Rabu, 25 Maret 2020

Asyik, Warga Wuhan Bisa Beraktivitas Kembali Usai Lockdown

Masyarakat di Wuhan telah pulih setelah dihantam virus Corona. Saat ini, mereka dapat kembali bekerja dan menggunakan transportasi publik setelah dua bulan lockdown.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (25/3/2020), pelonggaran pembatasan di Kota Wuhan itu dilakukan usai pejabat kesehatan China melaporkan pada Senin bahwa tidak ditemukan kasus baru Corona secara lokal tetapi ada 39 infeksi lain yang dibawa dari luar negeri.

Nah, melihat kondisi tersebut, warga Wuhan yang sehat telah diperkenankan untuk berjalan keliling kota dengan menggunakan bus atau metro selama mereka mampu menunjukkan identitas mereka.

Selain itu, mereka juga boleh pergi bekerja dan dapat pergi ke kota lain di Provinsi Hubei setelah melakukan pemeriksaan virus Corona dan mendapatkan sertifikat kesehatan.

Sebelumnya diketahui bahwa Wuhan adalah pusat dari penyebaran Corona yang diduga berasal dari hewan liar yang dijual di pasar. Kasus ini bermula sejak Desember 2019 dan telah menyebabkan Wuhan di-lockdown sejak 23 Januari.

Sejak dilakukan penutupan, angka penularan Corona perlahan menurun. Dalam waktu lima hari terakhir, tidak ditemukan kasus baru di Hubei. Sementara itu Komisi Kesehatan Nasional pada Senin lalu mengatakan, sebanyak 9 orang meninggal di Wuhan.

Kebijakan untuk melonggarkan aturan pembatasan ini dilakukan sesuai arahan dari Presiden China, Xi Jinping yang datang ke Wuhan pada awal bulan Maret. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali ia lakukan usai ditemukan kasus Corona di sana.

Di sisi lain, saat ini berbagai negara di dunia masih berjibaku mengatasi wabah Corona. Hal ini justru membuat China cemas akan masuknya Corona dari negara lain dengan meningkatnya impor negara itu selama beberapa pekan terakhir.

Untuk mengantisipasinya, sejumlah kota menerapkan aturan karantina mandiri bagi para turis. Selain itu, penerbangan internasional menuju Beijing juga akan dialihkan ke kota-kota lain untuk membantu proses pemeriksaan terkait virus Corona.

Turis yang dinyatakan sehat akan diizinkan untuk melanjutkan perjalanan ke Beijing namun mereka akan tetap dikarantina di fasilitas yang telah disediakan pemerintah.

Kondisi terkini di China, terdapat 81 ribu kasus Corona dengan jumlah korban meninggal mencapai 3.270.

Sulit Refund atau Reschedule di Traveloka? Ini Penjelasannya

 Traveler mengeluhkan sulit untuk refund atau reschedule pada periode wabah Corona. Traveloka memberikan penjelasan.
Selama terjadi wabah Corona, banyak traveler yang harus membatalkan atau mengubah jadwal liburannya. Salah satu penyedia layanan perjalanan dan gaya hidup berbasis digital, Traveloka, juga menerima peningkatan jumlah permintaan bantuan sebanyak 10 kali lipat dari para pelanggannya selama masa pandemi Corona ini.

Ribuan permintaan bantuan itu diajukan para pelanggan melalui telepon, email, aplikasi, dan media sosial. Mereka tentu membutuhkan kejelasan informasi terkait pembatalan atau perubahan jadwal yang diinginkan. Terkait hal tersebut, Traveloka menjelaskan situasi saat ini.

"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf kepada para pengguna atas ketidaknyamanan yang dialami saat melakukan permintaan bantuan kepada Traveloka. Saat ini, kami tengah memperkuat layanan konsumen agar dapat melayani pengguna dengan lebih baik," ujar Chief Marketing Officer Traveloka, Dionisius Nathaniel melalui siaran pers.

Lebih lanjut, Traveloka menjelaskan bahwa permintaan untuk refund atau reschedule yang diajukan pelanggan akan diterima dengan memperhatikan syarat dan ketentuan dari penyedia jasa atau partner Traveloka, seperti maskapai dan hotel. Selain itu, pelanggan juga diminta untuk memastikan kembali ketentuan yang tertera pada e-voucher yang mereka miliki.

Sementara itu, bagi pelanggan yang mengajukan permintaan bantuan dengan situasi atau kondisi khusus, Traveloka akan mengirimkan eskalasi terpisah pada partner terkait, untuk dievaluasi dan dipertimbangkan lebih lanjut secara bersama.

"Dapat kami sampaikan bahwa kami terus berkoordinasi secara intensif dengan seluruh partner mengenai kebijakan terkini untuk situasi COVID-19 namun kami juga meminta kesediaan pengguna untuk mengirimkan informasi tertulis dari pihak maskapai maupun hotel apabila informasi yang diterima berbeda dari yang kami sampaikan," kata Dionisius.

