Minggu, 01 Maret 2020

Terkait Wacana Penutupan TN Komodo, KLHK Akan Buat Tim Terpadu

Wacana penutupan TN Komodo oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tengah dibicarakan bersama dengan pihak KLHK. Rencananya akan dibuat tim terpadu.

Bertempat di lantai 8 ruang rapat Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Jakarta, Rabu (6/2/2019), pihak KLHK bersama Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov NTT, Alexander Sena serta sejumlah stakeholder terkait membicarakan kelanjutan wacana tersebut.

Hadir sebagai pemimpin rapat, Dirjen KSDAE Wiratno mengatakan pihaknya akan membuat tim terpadu bersama. Tugas tim ini untuk meneliti lebih jauh terkait Komodo di TN Komodo sebelum mengeluarkan keputusan lebih lanjut.

"Menteri LHK akan membentuk tim terpadu untuk melakukan kajian tentang kemungkinan penutupan sementara Pulau Komodo serta membuat prediksi masa depan pengelolaan TN Komodo sebagai kawasan eksklusif," ujar Wiratno.

Dijelaskan oleh Wiratno, tim terpadu tersebut akan melibatkan sejumlah stakeholder yang berkepentingan dengan TN Komodo. Tugas tim terpadu tersebut adalah untuk melakukan riset lebih jauh sebagai dasar pengambilan keputusan.

"Tim terpadunya tentu unsur daerah dari Kabupaten, biro hukum Bappeda, KLHK, dibarengi dengan timnya dari LIPI, Kemenpar, LSM ada Komodo Survival Program yang sudah berkecimpung 15 tahun). Tim di SK-kan oleh Menteri LHK dan melapor termasuk Dirjen KSDAE," ujar Wiratno.

Dijelaskan, kalau tim terpadu tersebut akan langsung dibuat dalam tempo sesingkat-singkatnya. Tim tersebut dikatakan akan mulai bekerja dari sekarang hingga waktu yang telah ditentukan. Sebelumnya, tim terpadu diketahui akan mengabarkan update lebih dulu ke Menteri lhk pada bulan Juli 2019.

"Penutupan atau pembukaan kembali suatu kawasan konservasi diputuskan atas pertimbangan ilmiah dan kondisi tertentu. Untuk TN Komodo, tim terpadu akan memberikan rekomendasi kepada KLHK dan Dirjen KSDAE pada bulan Agustus 2019," ujar Wiratno.

Turut hadir dalam rapat, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT, Alexander Sena yang mewakili Gubernur NTT Viktor. Dia mengatakan pihaknya ingin bekerja sama dengan KSDAE untuk mengawasi keberlangsungan Komodo di wilayahnya.

"Pemerintah ingin membangun kerjasama dengan KSDAE untuk mempertahankan habitat asli, jadi berkembang apa adanya secara liar dan kita akan memperhatikan rantai makanan. Kita tingkatkan populasinya. Kita harapkan populasi Komodo harus lebih meningkat.

Ini Tempat Wisata Kuliner Halal di Pattaya

Liburan ke Pattaya, cukup mudah mencari restoran halal. Lokasinya pun ada yang berdekatan dengan masjid.

Walaupun Islam bukan agama mayoritas di Thailand, namun untuk mendapatkan makanan halal di kawasan wisata Pattaya bukanlah hal sulit. Salah satu rumah makan halal yang menjadi favorit wisatawan muslim yg datang ke Pattaya adalah Amir Halal Food.

Saat pertama datang ke rumah makan ini, terdapat tulisan sambutan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia, yaitu Selamat Datang. Tidaklah heran jika turis dari Indonesia cukup diistimewakan, sebab sebagian besar pengunjung rumah makan ini adalah wisatawan Muslim yg berasal dari Indonesia.

Rumah Makan Amir Halal Food cukup sederhana, dan tersedia bagian dalam yang berpendingin udara, serta bagian luar. Untuk hidangan yang disajikan tentu saja aneka makanan khas Thailand dengan rasa yang lezat dan dapat dipastikan kehalalannya.

Saat singgah di rumah makan ini, masakan yang saya dan rombongan pesan adalah tom yam, ikan bakar, tumis kangkung, telur dadar, dan deep fried chicken. Yang membuat saya senang, restoran tepat bersebelahan dengan masjid yang cukup besar. Sehingga selepas makan, sholat pun masih tetap terjaga.

Jika traveler penasaran saat berkunjung ke Pattaya, Thailand, mampir saja ke Amir Halal Food yang beralamat di 10 60 S Pattaya Rd, Bang Lamung District, Chon Buri 20150.

