Minggu, 01 Maret 2020

Tasikmalaya, Kota Transit yang Pariwisatanya Tumbuh Pesat

Tasikmalaya jadi kota transit bagi traveler yang akan menjelajah Priangan Timur. Tak hanya itu, pariwisatanya pun tumbuh pesat.

Perkembangan itu didukung dengan bertambahnya moda transportasi di Tasikmalaya. Anda bisa menggunakan pesawat, kereta api hingga bus untuk ke kota ini.

"Menurut pengamatan saya, hotel di sini mulai menjamur. Mulai 2013 kota ini menjamur hotelnya. Setiap tahun bertambah 2 dengan nama perusahaan yang cukup ternama," kata Serka Bisri dari Kesatuan Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, Jumat (8/2/2019).

Ia sudah 8 tahun bertugas di Tasikmalaya. Dikatakannya bahwa kota ini seperti kota transit. Kenapa demikian?

"Sebagai kota transit karena ketika Anda tiba di sini itu berarti sudah waktunya istirahat. Apalagi perjalanan dari Jakarta dan Bandung pasti sudah lelah sampai sini sebelum melanjutkan perjalanan ke Jawa bagian selatan lainnya," jelas Bisri.

Traveler yang datang ke Kota Tasikmalaya bisa berwisata ke Gunung Galunggung atau wisata alam lain. Kalau hanya di kota bisa jalan-jalan ke pusat kerajinan, terutama pembuatan payung dan bordirnya yang terkenal.

Pernyataan Serka Bisri diamini Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, yakni saat ini sudah banyak hotel bermunculan di wilayahnya. Hal itu menandakan perkembangan ekonomi baru yang signifikan dan sedang bergerak di sini.

Semua itu tak terlepas adanya konektivitas transportasi udara di Tasikmalaya yang sudah beroperasi sejak pertengahan 2017. Pemangkasan waktu dan kemudahan dari ibukota negara ke Tasikmalaya jadi alasannya.

"Pariwisata dengan adanya bandara memberi alternatif kemudahan transportasi bagi pengunjung. Adanya bandara membuat kunjungan kita meningkat," jelas Budi.

"Perhotelan di sini okupansinya memuaskan. Rata-rata setengahnya di hari biasa. Mereka yang mengisi adalah pebisnis. Malah di weekend cenderung turun," pungkas walikota itu.

Pantauan detikTravel di Bandara Wiriadinata, banyak penumpang yang menggunakan pesawat sebagai moda perjalanannya. Di antara penumpang ada turis mancanegara.

"Di sini banyak kunjungan bule juga. Mereka ada yang bekerja sebagai pengajar dan ada pula yang liburan," kata Bisri menambahkan.

Sandiaga Kritik Pariwisata, Faktor Transportasi Memang Masih Masalah

Cawapres 02 Sandiaga Uno mengkritik pariwisata Indonesia yang belum dioptimalkan. Untuk sektor transportasi dinilai memang masih menjadi kelemahan.

Kritikan Sandiaga Uno ini dilontarkan saat dia berada di Telaga Sarangan di Magetan, Jatim lewat postingan Instagram. "Saya dan Pak @prabowo yakin masih banyak potensi wisata di Indonesia yang belum dikembangkan secara maksimal," tulis Sandi.

Sandi memang tidak merinci, sektor pariwisata mana saja yang belum dikembangkan maksimal. detikTravel pun mewawancarai pakar pariwisata dan dosen Program Studi Pariwisata Vokasi Universitas Indonesia, Diaz Pranita.

Menurut Diaz, Kemenpar sebenarnya dinilai sudah baik untuk soal branding pariwisata dan penyelenggaraan event pariwisata. Namun untuk aksesibilitas, Diaz menilai pemerintah masih keteteran. Banyak jalan dibangun, namun akses masih belum merata.

"Akses masih belum merata di tiap daerah terutama daerah wisata. Sistem transportasi juga masih belum terintegrasi," kata Diaz, Jumat (8/2/2019).

Menurut Diaz, idealnya ke daerah tujuan wisata bisa menggunakan transportasi umum yang nyaman misalnya bus atau kereta atau moda transportasi lain. Tren pariwisata ke depan adalah free independent traveler (FIT) dan mereka butuh konektivitas kendaraan umum yang baik.

"Kalau di Indonesia kebanyakan turis masih bingung kalau traveling sendiri padahal tren wisata sekarang adalah turis merencanakan perjalanan sendiri atau customized," kata dia.

Aspek lain adalah digitalisasi informasi pariwisata yang belum merata juga. Masih banyak atraksi dan fasilitas wisata yang belum bisa diakses secara online.

"Informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata juga masih banyak yang belum bisa diakses secara online jadi agak merepotkan kalau merencanakan perjalanan secara pribadi," tutupnya.

