Senin, 06 Januari 2020

Kisah Pesawat Kecil Airbus Digadang Jadi Andalan di Masa Depan

Pada akhir 1950-an, para pelancong kagum dengan kecepatan dan kenyamanan pesawat Douglas DC-8s dan Boeing 707s. Pesawat itu jadi era baru penerbangan internasional, meski kadang-kadang pesawat itu tidak bisa langsung mencapai tujuan dan berhenti mengisi bahan bakar di tengah perjalanan hingga peningkatan selanjutnya.

Kemudian, 50 tahun yang lalu, pada tahun 1969 muncul pesawat jumbo Boeing 747. Bernama Queen of the Skies, pesawat ini mengubah dunia penerbangan selamanya.

Tidak berlangsung lama, maskapai menggeser pesawat berbadan lebar seperti 747 dan sejenisnya, seperti Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar dari perjalanan jarak jauh. Selama beberapa dekade, pesawat dengan dua lorong seperti Boeing 767 dan 777, dan Airbus A330, A350 dan A380 telah menjadi standar untuk perjalanan internasional.

Sementara itu, untuk jarak menengah ada pesawat lorong tunggal Boeing 757 sejak pertengahan 1980-an. Untuk rute trans-Atlantik, maskapai-maskapai masih mencari pesawat untuk memperbarui armada mereka.

A321XLR telah ditingkatkan

American Airlines telah memilih A321XLR untuk menggantikan 757-nya yang sudah menua, dengan pesanan ke Airbus sebanyak 50 buah. "A321XLR sangat serbaguna, dan saya pikir itu adalah bagian penting untuk maskapai," kata Jeff Knittel, ketua dan CEO, Airbus Amerika.

"Pesawat ini merupakan perluasan kemampuan pesawat satu lorong satu daripada yang lainnya. Ini bukan pengganti pesawat berbadan lebar," imbuh dia.

Berkat efisiensi dan fleksibilitas, A321XLR dapat dijadwalkan maskapai di penerbangan penghubung singkat, lalu terbang jarak jauh di penerbangan berikutnya. Agar mampu terbang jauh, A321XLR dilengkapi tangki bahan bakar yang terletak di belakang sayap.

Roda pendaratan pesawat A321XLR juga telah ditingkatkan. Tentunya agar mampu menahan bobot ekstra bahan bakar dan bobot lepas landas keseluruhan pesawat yang akan meningkat dibandingkan dengan model A321 lainnya.

Pengalaman penumpang saat penerbangan jarak jauh

Airbus memiliki pengalaman melakukan penerbangan terpanjang di Bumi dengan pesawat jarak jauh A350ULR yang lebih besar. Saat ini, digunakan Singapore Airlines untuk rute non stop Singapura-New York selama lebih dari 19 jam.

Menurut Knittel, pengalaman itu telah diterapkan pada A321XLR. Pengoptimalan pesawat dari perspektif pengalaman penumpang untuk penerbangan jarak jauh hingga 10 jam penerbangan, meliputi kenyamanan toilet, penyimpanan air atau sampah.

A321XLR akan dilengkapi dengan Airspace interior kabin terbaru. Dinding sampingnya akan memiliki kontur yang sudah di atur ulang, lampu LED yang dapat diprogram, dan bagasi kabin lebih besar sekitar 40% lebih besar volumenya.

Pendukung lainnya seperti konfigurasi kursi, serta hiburan dalam penerbangan dan sistem konektivitas tergantung pada masing-masing maskapai. Tapi, kecepatan A321XLR lebih rendah daripada sepupu berbadan lebarnya.

Sebagai contoh, penerbangan dari Paris ke Boston bisa memakan waktu hingga 50 menit lebih lama dalam A321XLR dibanding A350.

Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi total waktu penerbangan. A321XLR mungkin sedikit lebih lambat, sehingga maskapai dapat menawarkan lebih banyak kursi dengan tarif lebih rendah pada penerbangan tersebut dan sebaliknya.

A321XLR pertama akan diluncurkan dari industri perakitan Airbus di Mobile, Alabama dan Hamburg, Jerman, pada 2023 atau 2024. Maskapai penerbangan dan perusahaan leasing, seperti JetBlue Airways, Iberia, Air Lease Corp dan Saudi Arabian Airways telah memesan pesawat ini atau mengubah pesanan sebelumnya.

Minggu, 05 Januari 2020

9 Tips Aman Mendaki Gunung Penanggungan di Mojokerto

Gunung Penanggungan di Mojokerto jadi favorit pendaki pemula untuk liburan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Inilah tips aman untuk mendakinya

Karena berketinggian 1.653 mdpl, banyak pendaki yang meremehkan. Akibatnya kecelakaan dan serangan hipotermia pun mengancam. Dihimpun detikcom, Selasa (6/8/2019) ini tips agar aman dan nyaman saat mendaki Gunung Penanggungan saat liburan 17 Agustusan:

1. Pakai jalur Tamiajeng

Jalur Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto paling banyak dilalui para pendaki ke Gunung Penanggungan. Selain tidak terlalu terjal, jalur ini juga paling dekat dengan Puncak Penanggungan atau Pawitra di ketinggian 1.653 mdpl. Rute pendakian ini dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari.

