark Nasional. Dengan itu Kemenpar akan berjuang menjadikannya masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).
"Ini merupakan product differentiation yang paling bagus di Kalimantan, tidak ada daerah lain yang memiliki. Kemenpar akan bantu mewujutkan itu," sebutnya
Begitu juga pengembangan amenitasnya, dia mendorong penerapan Nomadic Tourism diterapkan di Kalsel. Dari mulai Glamping, Homepod, dan jenis Nomadic Tourism lainnya diyakini semakin mendukung wisata alam atau ekowisata yang dimiliki Kalsel.
Selain itu, soal SDM pihaknya akan mendorong pembentukan Prodi Pariwisata dengan kurikulum berstandar internasional di Kalsel. Dengan itu Kalsel akan memiliki SDM pariwisata yang mumpuni yang siap membangun pariwisata Kalsel.
"Pokoknya rugi kalau tidak meilih pariwisata. Karena saat ini pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar melampaui sektor migas, batubara dan minyak kelapa sawit. Dampaknya langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tahun 2019, Pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, keseriusan Kalsel membangun pariwisatanya sesuai dengan tema hari jadi Kalsel tahun ini. Tema 'Barakat Tugul, Banua Unggul' mengacu pada semangat kebersamaan masyarakat Kalsel untuk mencapat tujuan bersama. Menjadi momentum masyarakat, industri, dan pemerintah Kalsel akan pentingnya pembangunan kepariwisataan. Yang pada akhirnya mengedepankan menciptakan pertumbuhan perekonomian menciptakan lapangan kerja, serta menghapus kemiskinan terhadap masyarakat di sekitar destinasi pariwisata.
"Akhirnya dengan semangat kebersamaan dari tema tahun ini 'Barakat Tugul, Banua Unggul' marilah kita wujudkan pariwisata Kalsel menjadi destinasi dunia. Kita dorong dan maksimalkan potensi wisata yang ada di Kalsel hingga dapat bersaing dengan berbagai daerah, bahkan di mancanegara. Selamat berhari jadi yang 69 semoga jaya, Salam Pesona Indonesia," pungkasnya.
Pusat Informasi Pariwisata Harus Menampilkan Ciri Khas Budaya Setempat
Pusat Informasi Pariwisata atau Tourism Information Center (TIC) diharapkan dapat mencerminkan kekhasan budaya yang akan menjadi sarana dalam mempromosikan pariwisata di 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP).
"TIC harus menampilkan ciri khas budaya daerah setempat sehingga juga akan menjadi daya tarik pariwisata," ujar Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2019).
"Dalam penerapannya, desain arsitektur TIC nantinya akan menggunakan teknologi digital, misalnya, untuk menampilkan multimedia dan animasi di masing-masing destinasi prioritas," imbuhnya.
Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Edy Wardoyo menyatakan TIC merupakan bagian dari amenitas dan menjadi bagian penting dalam unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas).
"Dari 10 destinasi pariwisata prioritas dan satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara, masing-masing akan memiliki desain arsitektur TIC yang menjadi daya tarik pariwisata," katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Presiden Joko Widodo telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang dikembangkan menjadi 'Bali Baru' yakni, Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu, Kota Tua (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku).