Jumat, 03 Januari 2020

Traveler Mulai Nikmati Rute Citilink Denpasar-Banyuwangi

Maskapai Citilink Indonesia resmi mengoperasikan rute Denpasar-Banyuwangi dengan Airbus A320. Wisatawan kini bisa bepergian di antara 2 destinasi populer ini.

Pesawat Citilink dengan kapasitas 180 penumpang tersebut memulai penerbangan berangkat dari Bandara Banyuwangi pukul 08.00 WIB, dan menempuh perjalanan selama 40 menit untuk tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi atas dibukanya kembali jalur penerbangan yang menghubungkan Bali dan Banyuwangi secara langsung. Dengan jalur ini, kata dia, rute yang dilayani Bandara Banyuwangi semakin lengkap, mulai dari Jakarta, Surabaya, hingga Kuala Lumpur.

"Bali adalah gerbang utama pariwisata Indonesia. Tiap tahun ada 5-6 juta wisatawan mancanegara menuju Bali. Kalau Banyuwangi dapat 5 persen saja, sudah dapat minimal 250.000 wisman. Apalagi destinasi dan atraksi wisata kami terus berkembang, kami yakin Banyuwangi bakal menjadi alternatif menarik bagi turis asing untuk melakukan perjalanan wisatanya setelah atau sebelum ke Bali," ujar Anas kepada wartawan, Jumat (9/8/2019).

Dengan terhubungkannya Banyuwangi dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan wisata di Indonesia, Anas optimis kunjungan wisatawan akan semakin meningkat. Dan sebentar lagi, rute Banjarmasin-Banyuwangi dilayani Xpress Air pada 10 Agustus 2019.

"Ini ujungnya akan mengembangkan Banyuwangi, khususnya di sektor pariwisata. Dan saya yakin, kunjungan wisata Banyuwangi akan terus meningkat seiring penerbangan ke Banyuwangi yang kian semarak," kata Anas.

Pesawat Citilink memulai penerbangan dari Bandara Banyuwangi menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar setiap harinya pada pukul 08.00 WIB dan mendarat di Bandara Ngurah Rai pukul 09.40 WITA. Selanjutnya, pesawat akan bertolak dari Bali menuju Banyuwangi pada pukul 10.05 WITA.

Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri melonjak dari 7.826 orang pada 2010 menjadi lebih dari 366.164 pada 2018.

Untuk kunjungan wisatawan Nusantara, melonjak dari 500 ribu wisatawan pada 2010 menjadi 5,3 juta orang pada 2018. Adapun wisatawan mancanegara naik dari kisaran 7.000 (2010) menjadi 127.420 wisman pada 2018 lalu. Tingkat kepuasan wisman di Banyuwangi khususnya Kawah Ijen, berdasarkan big data TripAdvisor, cukup tinggi, yaitu 76 persen wisman memberi nilai "excellent". Capaian itu di atas rata-rata destinasi lain di Indonesia.

Dikatakan Dadang Teguh Setiawan District Sales Manager Citilink Banyuwangi, pada penerbangan perdana rute Banyuwangi - Denpasar ini, pesawat mengangkut 151 penumpang. Untuk itu, dia mengaku rute ini bakal memiliki prospek cerah. Terbukti, penerbangan perdana sudah dijejali penumpang.

"Bahkan untuk Sabtu besok (10/8/2019), penumpang yang akan terbang ke Bali dari Banyuwangi sudah mencapai 106 orang. Sebaliknya Denpasar - Banyuwangi sudah terisi 141 pax," katanya.

Dadang pun optimis tingkat keterisian penumpang ini akan terjaga dengan baik. Mengingat Banyuwangi yang telah terkoneksi dengan Jakarta maupun Kuala Lumpur akan memudahkan wisatawan.

"Wisatawan dari Kuala Lumpur yang berlibur ke Banyuwangi bisa dengan mudah melanjutkan perjalanannya ke Bali, pun sebaliknya. Ataupun mereka yang dari Jakarta, bisa lanjut ke Bali keesokan harinya. Banyuwangi kini bisa dibilang menjadi mini hub. Ini tentunya akan memudahkan wisatawan bepergian," kata Dadang.

Selain itu, lanjut Dadang, daya tarik Banyuwangi lainnya adalah keunikan destinasi dan budaya lokal. "Banyuwangi punya Kawah Ijen dengan eksotika api biru yang telah mendunia, 99 atraksi wisata seni budaya yang digelar sepanjang tahun. Apalagi, fasilitas di Banyuwangi semakin lengkap dengan banyaknya hotel berbintang baru. Untuk itu, kami optimis dengan dibukanya rute baru ini," pungkas Dadang.

Coca-Cola Vs Sake di Papua

 Papua punya banyak cerita. Tak hanya suku dan alamnya, tapi ada sejarah dunia yang terjadi di sana. Peperangan antara AS melawan Jepang di Perang Dunia II.

