Rabu, 04 Maret 2020

Sedang Dibangun, Spot Instagramable Baru di Pinggir Tebing Semarang

Wisatawan suka mencari aneka destinasi yang instagramable buat foto-foto. Suatu destinasi wisata baru pun disiapkan, berupa spot foto di pinggir tebing!

Spot foto itu disiapkan di Tebing Gumuk Reco yang berada Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dalam pengamatan detikTravel, Selasa (29/1/2019) tim pembuatan spot foto selfi sedang meniti besi rangkaian jembatan yang akan dijadikan wahana wisata baru setinggi 25 meter di Tebing Gumuk Reco.

Nantinya, di jembatan yang memiliki panjang 25 meter ini wisatawan dapat membuat foto berbagai angle yang sangat instagramable. Material konstruksi jembatan spot selfie memiliki kualitas yang mumpuni. Bahan baku utama sebagai penyangga berupa besi UNP dengan ketebalan 5 milimeter.

Jembatan itu bakal mampu menopang maksimal 6 pengunjung. Hal ini sesuai dengan kalkulasi kemampuan jembatan dalam menopang beban.

Dari atas jembatan di pinggir tebing tersebut, terpampang panorama sawah dan pegunungan. Pasti asyik buat foto-foto.

Kita tunggu saja, kapan spot foto Tebing Gumuk Reca ini jadi ya!

Seisi Pesawat Muntah-muntah, Maskapai Ini Beri Full Refund

Bepergian naik pesawat kadang tidak selalu mulus. Akibat turbulensi dahsyat, para penumpang pesawat muntah-muntah dan maskapai memberikan refund.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (29/1/2019) peristiwa itu terjadi pada penerbangan maskapai Air New Zealand NZ5715 dari Christchurch, Selandia Baru menuju Invercargill pada Rabu pekan lalu (23/1) seperti diberitakan media Stuff.co.nz.

Sesuai dengan prosedur penerbangan pada umumnya, pihak maskapai juga telah memperingatkan akan terjadinya turbulensi akibat angin kencang. Hanya saja, ternyata turbulensinya begitu dahsyat dan membuat orang mabuk.

"Non stop! Ada jeda sekitar 10 menit dan setelah itu angin kembali menerjang," ujar salah satu penumpang, Owen Scott pada media New Zealand Herald.

Untung saja, pilot dapat mengatasi turbulensi tersebut. Hanya bagi Scott, ia berujar kalau itu merupakan penerbangan terburuk yang pernah dialaminya seumur hidup.

"Itu merupakan salah satu penerbangan, yang semoga hanya terjadi sekali seumur hidup," ujar Scott.

Scott pun tidak sendiri. Diketahui, sekitar 20% penumpang di pesawat tersebut juga merasa mual dan muntah-muntah. Setibanya di Invercargill, penumpang yang kurang enak badan pun langsung mendapat penanganan oleh pihak maskapai.

"Air New Zealand menawarkan full refund bagi penumpang yang ikut dalam penerbangan tersebut atas pengalaman kurang menyenangkan yang dialami," ujar juru bicara Air New Zealand yang tidak disebutkan namanya.

Untung saja tidak ada korban jiwa. Pihak maskapai juga telah bekerja dengan baik.

Tak Perlu ke Kedutaan, Bikin Visa Jerman Kini Cuma 7 Hari

Jerman merupakan salah satu destinasi yang populer di kalangan traveler dunia. Jika traveler berniat untuk melancong ke negara yang satu ini, pastikan seluruh persiapan telah siap, termasuk urusan visa.

Namun jika baru berniat membuat visa, pastikan traveler membuatnya jauh-jauh hari sebelum jadwal berkunjung ke Jerman. Sebab proses pembuatan visa Jerman biasanya memakan waktu hingga 14 hari kerja.

"Dulu pembuatan visa bisa memakan waktu hingga 14 hari kerja, bahkan ada yang sampai 90 hari kerja atau 3 bulan," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof di VFS Global, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).

Untungnya, kini traveler bisa membuat visa dengan proses yang lebih cepat dan tidak ribet di Jakarta Selatan. Caranya adalah dengan membuatnya di VFS Global yang berlokasi di Kuningan City.

VFS Global menjadi kantor penerimaan pusat yang menangani permohonan visa Schengen dengan tujuan perjalanan utama ke Jerman. VFS Global bekerja sama langsung dengan Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia di Jakarta. Kerja sama ini baru saja dimulai beberapa hari lalu, tepatnya sejak 21 Januari 2019.

"Kami senang bisa bekerja sama dengan VFS Global dalam membantu masyarakat Indonesia untuk membuat visa Jerman dengan lebih cepat dan mudah," ungkapnya.

Kerja sama ini tentu membuat traveler tidak perlu lagi mengajukan permohonan visa ke kedutaan lagi. Proses pembuatan visa melalui VFS Global pun hanya memerlukan proses 7 hari kerja sejak pengajuan permohonan visa. Tentunya, visa dapat diselesaikan saat sudah disetujui oleh Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia.

Ambisius! Norwegia Mau Bikin Terowongan Mengambang Dalam Air

Norwegia terkenal dengan pemandangan alamnya. Karena sulitnya medan, pemerintahnya berencana membangun terowongan yang mengambang di dalam air.

