Sabtu, 07 Maret 2020

Mohon Keselamatan, Warga Polewali Gelar Ritual Mappande Sasi

Ritual memohon keselamatan pada laut turut dimiliki oleh warga Polewali. Lewat ritual Mappande Sasi, masyarakat melarungkan sesajen ke tengah laut.

Ritual Mappande Sasi atau memberi makan lautan digelar masyarakat yang bermukim di Pesisir Pantai Mampie, Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, pada Senin kemarin (21/09/19).

Ritual ini diikuti puluhan warga setempat, ditandai dengan melarung sesajen ke tengah lautan.

Sebelumnya warga terlebih dahulu menggelar doa bersama di rumah salah satu tokoh masyarakat setempat, sembari menyiapkan sejumlah sesajen yang akan dilarung. Di antaranya ketan aneka warga, aneka jenis pisang, ayam panggang, telur, dupa dan lain-lain.

Sesampainya di tepi pantai, tokoh masyarakat setempat terlebih dahulu mengubur kepala kambing, kemudian melarung sesajen ke tengah lautan yang disimpan dalam wadah berbentuk kotak yang terbuat dari potongan bambu.

Tokoh Masyarakat Dusun Mampie, Rustam menjelaskan, ritual Mappande Sasi merupakan tradisi leluhur warga di daerah ini. Sebagai salah satu upaya menolak bala, mengucap syukur serta memohon lindungan kepada sang pencipta.

"Ritual ini merupakan tradisi yang sudah kami lakukan secara turun temurun setiap tahunnya, ini merupakan kebiasaan warga di daerah ini, sebagai bentuk permohonan agar daerah ini dan warganya senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa," tutur Rustam pada detikTravel.

Sementara itu tokoh pemuda Dusun Mampie, Yusri berharap, pemerintah senantiasa memberikan perhatian agar ritual yang sudah menjadi tradisi warga di daerah ini dapat terus dilaksanakan.

"Jadi kita jangan langsung menilai ritual ini sebagai kegiatan musrik yang bertentangan dengan ajaran agama, namun kita harus melihatnya dengan kacamata lain, sebagai tradisi, yang menjadi simbol kekayaan budaya warga di daerah ini," pinta Yusri.

Warga di daerah ini meyakini, lautan merupakan unsur penting dalam kehidupan yang patut dihormati. Apalagi hampir semua warga di daerah ini menggantungkan hidup dari hasil melaut. 

Taman Nasional Komodo Mau Ditutup, Pelaku Wisata Protes

Gubernur NTT Viktor Laiskodat berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo. Itu mendapat protes dari pelaku usaha wisata di Labuan Bajo.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat rencananya akan menutup Taman Nasional Komodo selama 1 tahun. Didasari oleh kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.

Muhammad Taher, seorang pelaku wisata dari Vidi Liveaboard di Labuan Bajo mengungkapkan protes terhadap rencana penutupan TN Komodo. Menurutnya, TN Komodo sudah menjadi destinasi wisata dunia dan masyarakat di Labuan Bajo dan sekitarnya sudah menggantungkan hidup pada pariwisatanya.

"Kami di sini hidup dari pariwisata. Ada ratusan kapal di Labuan Bajo yang disewakan buat berwisata di Taman Nasional Komodo. Kalau taman nasionalnya sampai ditutup, sungguh kerugian besar," paparnya kepada detikTravel, Selasa (22/1/2019).

Menurut Taher, pihak Pemprov NTT harus berpikir matang-matang terkait rencana penutupan TN Komodo. Ada banyak investor, pelaku wisata dan masyarakat yang bekerja di bidang pariwisata.

"Kalau sampai ditutup, lantas apa solusinya bagi masyarakat di Labuan Bajo dan Pulau Komodo? Ini menyangkut hidup banyak orang lho," tegasnya.

"Soal tutup menutup taman nasional, setahu saya itu adalah kewenangan pusat bukan provinsi. Jadi tidak bisa hanya sepihak yang memutuskan," tambah Taher.

Namun hingga kini, baik dari pihak TN Komodo dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai aktivitas di TN Komodo masih berlangsung normal. Serta penutupan itu pun masih sebatas wacana.

Jumat, 06 Maret 2020

Ini Rasanya Liburan Naik Cruise (2)

Bila ingin pizza datang saja Alfredo' Pizza. Namun perlu nih traveler Muslim perhatikan, beberapa menu menggandung daging babi. Jadi alangkah baiknya menanyakan terlebih dahulu menunya mengandung apa. Mereka dengan senang hati menjelaskan kepada traveler.