Cerita Perjalanan ke Alor, Pulau Budaya yang Mendunia (2)

Rumah Pak Guru yang Butuh Perbaikan

Setibanya saya dan pak Guru di Pulau Pura, beliau langsung menuju sekolah dan mengajar di kelas. Rupanya dia adalah guru Matematika di SMA dan merupakan guru kiriman dari Pulau Jawa. Pak Guru menginstrusikan salah satu muridnya untuk mengantar saya ke Mes atau rumah tempat dia tinggal selama di Pulau Pura.

Hati saya sangat bergetar dan hampir menangis melihat langsung bagaimana Mes kediaman pak guru. Rumah yang (maaf) menurut saya tidak layak huni untuk ditempati. Bangunan yang cukup tua, kumuh dan perlu perbaikan di sana sini. Menurut Siswa yang mengantar saya, beliau tinggal bersama 3 guru lainnya yang juga mengajar di SMA tersebut. Semoga saja ada pemerintah terkait yang mau membantu perbaikan mes Pak Guru.

Setelah pulang sekolah, saya dikenalkan dengan 2 orang temanya yang juga tinggal serumah denganya. Saya kemudian diajak berburu ikan dilaut dengan sebuah tombak buatan. Wah unik sekali cara perburuan ikanya. Padahal biasanya tinggal dipancing atau dijaring saja. Kacamata yang digunakanpun juga ternyata buatan dari bambu dan bekas kaca. Kagum sekali saya dengan kreatifitas tinggi warga di sini.

Booking Tiket Pesawat di Tiket.com

Perjalanan saya di Alor ternyata harus berakhir esok hari. Sedih berpisah dengan mereka yang sudah seperti keluarga sendiri. Rasanya saya masih ingin explore Alor lebih lama lagi.

Menurut pak Guru, jika esok hari kapal Fery masih tidak ada yang berangkat kembali ke Kupang. Semua kapal hanya bersandar di pelabuhan saja. Ombaknya masih besar dan cuacanya juga masih buruk. Akhh.. Rasanya sedih dan bingung sekali harus bagaimana, terlebih uang pun sudah mulai menipis.

Akhirnya saya coba cek harga tiket pesawat dari Aplikasi tiket.com karena di aplikasi tersebut #semuaadatiketnya. Rupanya saat itu masih harga tiket masih lumayan tinggi dan uang saya juga tidak cukup untuk membelinya.

Menurut pak Guru, karena cuaca buruk dan banyak kapal yang tidak berlayar maka banyak orang yang beralih naik pesawat sehingga harga pesawat jadi cukup mahal.

Hari semakin malam dan kami makan malam bersama menikmati ikan hasil buruan tadi sore. Rasanya masakan pak guru ini enak sekali, tapi entahlah apa memang karena saya lapar atau stress mikirin tiket pesawat dan kepulangan ke Kupang. Yang jelas 2 piring nasi saya habiskan dengan lahap.

Sebelum tidur saya masih penasaran dan akhirnya mencoba kembali membuka aplikasi tiket.com. Alhamdulilah, rupanya harga tiket jadi menurun. Kini harganya jauh lebih murah dibanding sebelumnya sehingga tanpa ragu langsung saya booking dan saya beli. Karena berada di pulau terpencil maka pembayaran saya lakukan via transfer m banking. Mudah kan, jadi gak perlu transfer via ATM lagi, itulah yang saya suka dari aplikasi ini.

Kuliner Khas Pulau Alor

Esok harinya pak Guru mengantarkan saya kembali ke kota. Setibanya di pelabuhan Alor kecil, beliau mengajak saya ke pasar Tradisional dan membeli beberapa kuliner khas Alor agar saya sah telah berkunjung ke Alor.

Kuliner Alor memang tak setenar kuliner di Sumatera atau Jawa. Alor tidak banyak memilki kuliner khas, tapi ada beberapa kuliner di Alor yang menurut saya cukup unik dan bisa menjadi buah tangan saat pulang setelah liburan. Beberapa Kuliner unik Alor di antaranya adalah jagung olahan yakni Jagung Titi, Kacang khas Alor yaitu kacang Kenari dan satu lagi Kue Rambut.

Kue Rambut memang terdengar sedikit aneh, terlebih dari namanya. Kuliner dari Kabupaten Alor satu ini adalah salah satu yang menurutku paling rekomended buat di coba, terutama untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Selain ringan dan simple buat dibawa, rasanya juga enak. Pas lah buat saya bawa ke kota Kupang.

Perpisahan memang harus terjadi. Setiap pertemuan akan diakhiri perpisahan. Pak guru berharap saya bisa datang kembali ke Alor saat ada Festival Budaya Alor. Selain lebih ramai dan banyak acara adat, saat itu cuacanya juga lebih cerah.

Perjalanan saya pun berakhir setelah Pesawat Trans Nusa membawa saya meninggalkan pulau Alor. Alor, saya janji pasti akan kembali lagi.