Jumat, 03 Januari 2020

Gunung Slamet Berstatus Waspada, Ini Imbauan Buat Pendaki

Status Gunung Slamet, Jawa Tengah dinyatakan meningkat dari level I (normal) menjadi level II (waspada). Ini imbauan buat wisatawan atau pendaki.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Slamet, Jawa Tengah, dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada). Dalam beberapa waktu terakhir aktivitas vulkanik Gunung Slamet mengalami peningkatan. Sejak Juni hingga 8 Agustus tercatat telah terjadi 51.511 kali gempa hembusan, 5 jali gempa tektonik lokal dan 17 kali gempat tektonik jauh.

Dalam informasi dari akun Instagram kabargeologi yang merupakan akun resmi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Jumat (9/8/2019) potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 km. Atau, erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah tanpa ada gejala vulkanik yang jelas.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menuturkan, aktivitas pendakian dihentikan. Pendaki juga diimbau tidak naik ke Gunung Slamet untuk perayaan upacara kemerdekaan 17 Agustus nanti.

"Apalagi ada 17 Agustus ada upacara jangan sampai naik ke wilayah 2 Km," katanya di Kantor PVMBG, Kota Bandung.

"Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak Gunung Slamet," tulis informasinya.

Menikmati Pesona Pantai Eksotis di Busan

Busan di Korea Selatan memiliki destinasi yang tak kalah menarik dengan Seoul dan Pulau Jeju. Pantai eksotis terhampar, kamu tinggal memilih mau ke mana.

Korean wave atau terkenal dengan sebutan halyu membuat Korea Selatan begitu terkenal dengan k-pop, k-drama, k-food dan semua dengan imbuhan k di depannya. Korea Selatan memiliki banyak kota yang menarik untuk dijelajahi.

Tidak hanya Seoul dan Pulau Jeju yang tersohor dengan tempat-tempat wisata yang terkenal, Busan sebagai kota terbesar kedua di Korea Selatan juga memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan keindahan alam dengan kuliner khas dan wisata sejarah yang beragam.

Istimewanya, Busan memiliki banyak pantai eksotis dengan pesonanya yang begitu istimewa. Deburan ombak dan angin semilir pantai, ditambah dengan sungguhan senja ataupun indahnya matahari terbit yang begitu romantis, jadi momen yang sayang sekali untuk dilewatkan. Berikut ini indahnya pantai-pantai eksotis di Busan yang bisa jadi rekomendasi menghabiskan momen istimewa dengan orang-orang terkasih:

1. Pantai Dadaepo, pantai eksotis terbaik untuk menikmati pesona senja

Pantai ini berada paling ujung subway line no.1 di Busan. Perjuangan yang cukup panjang untuk sampai di Pantai Dadaepo untuk yang berada di daerah sekitaran Nopo. Ujung ke ujung, membutuhkan waktu sekitar satu jam. Tenang, perjuangan terbayarkan ketika bisa melihat indahnya lembayung senja. Indah yang selalu dinanti setiap orang sebagai penutup hari yang begitu spesial.

Banyak spot menarik yang bisa dijelajahi di Pantai Dadaepo ini. Jalan khusus dari kayu panjang membentang, ada juga spot khusus, yaitu teropong untuk melihat laut lebih dekat. Banyak juga tempat duduk dan hamparan rumput luas untuk piknik bersama keluarga.

Pantai Dadaepo ini juga punya ombak yang besar jadi banyak wisatawan ataupun penduduk lokal yang berselancar di sini. Replika kerangka anjing juga menjadi objek foto yang manis di dekat bibir pantai, cocok dengan background senja yang indahnya begitu istimewa.

2. Pantai Haeundae, pantai terbaik untuk menikmati musim panas di Busan

Selalu ramai pengunjung apalagi saat musim panas. Haeundae menjadi pantai paling popular yang direkomenasikan oleh para traveler. Mempunyai garis pantai yang cukup panjang dengan puluhan payung berjajar di bibir pantai. Sehingga tampak semakin indah serta berwarna-warni dari kejauhan.