Di sini juga ada ice cream bar, kapanpun traveler ingin makan es krim tinggal minta saja pada pelayannya.

Traveler yang ingin menu berbayar juga bisa. Mungkin bisa datang ke salah satunya yaitu Sabatini's Trattoria dengan masakan Italianya. Traveler hanya perlu membayar 29 Dollar (sekitar Rp 400 ribu) untuk menikmati apapun yang ada di dalam list menu. Untuk masuk ke restoran ini traveler mesti berpakaian rami atau casual.

Selama di cruise, detikTravel lebih sering makan di Horizon Court, karena pilihan makanannya beragam. Dan setiap jam makan menunya selalu berganti. Jadi pengunjung tidak akan bosan dengan menu itu-itu saja.

Beragam olahan daging seperti steak, sosis, olahan telur, salad sayur, salad buah, buah potong, siap menyegarkan perut traveler. Traveler hanya perlu ambil piring dan pilih sesuka hati dan sebanyak mungkin. Tidak akan ada yang melarang.

Juga ada roti dengan beragam keju, beragam cake, roti-roti manis juga bisa jadi cemilan. Kita bisa ambil sebanyaknya asalkan habis.

detikTravel juga merasakan hospitality dari cruise ini. Tanpa lelah dan segan mereka akan senatiasa melayani setiap keinginan traveler. Mereka juga tanpa segan akan menanyakan "Butuh apa lagi? Ada yang bisa saya ambilkan?". Para pelayan standby di segala titik untuk melayani penumpang.

Jika traveler malas keluar kamar dan ingin bersantai di kamar saja juga bisa. Terdapat layanan service 24 jam yang bisa traveler gunakan. Tinggal menekan tombol telfon, traveler bebas meminta dan memesan makanan apa saja. Layanan ini gratis lho!

Untuk hiburan malam, penumpang bisa mengisi waktu dengan menonton layar lebar di pinggiran kolam renang. Terdapat bangku dimana kamu bisa berbaring sambil menikmati film. Juga ada bar-bar dengan beragam minuman yang bisa traveler nikmati. Jika traveler memesan alkohol, soft drink dan jus akan dikenakan tagihan. Namun teh atau kopi biasa, bisa dinikmati gratis.

Jika ingin berenang, traveler bisa menikmati 3 kolam renang dengan kedalaman yang beragam. Juga ada kolam air panas untuk menikmati malam sembari menonton atau mendengarkan musik.

Yang ingin menikmati malam juga bisa datang ke spot hiburan malam seperti Wheelhouse Bar, Skywalkers, atau Club Fusion. Namun bila traveler ingin bersantai sembari menikmati pertunjukan musik, bisa datang ke bagian plaza. Setiap harinya ada penampilan musik seperi biola, piano, atau pertunjukan masak.

Juga ada kasino, duty free shop, fitness center and spa, sport deck, children's and teen's centers, library, internet cafe, art gallery dan golf putting course.

Juga ada studio foto yang bisa traveler kunjungi. Di sini untuk sekedar berfoto saja gratis. Namun bila traveler suka dengan hasilnya bisa beli dan meminta soft copy dengan membayar 30 Dolar. Jika ingin dicetak khusus traveler membayar 150 Dolar dan hasilnya dikirim langsung ke rumah.

Tidak ada layanan internet alias wifi di dalam kapal. Jika traveler ingin menggunakan wifi, harus membayar dan harganya cukup mahal. Juga ada Internet Cafe yang bisa traveler gunakan, namun tetap saja berbayar. Jika mau traveler harus bersabar menunggu kapal berlabuh dan menggunakan paket roaming dari ponsel masing-masing.

Bagaimana caranya melihat jadwal dan tidak ketinggalan informasi? Traveler tenang saja. Setiap harinya akan ada lembaran atau pamflet yang diletakan di atas kasur ataupun di depn kamar oleh cleaning service. Informasinya bisa berupa jadwal pertunjukan hari ini, beragam promo spa dan diskon belanja. Atau traveler juga bisa mendownload aplikasi Princess Cruise.

Saat berlabuh di Penang, pengunjung yang mengambil paket tur pun akan diajak berkeliling Penang dan berkunjung ke beberapa spot. detikTravel pun ikut dan berkunjung ke George Town, salah satu Warisan Budaya UNESCO di Penang. Di sana kami berkunjung ke Little India.