Indonesia tak bisa lepas dari sejarah Perang Dunia II (1939-1945). Perang dengan tokoh utama Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu melawan Jepang.

Perang Dunia II dimenangkan oleh sekutu, meski dengan cara mengenaskan yakni mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Tahun 1945 Jepang mengaku kalah dan menyerah, lantas Indonesia pun berhasil merdeka dari jajahannya.

Bicara Perang Dunia II, maka Papua tak bisa dilepaskan. Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan bahwa Papua adalah tempat pertempuran hebat antara AS melawan Jepang pada Perang Pasifik yang menjadi bagian Perang Dunia II.

"Papua adalah satu-satunya tempat pertempuran hebat antara AS melawan Jepang di masa Perang Pasifik di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Oleh sebab itu, ditemukan banyak kerangka tentara Jepang dan AS di sana," terangnya kepada detikcom, Kamis (8/8/2019).

Mengenai Perang Pasifik secara singkat, perang ini terjadi antara tahun 1941-1945. Kala itu, Jendral Douglas MacArthur yang memimpin pasukan AS di Filipina, dipukul mundur sampai ke Australia oleh tentara Jepang. Sebelumnya, Jepang sudah lebih dulu memborbardir pangkalan perang AS di Pearl Harbor, Hawaii.

Namun di tahun 1944, Jendral Douglas MacArthur bersama pasukannya kembali untuk melawan Jepang. Dia berlabuh di Jayapura, kemudian memakai strategi 'Lompat Katak'. Pelan-pelan dari Papua sampai Morotai, AS mengalahkan Jepang.

Hingga akhirnya, Jendral Douglas MacArthur gantian memukul mundur Jepang di tahun 1945. Jepang pun kalah.

"Pertempuran AS melawan Jepang di Papua terjadi di Jayapura, Sarmi, Biak, Tambrauw, Sorong, teluk Bintuni, Fakfak dan Kaimana," terang Hari.

Coca-Cola Vs Sake

Hari yang sudah dari tahun 2008 menjadi peneliti di Balai Arkeologi Papua menjelaskan, banyak sisa-sisa peninggalan peperangan antara AS dan Jepang. Termasuk, tulang belulang manusia!

"Diperkirakan ada 20 ribu tulang belulang pasukan Jepang, sedangkan tentara AS sekitar ratusan. Tulang belulangnya kadang dijumpai bercampur di satu tempat," terang pria asal Yogyakarta tersebut.

Pemerintah Jepang sejak tahun 2011 mengembalikan tulang belulang tentaranya ke negaranya. Sempat berhenti di tahun 2013, kini lanjut lagi dengan MoU antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia. Pihak AS, juga ingin melakukan hal serupa.

"Pihak Jepang hanya mengambil bagian tengkorak untuk dikremasi dan abunya dibawa ke Jepang. Abunya akan disemayamkan di Kuil Yasukuni, suatu kuil untuk menghormati korban perang dan pahlawan Jepang saat Perang Pasifik," papar Hari.

Selain itu, peninggalan-peninggalan perang lainnya yakni tank, senjata hingga kapal terbang yang tenggelam. Namun yang menarik perhatian, adalah peninggalan tentara AS dan Jepang berupa botol Coca-Cola dan botol sake.

"Pasukan Jepang di markasnya minum sake, sedangkan pasukan AS minum Coca-Cola," kata Hari.

Botol Coca-Cola dan sake tersebut ditemukan di Pulau Wakde, Samri. Kini, disimpan di Balai Arkelogi Papua di Jayapura dan kondisinya masih baik.

Tapi, ada satu lagi. Botol bir peninggalan tentara Australia yang bergabung dengan sekutu!

"Kalau bosnya, Jendral Douglas MacArthur makan es krim dia," ujar Hari sambil tersenyum.

Beberapa peninggalan Perang Pasifik, kini menjadi destinasi wisata dan ada juru peliharanya. Sebut saja, Situs Tugu Yamagata, Situs Pendaratan Sekutu, Situs Tugu MacArthur dan Situs Pendaratan Jepang.

"Ada Tanda Peringatan di Kampung Puay, Sentani yang dibuat oleh Kedubes Jepang. Di situ banyak ditemukan tulang belulang tentara Jepang," jelas Hari.

Perang Pasifik merupakan sejarah dunia yang tersimpan di Papua. Menurut Hari, sayangnya Pemerintah Provinsi Papua belum membangun museum khusus untuk memperingati sejarah tersebut.

"Untuk mengenang Perang Pasifik dan menyelamatkan artefak peninggalan perang, di Morotai sudah dibuat museum. Sedangkan di Papua, belum ada museum yang khusus untuk mengenang Perang Pasifik," harap Hari.