Pantai Haeundae terletak di antara Pulau Dongbaekseom dan Bukit Dalmaji. Banyak bangunan tinggi, serta hotel-hotel berjajar yang ada di sepanjang pesisir pantai menjadikan pantai ini terlihat begitu indah dan mewah.

Khusus Idul Adha, Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Tutup 3,5 Jam

Bandara Sultan Iskandar Muda akan tutup 3,5 jam hari Minggu (11/8) nanti. Hal ini dilakukan untuk menghormati petugas bandara yang melakukan salat Idul Adha.

Manajemen Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh menghentikan operasional bandara selama 3,5 jam saat lebaran Idul Adha. Penutupan ini dilakukan untuk menjawab permintaan Bupati Aceh Besar Mawardi Ali.

"Setelah dilakukan koordinasi, imbauan Bupati Aceh Besar tersebut dapat diakomodir dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, manajemen Bandara SIM menghentikan sementara operasional bandara pada 11 Agustus 2019 dari pukul 07.25 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB," kata GM PT Angkasa Pura-2 Bandara Sultan Iskandar Muda, Yos Suwagiono, Jumat (9/8/2019).

Saat operasional dihentikan, petugas bandara akan melaksanakan salat Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban. Kegiatan itu dilakukan di halaman parkir Bandara SIM.

Menurut Yos, untuk tahun ini Bandara SIM akan menyembelihkan empat ekor sapi dan satu ekor kambing. Daging qurban ini nantinya dibagikan kepada masyarakat sekitar bandara.

"Terkait penyembelihan hewan qurban, manajemen bandara SIM sudah melaksanakannya setiap tahun. Namun, penyelenggaraan salat Idul Adha bersama di bandara, ini untuk yang pertama kali diadakan oleh Bandara SIM," jelas Yos.

"Untuk itu, Bandara SIM membutuhkan dukungan positif dari semua pihak, baik dari komunitas bandara, pemerintah daerah dan segenap lapisan masyarakat agar pelayanan kepada pengguna jasa bandara menjadi lebih baik dengan tetap mendukung penerapan syariat Islam yang kaffah di Provinsi Aceh," ungkapnya.

Seperti diketahui, pada jam 7.25 WIB sampai 11.00 WIB, ada dua penerbangan ke Bandara SIM. Keduanya yaitu Air Asia dari Kuala Lumpur mendarat pukul 08.00 WIB serta Citilink dari Bandara Halim mendarat pukul 09.00 WIB.

Diberitakan sebelumnya, permintaan larangan penerbangan ini dilakukan Bupati Aceh Besar Mawardi Ali lewat surat yang dikirim ke GM Angkasa Pura. Perihal surat tersebut adalah 'Menghentikan penerbangan saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha'.

"Kepada seluruh maskapai penerbangan yang melakukan take off dan landing di Bandara SIM, Aceh Besar, untuk menghentikan penerbangan pada saat hari pertama Idul Fitri dan Idul Adha mulai pukul 00.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Kepada seluruh komunitas bandara dan kru pesawat untuk melaksanakan salat Idul Fitri dan Idul Adha di bandara atau di tempat masing-masing," bunyi sub poin b surat tersebut seperti dikutip detikcom.

Penutupan itu juga merujuk pada perayaan Nyepi, yang menghentikan seluruh penerbangan sehari penuh. Bupati Mawardi berharap agar hal itu bisa terjadi di Aceh Besar.

"Kenapa di Bali bisa sampai 24 jam, kalau hari Nyepi itu dari jam 6 pagi sampai jam 6 pagi besoknya. Itu tidak ada pesawat. Jangankan pesawat yang terbang, pesawat yang bergerak saja tidak ada," ungkap Mawardi di kediamannya di kawasan Lambaro, Aceh Besar, Jumat (26/7/2019).