Minggu, 15 Maret 2020

Kastil Bangau Putih yang Unik di Jepang

 Inilah perjalanan setengah hari menuju Kota Himeji, Jepang untuk menikmati situs warisan dunia UNESCO, Himeji Castle. Nggak rugi datang ke sana!

Ini merupakan sepenggal kisah perjalanan saya dan istri selama 7 hari di 6 kota di Jepang. Sesuai itinerary kami, hari ini tujuan kami adalah Himeji Castle yang berada di Kota Himeji, di selatan Osaka. Kota Himeji sendiri masih termasuk dalam wilayah Kansai.

Sedikit tips untuk menghemat pengeluaran di wilayah Kansai, yaitu Anda bisa membeli Kansai Thru Pass 2 Days or 3 Days, dan Anda bisa pergi kemana saja di wilayah Kansai ini dengan bus ataupun subway. Kansai Thru Pass ini dapat dibeli di tourist information yg ada di wilayah Kansai, terutama di stasiun stasiun utama.

Kembali ke Himeji Castle, kami berangkat menuju Himeji pukul 07.00 pagi dari Osaka, tepatnya kami berangkat dari Stasiun Shin-Osaka. Menuju Himeji menggunakan kereta dapat ditempuh dengan 2 cara, yaitu menggunakan kereta cepat Shinkansen, sekitar 45 menit dan kereta biasa sekitar 90 menit. Karena kami sudah memiliki Kansai Thru Pass untuk keliling Kansai, jadi kami bisa menggunakan kereta biasa menuju Himeji tanpa keluar biaya tambahan lagi.

Dari Shin-Osaka kami menuju ke stasiun Umeda-Osaka untuk berganti kereta. Dari Stasiun Umeda dilanjutkan naik kereta limited express menuju Stasiun Sanyo-Himeji. Stasiun Umeda-Osaka sendiri merupakan salah satu stasiun besar di Osaka, jadi Anda harus berhati hati agar tidak tersesat di stasiun ini. Di Stasiun Umeda, Anda bisa mengikuti papan petunjuk jalur Hanshin Line, dimana jalur ini akan membawa Anda menuju ke Himeji.

Yang seru dari naik kereta selama 90 menit ini adalah Anda dapat berinteraksi dengan penduduk lokal dan merasakan keramahan mereka. Yang paling terasa adalah ketika saya dan istri harus duduk terpisah, tiba-tiba orang di sebelah istri saya berdiri dan mengizinkan saya untuk duduk di sebelah istri saya.

Himeji Castle tidak begitu jauh dari Stasiun Sanyo Himeji, berjarak sekitar 500 meter dari stasiun. Begitu keluar stasiun, bisa langsung melihat megahnya kastil ini. Dengan berjalan kaki bersama traveler lainnya, Anda bisa menikmati suasana Kota Himeji. Sebelum sampai di Himeji Castle, dapat mampir sejenak di pasar dan menimati beragam jajanan lokal yang ada. Anda harus membeli tiket seharga 1.000 Yen per orang untuk melihat ke dalam kastil, dan dengan Kansai Thru Pass, tiket masuk ke Himeji Castle medapatkan potongan 20%.

Anda harus mempersiapkan kondisi fisik jika ingin menaiki kastil ini hingga ke puncak kastil. Dari tiket masuk menuju lantai dasar kastil saja, harus berjalan naik agak jauh. Untuk menuju puncak, Anda harus menaiki anak tangga hingga lantai ke-7 kalau saya tidak salah. Tapi tidak akan kecewa dengan pemandangan yang ditawarkan di puncak kastil. Banyak spot foto yang istagramable sepanjang jalan menuju kastil dan tentunya di dalam kastil sendiri.

Himeji Castle merupakan salah satu kastil yang harus masuk ke dalam itinerary. Himeji Castle merupakan situs pertama di Jepang yang dimasukkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Dengan warna putih yang mencolok, kastil ini disebut juga sebagai White Heron Castle atau Kastil Bangau Putih. Kastil ini merupakan satu dari beberapa kastil indah yang ada di Jepang, dan kastil ini masih mempertahankan bangunan aslinya karena tidak rusak pada saat terjadi gempa besar di Jepang dan tidak rusak pada saat terjadinya Perang Dunia ke-2.

Setelah puas berkeliling Himeji Castle, kami kembali lagi ke Osaka dengan menggunakan kereta yang sama dengan kereta yang membawa kami ke Himeji. Seperti pada saat berangkat, itu membutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk tiba di Stasiun Umeda-Osaka. Demikianlah pengalaman berjalan jalan di salah satu tempat menarik yang ada di Jepang dan menjadi salah satu cerita menarik bagi kami.