Hari Raya Nyepi Momen Umat Hindu Kembali ke Titik Nol

Hari Raya Nyepi menjadi momen umat Hindu kembali ke titik nol. Hari untuk membersihkan diri dari segala sifat buruk.
Sunyi, sepi, dan tenang. Bukan sebuah pesta ingar-bingar. Itulah gambaran perayaan Hari Raya Nyepi yang diperingati umat Hindu setiap setahun sekali. Tak peduli di mana merayakannya. Di Bali atau di luar Pulau Dewata itu.

Saat Nyepi, traveler yang menyambangi Bali bahkan otomatis tunduk. Penduduk satu pulau di timur Jawa itu hening. Ya, Pulau Dewata yang biasanya sibuk dengan ragam aktivitas, termasuk pariwisata, itu juga rehat sehari semalam. Ya, satu pulau berdiam.

Pemeluk agama Hindu di luar pulau Bali pun melakukan ritual yang serupa. Berdiam di rumah, tak terkoneksi dengan gaduhnya di luaran. Bahkan melalui telepon genggam.

Tapi, Hari Raya Nyepi bukan sekadar berdiam diri. Nyepi bukan hanya tidak beraktivitas.

***

Bila dilihat dari etimologinya, Nyepi berasal dari kata sepi yang mengandung arti hening. Saat Nyepi, umat Hindu akan belajar untuk mengendalikan diri dengan berpuasa, tidak bepergian, tidak bekerja, dan melakukan aktivitas hiburan yang dapat mencemari badan.

Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada Rabu, 25 Maret 2020, yang menurut kalender Hindu merupakan tanggal 1 dari bulan ke-10 tahun Caka 1942. Nyepi menjadi momentum setiap umat Hindu untuk kembali ke titik nol yaitu membersihkan diri dan menjadi manusia yang lebih baik.

Kendati selama ini kita mengenal Nyepi diperingati dalam satu hari, namun perayaan Nyepi ini sebenarnya terdiri atas upacara-upacara yang membentuk sebuah rangkaian. Upacara-upacara itu adalah Upacara Melasti atau Mekiis, Upacara Pangrupukan atau Tawur Kesanga atau Tawur Agung, Hari Nyepi dan Ngambek Geni.

Upacara Melasti atau Mekiis biasanya dilakukan dua atau tiga hari sebelum pelaksanaan Nyepi. Tujuan dari upacara ini adalah menyucikan peralatan dan perlengkapan upacara.

Dalam proses penyucian ini berbagai sarana upacara akan diarak ke sungai atau pantai yang dianggap sebagai sumber air suci yang dapat membersihkan hal yang kotor. Selain itu, melalui upacara ini, setiap umat juga akan menyucikan diri untuk bersiap melaksanakan ritual catur brata penyepian di Hari Nyepi.

Setelah Melasti, ada pula Upacara Pengrupukan yang dilaksanakan sehari sebelum Nyepi. Pelaksanaannya bertepatan dengan Tilem Sasih Kasanga atau bulan mati, dimana hari itu merupakan hari terakhir sebelum pergantian tahun baru Caka.

Asyik, Warga Wuhan Bisa Beraktivitas Kembali Usai Lockdown

Masyarakat di Wuhan telah pulih setelah dihantam virus Corona. Saat ini, mereka dapat kembali bekerja dan menggunakan transportasi publik setelah dua bulan lockdown.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (25/3/2020), pelonggaran pembatasan di Kota Wuhan itu dilakukan usai pejabat kesehatan China melaporkan pada Senin bahwa tidak ditemukan kasus baru Corona secara lokal tetapi ada 39 infeksi lain yang dibawa dari luar negeri.

Nah, melihat kondisi tersebut, warga Wuhan yang sehat telah diperkenankan untuk berjalan keliling kota dengan menggunakan bus atau metro selama mereka mampu menunjukkan identitas mereka.

Selain itu, mereka juga boleh pergi bekerja dan dapat pergi ke kota lain di Provinsi Hubei setelah melakukan pemeriksaan virus Corona dan mendapatkan sertifikat kesehatan.

Sebelumnya diketahui bahwa Wuhan adalah pusat dari penyebaran Corona yang diduga berasal dari hewan liar yang dijual di pasar. Kasus ini bermula sejak Desember 2019 dan telah menyebabkan Wuhan di-lockdown sejak 23 Januari.

Sejak dilakukan penutupan, angka penularan Corona perlahan menurun. Dalam waktu lima hari terakhir, tidak ditemukan kasus baru di Hubei. Sementara itu Komisi Kesehatan Nasional pada Senin lalu mengatakan, sebanyak 9 orang meninggal di Wuhan.

Kebijakan untuk melonggarkan aturan pembatasan ini dilakukan sesuai arahan dari Presiden China, Xi Jinping yang datang ke Wuhan pada awal bulan Maret. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali ia lakukan usai ditemukan kasus Corona di sana.