Batu di Kuil Kyoto Ini Dipercaya Bisa Meramal

 Bingung mencari destinasi unik di Jepang? Kamu bisa kunjungi Kuil Fushimi Inari Taisha yang terkenal di Kyoto. Di sana ada batu yang dipercaya bisa meramal!
Jepang memang sudah terkenal dengan berbagai jenis warisan budayanya. Apalagi kalau kamu sedang main ke Kyoto, kamu bisa banyak menemukan tempat-tempat indah yang unik dan menarik. Salah satu destinasi yang populer di Kyoto adalah kuil Fushimi Inari Taisha, di mana kuil ini adalah salah satu dari 30.000 kuil Shinto di Jepang yang memuja Dewa Inari. Dewa Inari adalah dewa kesuburan panen, kelancaran bisnis, ketentraman keluarga, dan pengabul permintaan.

Dewa Inari sering digambarkan dan diidentikkan dengan hewan rubah. Banyaknya patung rubah disini membuat kuil ini semakin populer. Patung rubah ini terkadang memiliki kunci di mulutnya, yang mewakili kunci gudang beras di masa lampau. Di depan pintu masuk, kamu akan melihat gerbang kuil yang menjulang tinggi dimana disekitarnya kamu akan menemukan beberapa toko yang menjual segala macam souvenir terkait rubah.

Disini kamu bisa melihat salah satu terowongan gerbang panjang berwarna merah yang tampaknya tidak ada habisnya. Terowongan ini tersusun dari kumpulan gerbang merah yang disebut dengan torii. Untuk mengucapkan terima kasih kepada dewa kuil, pengunjung menyumbangkan torii saat keinginan mereka terkabul atau saat berdoa untuk kemakmuran.

Tradisi ini telah dilakukan selama beberapa abad, dan sebagai hasilnya kuil ini telah mengumpulkan gerbang yang tak terhitung jumlahnya, sehingga diberi nama Senbon Torii yang artinya seribu gerbang. Di sisi kiri, kamu akan melihat nama donatur atau perusahaan yang menyumbangkan torii (diberikan menggunakan tahun kekaisaran Jepang). Di sisi kanan, kamu akan melihat tanggal saat torii disumbangkan. Tergantung ukurannya, biaya untuk membangun satu gerbang sekitar 180.000 hingga 1.300.000 yen.

Setelah mendaki sepanjang Senbon Torii, kamu akan tiba di Okusha Hohaisho yaitu salah satu tempat berdoa, dimana ada sebuah batu yang disebut 'Omokaru Ishi yang artinya batu ringan atau berat. Batu ini menjadi sangat unik dan istimewa karena memiliki nilai spiritual yang tinggi sehingga dipercaya penduduk setempat mampu memprediksi kemungkinan tercapainya sebuah keinginan.

Jika ingin mencoba, pertama kali kamu memberi sumbangan kecil ke dalam kotak yang tersedia kemudian membuat keinginan di depan batu sebelum mengangkatnya. Jika batu itu lebih ringan dari yang kamu pikirkan, keinginan kamu mungkin segera terwujud. Namun, jika batu itu lebih berat dari yang kamu pikirkan, keinginan kamu mungkin perlu waktu yang lebih lama untuk tercapai.

Kuil Fushimi Inari Taisha ini ramai setiap hari dengan pengunjung baik dari dalam dan luar negeri. Sebagian besar pengunjung datang untuk berdoa demi kesejahteraan mereka, sehingga di sekitar aula utama bisa menjadi sangat ramai. Tips untuk kamu yang mau berkunjung kesini, pergilah lebih awal pada pagi hari kerja. Kamu juga akan lebih puas menjelajahi jalur pendakian menuju kuil karena butuh waktu yang cukup lama untuk kamu bisa sampai di ujung gerbang.

Jadi apakah kamu tertarik mencoba destinasi unik yang satu ini?

Ayo rencanakan liburanmu yang anti ribet, dengan menggunakan satu aplikasi saja untuk mengatur segala persiapannya yaitu dengan aplikasi tiket.com. Kamu bisa pesan tiket pesawat, penginapan, sewa mobil, hingga tiket masuk ke berbagai tempat wisata loh! Saya selalu pakai aplikasi ini terutama untuk membeli tiket pesawat tanpa perlu khawatir apapun karena #semuaadatiketnya. Udah pasti paket komplit deh aplikasi yang satu ini!

Sebelum liburan kamu juga bisa mengunjungi blog tiket.com yang banyak memberikan tips dan trik loh! Dengan bertransaksi di tiket.com, kamu juga bisa mengumpulkan TIX Point dengan yang nantinya dapat ditukar dengan berbagai penawaran menarik. Salah satunya bisa dipakai sebagai potongan harga untuk transaksiƂ di tiket.com. Ayo tunggu apalagi, segera ajak keluarga dan teman-temanmu untuk liburan ke sini!