Menaklukan Hallasan, Puncak Tertinggi di Korea Selatan (2)

Selama berada di puncak Hallasan, banyak pendaki yang duduk berkelompok untuk menyantap bekal makanan bersama-sama. Anda sebaiknya memanfaatkan waktu di puncak Hallasan untuk menikmati pemandangan sekaligus beristirahat karena untuk menuruni Hallasan diperlukan waktu yang kurang lebih sama dengan waktu untuk mendaki ke puncak.

Masih ingat medan bebatuan yang saya bicarakan diatas? Nah, medan tersebut memakan waktu paling lama saat menuruni gunung. Hal ini karena Anda harus berhati-hati agar tidak terpeleset, terutama jika Anda menginjak batuan yang tidak stabil dan mudah goyang.

Jika Anda berencana untuk menambahkan Hallasan ke dalam itinerary selama berlibur di Pulau Jeju, ada baiknya Anda memperhatikan hal-hal berikut:

1. Mulailah pendakian sepagi mungkin. Selain untuk menghindari keramaian pengunjung, Anda tidak akan diperbolehkan untuk mendaki ke puncak gunung apabila Anda tiba di Jindallaebat Shelter di atas jam 1 siang.

2. Bawalah minuman dan makanan atau snack yang cukup. Anda tidak akan menemukan penjual makanan atau minuman di Sokbat Shelter dan Jindallaebat Shelter. Dekat area parkir kendaraan, ada kantin yang menjual snack dan makanan dimana Anda bisa sarapan sekaligus membeli amunisi sebagai bekal naik gunung.

3. Gunakan sepatu trekking yang nyaman. Menggunakan sepatu yang cocok dan nyaman untuk mendaki sangat membantu Anda saat berada di medan bebatuan.

4. Jika Anda melakukan pendakian di bulan Oktober seperti saya, sebaiknya Anda membawa jaket karena udara sudah mulai dingin. Saat Anda mencapai puncak, cuaca akan menjadi semakin dingin dan berangin, bahkan sempat turun kabut.

5. Gunakan toilet dekat lokasi parkir kendaraan. Walau di setiap pos peristirahatan disediakan toilet, sebaiknya Anda menggunakan toilet dekat lokasi parkir kendaraan sebelum memulai pendakian karena toilet di area tersebut merupakan toilet yang paling bersih.

Kalau Anda termasuk tipe traveler pecinta alam, Anda wajib menambahkan Hallasan ke bucket list travelling Anda karena berdiri di puncak tertinggi di Korea Selatan tentunya akan menjadi suatu pencapaian dan kebanggaan tersendiri yang tidak akan Anda lupakan.

Sejauh 1,3 km dari Sokbat Shelter, Anda akan memasuki medan dengan tingkat kesulitan sedang dimana jalur pendakian mulai menanjak. Selain itu, pada tingkat ini, jalur pendakian menjadi lebih sulit karena Anda harus mendaki medan bebatuan. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena setelah mendaki sejauh 3,2 km dari pos peristirahatan pertama, Anda akan disambut oleh Jindallaebat Shelter atau pos peristirahatan kedua. Pos ini lebih besar dari pos peristirahatan pertama. Anda bisa leluasa duduk maupun rebahan karena pos ini dibangun dengan alas kayu yang membuat mendaki lebih leluasa untuk duduk atau beristirahat di bawah jika tidak kebagian bangku tempat duduk. Sangat disarankan untuk memanfaatkan waktu beristirahat di pos ini sebaik mungkin karena selepas dari Jindallaebat Shelter, Anda akan memasuki jalur paling sulit selama pendakian ini.

Memasuki jalur yang dikategorikan sebagai sulit, Anda akan merasakan medan bebatuan yang semakin menanjak dan menyempit. Anda mungkin harus berhenti dan minggir sejenak jika berpapasan dengan pendaki yang menuruni gunung. Kabar baiknya, ketika sudah mendekati puncak gunung, Anda akan melihat tangga kayu dibangun sepanjang sisa jalur pendakian. Jalur kayu inilah yang akan Anda lalui sampai mencapai ke puncak gunung.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam, Anda akan tiba di puncak Hallasan. Perjuangan mendaki selama berjam-jam akan terbayar saat melihat pemandangan yang luar biasa indah di puncak tertinggi Korea Selatan ini. Anda bisa melihat kawah Baekrokdam berada di puncak Hallasan. Jangan lupa untuk berfoto dengan latar belakang kawah Baengnokdam yang cantik ini ya. Selain kawah Baekrokdam, Anda juga bisa menikmati pemandangan Pulau Jeju dari atas gunung.