Sabtu, 04 April 2020

Imbauan Lengkap Menparekraf untuk Pelaku Industri Wisata Hadapi Corona

Menparekraf Wishnutama mengeluarkan imbauan kepada Asosiasi/Pelaku Industri Wisata dalam menghadapi pandemi Corona. Ada beberapa poin penting yang ia tekankan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020, tentang tindak lanjut Imbauan Pencegahan Penyebaran COVID-19.

Seperti diterima detikTravel, Sabtu (4/4/2020), dalam suratnya itu, Wishnutama menghimbau agar para pimpinan Asosiasi/Pelaku Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk melaporkan potensi kerugian, serta dampak kesehatan dan finansial tenaga kerja masing-masing.

Dia juga menghimbau agar pengelola pusat perbelanjaan memberikan keringanan biaya sewa kepada para penyewa. Dia juga meminta agar pengusaha restoran dan rumah makan untuk mengurangi layanan makan di tempat (dine in) dan menjalankan layanan antar pesanan (take away/delivery). Semua itu dilakukan untuk mengurangi pergerakan atau berkumpulnya masyarakat.

Pengelola restoran juga diminta mengikuti Protokol Kesehatan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/199/2020.

Berikut salinan lengkapnya,

Pengelola dan staf restoran harus diingatkan untuk:

1. Menerapkan Jaga Jarak Fisik (Physical Distancing) dengan jarak minimum 1 meter sesuai dengan panduan WHO dan UNWTO di ruang-ruang publik.
2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh setidaknya 2 kali sehari
3. Jika sedang dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasyankes
4. Menggunakan masker jika mengalami batuk atau flu
5. Menerapkan etika batuk/bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke tempat sampah, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air,
6. Membersihkan toilet secara teratur dan bagi pengguna toilet, siram toilet setelah digunakan
7. Menerapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air) terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan pembersihan serta sebelum dan sesudah makan
8. Menggunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat penanganan limbah,
9. Menghindari menyentuh area wajah yang tidak perlu.
10. Melakukan pembersihan menggunakan desinfektan terhadap peralatan setelah digunakan.

Terakhir, Wishnutama meminta agar pengupahan bagi pekerja/buruh terkait pandemi COVID-19, sebagai berikut:

1. Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait COVID-19 berdasarkan keterangan dokter sehingga tidak dapat masuk kerja paling lama 14 (empat belas) hari atau sesuai standar Kementerian Kesehatan, maka upahnya dibayarkan secara penuh.

2. Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan kasus suspek COVID-19 dan dikarantina/diisolasi menurut keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan secara penuh selama menjalani masa karantina isolasi.

3. Bagi pekerja/buruh yang tidak masuk kerja karena sakit COVID-19 dan dibuktikan dengan keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan sesuai peraturan perundang-undangan.

4. Bagi perusahaan yang melakukan pembatasan kegiatan usaha akibat kebijakan pemerintah di daerah masing-masing guna pencegahan dan penanggulangan COVID19, sehingga menyebabkan sebagian atau seluruh pekerja buruhnya tidak masuk kerja, dengan mempertimbangkan kelangsungan usaha maka perubahan besaran maupun cara pembayaran upah pekerja/buruh dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh.

Kamis, 02 April 2020

Virus Corona Datang, Langit India pun Biru

India melakukan lockdown (penguncian wilayah) sejak 24 Maret untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tapi, rupanya ada dampak lain yang cukup signifikan, polusi udara di negara itu menurun.
Perdana Menteri India Narendra Modi menerapkan kebijakan lockdown ketat untuk menangani pandemi virus Corona COVID-19 selama 21 hari. Yakni, dengan mengunci 80 kota distrik dan menghentikan semua bisnis selain makanan, farmasi, serta layanan komunikasi dan finansial.

Belum sepekan diterapkan, kebijakan lockdown itu memantik kerusuhan. Muncul kelaparan, bahkan kematian saat warga India pulang kampung karena tak lagi memiliki penghasilan.

Tapi, ada sisi positif akibat lockdown India itu. Berhentinya denyut kehidupan negara berpenduduk 1,3 miliar itu membuat polusi udara yang sudah parah mendapatkan penawarnya. Ya, selama lockdown itu penduduk diwajibkan tinggal di rumah. Selain itu, pabrik, pasar, toko, dan tempat ibadah ditutup, kemudian sebagian besar transportasi umum ditangguhkan. Begitu pula dengan pekerjaan konstruksi dihentikan.