Melansir CNN Style, Selasa (29/1/2019), lanskap Norwegia amat cantik dengan karena ada gletser, tebing mengesankan hingga pegunungan. Untuk memotong waktu perjalanan hingga setengahnya pemerintah punya proyek infrastruktur senilai USD 40 miliar atau setara Rp 563,7 triliun untuk membuat rute itu bebas dari kapal feri.

Untuk diketahui sebelumnya, ada lebih dari 1.000 fjord atau celah daratan dengan tebing tinggi di kanan kirinya. Traveler yang melakukan perjalanan 1.100 kilometer antara Kota Kristiansand di selatan dan Trondheim di utara harus melalui pantai barat dan saat ini membutuhkan waktu 21 jam karena ada tujuh penyeberangan kapal feri.

Rencananya, akan dibangun jalan yang termasuk jembatan hingga terowongan terdalam dan terpanjang di dunia sedalam 392 meter dengan panjang 27 kilometer. Tetapi aspek yang paling ambisius adalah pengembangan terowongan terapung terendam 30 meter di bawah permukaan air.

Jika berhasil, Norwegia akan jadi juara dunia mengalahkan China, Korea Selatan dan Italia, yang mengembangkan proyek serupa. Norwegian Public Roads Administration (NPRA), badan pemerintah yang bertanggung jawab atas proyek ini, ingin menyelesaikan konstruksinya pada tahun 2050.

Dijelas Kjersti Kvalheim Dunham, seorang manajer proyek di NPRA, rute antara Kristiansand dan Trondheim adalah bagian dari E39, yang merupakan rute utama di Norwegia. Rutenya kombinasi dari jalan raya dan menggunakan kapal feri di sepanjang pantai Norwegia barat daya.

Lebih dari 50% komoditi ekspor Norwegia berasal dari daerah ini. Namun rute ini memiliki standar yang sangat rendah untuk jalan di kawasan Eropa, kesulitan lainnya menyeberangi fjord menggunakan feri atau berkendara memutar yang menghabiskan waktu.

Pemerintah bermaksud untuk meningkatkan transportasi untuk tujuan komersial juga untuk kesejahteraan penduduk lokal. Akan ada pembangunan tiga jembatan biasa dan lima jembatan mengambang atau ponton.

Ketika sebuah fjord dengan kedalaman lebih dari 1 kilometer dan lebar lebih dari 5 kilometer, solusi teknik terbaiknya adalah dengan tidak memotongnya. Dasar laut akan terlalu dalam dibor untuk terowongan atau fondasi jembatan gantung.

Jembatan apung biasa tidak bisa dibangun. Karena dalam kasus-kasusnya rentan terhadap kondisi cuaca yang keras, seperti gelombang dan arus yang kuat. Di sinilah terowongan mengambang dimungkinkan untuk dibangun.

Terowongan apung yang terendam air bukanlah hal baru. Pada tahun 1882, arsitek angkatan laut Inggris Edward Reed mengusulkan sebuah terowongan serupa mengambang di Selat Inggris, namun diveto.

Terowongan dipasang dengan posisi kabelnya ditambatkan ke dasar laut atau ditambatkan ke ponton yang berjarak cukup agar memungkinkan kapal melintas. Terbuat dari beton, jembatan akan berfungsi seperti terowongan konvensional, mengangkut kendaraan dari ujung ke ujung fjord yang lain.

Gelombang dan arus pada 30 meter di bawah permukaan laut kurang kuat dibandingkan dengan permukaan, jelas chief engineer NPRA, Arianna Minoretti. Selain itu, terowongan mengambang meminimalkan dampak pada permukaan karena sebagian besar infrastruktur tidak terlihat.

Hal ini juga mengurangi tingkat kebisingan. Juga menjadi keuntungan bagi orang yang tinggal di daerah itu.

Terowongan mengambang adalah proyek ambisius. Risiko terbesar dalam proyek ini adalah ledakan, kebakaran hingga kelebihan muatan, dan pengujiannya sangatlah penting.

NPRA bekerja dengan Norwegian University of Science and Technology's Center untuk Analisis Struktural Lanjutan (CASA), menggunakan bahan peledak. Hal ini untuk menyelidiki bagaimana dampak ledakan terhadap struktur beton.

Tes itu akan membantu tim untuk memahami apa yang akan terjadi pada struktur terowongan jika misalnya sebuah truk yang membawa barang berbahaya meledak di dalamnya. Hasil sejauh ini menunjukkan bahwa tekanan air konstan yang mengelilingi terowongan mengambang mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh ledakan.

Bekerja dengan Angkatan Laut Norwegia, tim NPRA juga meriset tarif terowongan karena kemungkinan kapal selam menabraknya. Semantara terowongan terapung yang terendam ini belum dipastikan lokasinya, proyek ini dipastikan selesai dalam waktu lebih dari 30 tahun.

Dengan adanya peningkatan Rute E39 ini diharapkan membuka lebih banyak akses pariwisata ke pantai barat. Juga terowongan mengambang ini kemungkinan jadi daya tarik tersendiri, terutama jika konstruksi tersebut adalah yang pertama di dunia.