Sekelompok pramugari maskapai Scandinavian Airlines yang diberhentikan sementara, saat ini membantu rumah sakit menangani pasien virus Corona.
Pada pertengahan Maret, Scandinavian Airlines (SAS) mengumumkan bahwa mereka akan memberhentikan untuk sementara 10 ribu karyawan, termasuk para pramugari. Alih-alih menganggur di rumah, ratusan pramugari tersebut telah dilatih untuk dapat membantu rumah sakit dan rumah jompo di seluruh Swedia memerangi Corona.
Transisi pekerjaan dari pramugari menjadi pengasuh atau perawat ini sebenarnya tak jauh berbeda. Sebab dalam pelatihannya, pramugari juga diajari mengenai tindakan medis dan melayani orang lain.
"Kami benar-benar punya kemampuan baik ketika berada dekat orang dan merawat orang," ujar salah satu pramugari, Mathilda Malm sebagaimana diwartakan Associated Press.
"Dan kami juga selalu siap dalam setiap situasi dan kami melayani orang-orang dengan tenang,"imbuhnya.
Program pelatihan para pramugari ini dilakukan berdasarkan inisiatif bersama antara lembaga medis Sofihemmet Stockholm, perusahaan Novare, dan Yayasan Wallenberg. Pramugari maskapai yang baru dilatih ini dapat meringankan tugas perawat dan asisten perawat melakukan berbagai tugas, termasuk tugas-tugas non-medis.
Tak hanya bermanfaat bagi pihak rumah sakit, program ini juga telah membantu 300 karyawan maskapai untuk tetap mendapatkan uang selama mereka tidak terbang.
Di Swedia, saat ini ada 5.000 kasus COVID-19 dimana 230 orang meninggal dunia.
Selain SAS, beberapa maskapai lain di seluruh dunia memiliki rencana serupa untuk mempekerjakan karyawan yang dirumahkan. Di Jerman misalnya, karyawan Luthansa mendaftarkan diri dalam program kerja jangka pendek pemerintah sehingga mereka dapat mempertahankan sebagian besar gaji mereka. Banyak dari karyawan ini diberikan prioritas untuk program pelatihan medis.
Sementara itu di Amerika Serikat (AS), pemerintah telah menjanjikan bantuan sebesar USD 50 miliar kepada maskapai yang berjanji tidak akan mengurangi pekerjaan selama 6 bulan ke depan.
Malaysia Larang Bazar Ramadan karena Pandemi Corona
Bulan Ramadan tak lama lagi, namun wabah virus Corona belum mereda. Pemerintah Malaysia pun melarang adanya bazar Ramadan.
Keputusan itu diambil setelah rapat komite Kabinet khusus tentang masalah-masalah yang tidak terkait kesehatan namun masih berhubungan dengan perintah kontrol gerakan (MCO) pada Jumat (3/4/2020).
"Kami telah mengambil keputusan bahwa selama MCO berlaku, tidak akan ada bazar Ramadhan," kata Menteri Senior Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob seperti dikutip The Star.
"Setelah itu, jika tidak ada perpanjangan perintah, Dewan Keamanan Nasional akan membuat prosedur operasi standar MCO. Ini akan, antara lain, menentukan apakah bazar Ramadan dapat beroperasi," katanya.
Fase kedua MCO itu berakhir pada 14 April dan Ramadan diperkirakan mulai 23 April. Selangor, Negri Sembilan, Melaka dan Terengganu telah membatalkan semua bazaar Ramadhan tahunan karena pandemi virus Corona Covid-19.
Menteri Besar Selangor Datuk Seri Amirudin Shari mengumumkan bahwa, sebagai wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi, telah melarang semua pasar dan bazar Ramadhan tahun ini. Bazar berpotensi dibuka lagi dengan pertimbangan dari Departemen Kesehatan. Kemungkinan lain, bazar tetap digelar namun hanya melayani drive-through dan online.