Saat ini, data menunjukkan bahwa partikel mikroskopik berbahaya, yang disebut PM 2.5, dan nitrogen dioksida, di kota-kota utama di India turun drastis. Bahan itu dihasilkan oleh kendaraan dan pembangkit listrik.

Virus Corona Datang, Langit India pun BiruFoto: Reuters
Partikel mikroskopik PM 2.5, yang berdiameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer, dianggap sangat berbahaya karena dapat masuk ke dalam paru-paru dan masuk ke organ lain melalui aliran darah.

Langit di India pun menjadi biru. Sebelum lockdown diterapkan, India memiliki 21 dari 30 kota paling tercemar di dunia. Itu berdasarkan Laporan Kualitas Udara Dunia 2019 AirVisual.

Di ibu kota negara, New Delhi, data pemerintah menunjukkan rata-rata konsentrasi PM 2,5 turun 71 persen dalam waktu sepekan. Dari 91 mikrogram per meter kubik pada 20 Maret, menjadi 26 mikrogram pada 27 Maret. Angka itu belum aman sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganggap batasnya harus di bawah 25.

Sementara itu berdasarkan data Dewan Kontrol Polusi Pusat (CPCB), bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup India, dikumpulkan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), nitrogendioksida (NO2) turun dari 52 per meter kubik menjadi 15 pada periode yang sama. Itu menunjukkan penurunan hingga 71 persen.

Kota lain, Mumbai, Chennai, Kolkata, dan Bangalore juga mencatatkan penurunan polusi udara.

"Saya belum pernah melihat langit biru di Delhi selama 10 tahun terakhir," kata Jyoti Pande Lavakare, salah satu pendiri organisasi lingkungan India, Care for Air, dan penulis buku "Breathing Here is Injurious To Your Health."

"Ini adalah hikmah dari krisis yang mengerikan ini sehingga kita bisa melangkah keluar dan bernafas," dia menambahkan.

Sejauh ini, di India muncul 1.637 kasus dengan 45 meninggal dunia dan sembuh 148.

Sisi Lain Corona di AS, Penerbangannya Kini Penuh Petugas Medis

Foto ini memberi pesan manis di saat dunia di landa pandemi Corona. Mereka adalah petugas medis yang akan menuju medan perang.
Seperti diberitakan CNN, petugas medis itu berasak dari Atlanta dan sedang dalam penerbangan ke New York. Big Apple jadi kota dengan infeksi virus Corona atau COVID-19 terparah di Amerika Serikat.

Sedang berjuang melawan penyebaran Corona, puluhan petugas medis didatangkan. Mereka menjawab permintaan bantuan dari kota itu.

Sekitar 30 petugas medis naik penerbangan Southwest Airlines menuju ke Bandara LaGuardia di Minggu lalu. Dalam penerbangan itu juga ada penumpang biasa, kata juru bicara maskapai.

Meski keadaan sedang sulit mereka menghibur dan menyemangati diri dengan caranya sendiri. Di atas pesawat, awak kabin hingga petugas medis mengangkat tangan mereka dan membentuk hati atau cinta.

"Banyak dari kita terus merasakan efek dari pandemi COVID-19. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, seperti para profesional medis kami ini," tulis Southwest Airlines di Instagram.

"Prajurit dengan jiwa pemberani ini berada di tengah-tengah risiko dan paparan yang tinggi. Mereka lebih mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi dan berkorban tanpa pamrih. Pujian dan rasa terima kasih pun tak akan cukup," sanjung maskapai.

New York jadi wilayah paling terpukul oleh Corona. Sudah ada 1.218 orang meninggal akibat virus itu hingga Senin sore.

Gubernur Andrew Cuomo pun berseru agar semua pihak bahu membahu saling menolong. Oleh karenanya, begitu banyak petugas medis didatangkan ke sana.

"Menurut kru kami, ada 29 petugas kesehatan terlihat bersemangat dan ingin mengambil bagian mereka di saat yang ada yang membutuhkan," kata juru bicara Southwest Airlines Derek K. Hubbard.

"Kru kami mengucapkan terima kasih atas pelayanan dan pengorbanan mereka dan berharap mereka baik-baik saja dalam perjalanan mereka ke depan," imbuh dia.