7. Turkmenistan
Turkemistan menganggap virus Corona seperti Voldemort dalam film Harry Potter. Warga dilarang menyebut kata virus Corona (coronavirus).
Pemerintah setempat telah menghapus kata tersebut dari brosur informasi kesehatannya. Wartawan dari Radio Azatylk bahkan mengatakan orang yang kedapatan membicarakan mengenai virus ini atau memakai masker di tempat umum akan ditangkap.
Otoritas Turkmenistan mengatakan, tidak ada kasus Corona di negara tersebut meskipun negara ini berbatasan dengan Iran yang sudah terpukul karena Corona.
8. Austria
Austria mewajibkan seluruh warganya memakai masker jika berbelanja di supermarket. Kebijakan ini diambil kendati WHO mengatakan bahwa orang yang sehat tak perlu mengenakan masker.
Aturan baru ini diluncurkan oleh Kanselir Austria, Sebastian Kurz dan mulai berlaku Rabu (1/4). Pemerintah juga telah menyediakan jutaan masker untuk warganya.
Meskipun memakai masker adalah hal yang biasa dilakukan orang Asia, kebiasaan ini berbeda bagi orang Eropa. Namun demi mencegah penularan Corona, Austria bersama negara Eropa lainnya yaitu Republik Ceko, Slovakia, Bosnia dan Herzegovina mewajibkan warganya mengenakan masker.
9. Indonesia
Salah satu desa di Purworejo, Jawa Tengah punya cara unik untuk mencegah penyebaran Corona. Dusun Tuk Songo mengerahkan 'pocong' untuk mengawasi warga yang masih berkeliaran keluar dan masuk wilayah desa tersebut.
Desa tersebut telah melakukan isolasi mandiri sampai waktu yang belum ditentukan. Warga berdandan seperti pocong, lengkap dengan kain kafan dan tali yang dililitkan di badan.
"Ini kita gotong-royong melawan Corona dari tingkat bawah dengan swadaya di lingkungan masing-masing dengan cara mengisolasi diri," kata tokoh masyarakat setempat, Angko Setiyarso Widodo.
Kreativitas warga Tuk Songo ini pun sampai disorot media Korea Selatan. Salah satu media menyebut,"alasan pocong berkeliaran untuk melindungi desa adalah karena orang-orang lebih takut pocong daripada Corona."
Sejumlah netizen Korsel juga memberikan komentar, "lucu banget"; "setan Indonesia menggemaskan, ya."; "cara yang unik juga terlihat sangat keren, bagus banget."
10. India
Polisi India punya cara kreatif mengingatkan warga yang masih berkeliaran saat lockdown. Seorang inspektur polisi bernama Rajesh Babu mengenakan helm berbentuk virus Corona.
Helm ini bahkan sengaja didesain langsung oleh organisasi seni yang berbasis di Chennai. Ia terpaksa mengenakan helm tersebut sebab masih banyak warga India yang tidak menganggap serius virus ini. Dengan helm ini, diharapkan warga dapat melihat virus itu seolah-olah mendekati mereka dan mereka pun menjadi lebih berhati-hati.
4. Belarusia
Negara yang satu ini tampaknya tak takut pada Corona. Presiden Belarus, Alexander Lukashenko bahkan mengatakan di saluran TV bahwa masyarakat tak perlu khawatir karena Corona itu tak terlihat oleh mata.
"Tidak ada virus di sini," kata Lukashenko.
"Kamu tidak melihat mereka (virus) beterbangan bukan? Saya juga tak melihatnya! Ini adalah pendingin. Olahraga, terutama es, pendingin di sini, itulah obat antivirus terbaik!," katanya saat diwawancarai di arena pertandingan hoki es.
Lukashenko juga mengatakan virus Corona bisa diatasi dengan minum vodka dan pergi ke sauna. Hal-hal yang ia sebutkan adalah saran yang ganjil dan tak sesuai dengan imbauan tenaga medis profesional.
5. Swedia
Berbeda dengan Belarusia, Swedia meredam penyebaran virus Corona dengan menerapkan lockdown yang aturannya tak seketat negara lain. Padahal, di Swedia telah ditemukan 4.500 kasus.
Swedia melarang pertemuan yang dihadiri lebih dari 50 orang pada hari Minggu. Tapi, Swedia tetap mengizinkan anak-anak di bawah usia 16 tahun untuk tetap bersekolah.
Selain itu, bar dan restoran juga tetap buka dengan membiarkan orang-orang tetap bisa bersosialisasi seperti biasanya.
6. Malaysia
Keputusan lockdown di Malaysia diwarnai protes masyarakat di media sosial. Bukan karena penguncian wilayahnya, namun justru tentang cara Kementerian Pengembangan Wanita, Keluarga dan Masyarakat (KPWKM) Malaysia mengampanyekan di rumah saja.
Mereka mengunggah poster yang menyuruh setiap istri untuk berdandan, menggunakan riasan wajah (makeup), dan menghindari mengomel pada suami mereka selama masa lockdown di negara tersebut.
Melihat kritik dari masyarakat, postingan tersebut telah dihapus. Sementara itu, masyarakat meminta pihak kementerian itu untuk meminta maaf.