2. Persiapan naik gunung yang serius, jangan meremehkan

Sekretaris LMDH Sumber Lestari Khoirul Anam mengatakan, tak sedikit pecinta alam yang meremehkan Gunung Penanggungan lantaran tidak terlalu tinggi jika dibandingkan gunung lainnya di Jatim. Sehingga para pendaki kurang persiapan saat melakukan pendakian.

"Paling sering pendaki mengalami hipotermia. Rata-rata mereka meremehkan karena dianggap gunung kecil sehingga kurang persiapan, seperti tidak membawa tenda, jaket, sleeping bag dan matras," kata Anam kepada detikcom beberapa waktu lalu.

3. Jangan turun gunung sambil berlari

Selain itu, lanjut Anam, kecelakaan kerap dialami pendaki saat turun dari Puncak Pawitra menuju ke Puncak Bayangan sekitar 1.200 mdpl. Lagi-lagi karena pendaki meremehkan medan di gunung ini. Sehingga mereka memilih turun sambil berlari.

"Dari top (Puncak Penanggungan) ke Puncak Bayangan kecuramannya sekitar 60-80 derajat. Saran kami jangan lari, kalau terpeleset bisa 10 meter jatuhnya. Paling sering pendaki mengalami cedera engkel karena terjatuh," ungkapnya.

4. Perhatikan kondisi fisik dan istirahat

Oleh sebab itu, kata Anam, para pecinta alam diminta mempersiapkan diri dan membawa peralatan lengkap sebelum naik ke puncak Penanggungan. Khususnya bagi pemula wajib melakukan pemanasan dengan joging dan istirahat cukup sebelum pendakian.

5. Perlengkapan kemping harus lengkap

Para pendaki juga wajib membawa tenda, jaket, sleeping bag, sepatu, matras dan perbekalan yang cukup. Berbagai peralatan tersebut sangat membantu saat pendaki mengalami hipotermia. Terlebih lagi pada musim kemarau seperti saat ini, suhu di Gunung Penanggungan lebih dingin.

"Paling sering pendaki hanya pakai sandal dan tidak membawa tenda. Kalau tidak bawa tenda, terpaksa baru kami bolehkan naik jam 12 malam. Karena sampai puncak sekitar jam 5 pagi saat matahari terbit. Sehingga mereka tidak terlalu kedinginan," terangnya.

6. Bawa air minimal 3 liter/orang

Tidak ada air di atas Gunung Penanggungan. Oleh karena itu setiap pendaki wajib membawa bekal air.

"Di atas (Gunung Penangungan) tidak ada mata air. Sehingga setiap pendaki wajib membawa bekal air minum paling sedikit 3 liter per orang," kata Khoirul.

7. Wajib registrasi

Registrasi juga sangat penting dilakukan para pendaki sebelum naik ke Penanggungan. Proses ini untuk memudahkan tim SAR melakukan pencarian saat terjadi kondisi darutat. Setiap pendaki wajib menuliskan identitas, alamat lengkap, nomor ponsel dan jam keberangkatan di buku register yang disediakan di Pos 1 Desa Tamiajeng.

Saat registrasi, setiap kelompok pendaki akan diberi peta jalur pendakian, brosur berisi imbauan keselamatan dan kantong plastik untuk membawa sampah. Para pendaki juga akan mendapatkan pengarahan singkat dan pengecekan peralatan dari petugas LMDH Sumber Lestari.

8. Jangan panik dalam situasi darurat

Saat terjadi kondisi darurat, para pendaki diminta tidak panik. Menurut Anam, pendaki bisa menghubungi nomor ponsel atau saluran HT petugas SAR. Petugas pantau dari LMDH Sumber Lestari dan SAR Penanggungan siaga 24 jam di 4 pos pendakian dan Puncak Bayangan.

"Kami juga rutin patroli. Kalau kondisi darurat masih bisa telepon atau SMS ke nomor kami karena sinyal ponsel masih ada sampai puncak. Tidak terlalu banyak blank spot," tandasnya.

9. Siap-siap ramai saat libur 17 Agustusan

Gunung Penanggungan menjadi tempat favorit para pecinta alam di Jatim untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI. Lebih dari 3 ribu pendaki naik ke gunung ini untuk menggelar upacara detik-detik proklamasi dan membentangkan bendera raksasa.

Penanggungan juga menjadi gunung suci bagi umat Hindu dan Budha. Terdapat ratusan situs purbakala di tubuh gunung ini. Situs-situs tersebut antara lain berupa candi, punden berundak, gapura dan goa yang dibangun sebelum era Majapahit abad 10 masehi sampai Majapahit akhir pada abad 15 masehi.

Sehingga Gunung Penanggungan ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Provinsi sejak Januari 2015. Kamu yang akan mendaki ke sana persiapkan segala sesuatunya secara matang ya!