Jumat, 10 April 2020

Nasib Palestina di Tengah Wabah Corona

Palestina menjadi salah satu negara yang tidak bebas dari wabah Covid-19. Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila mencatat ada 261 warga positif Covid-19 dan 42 dinyatakan sembuh. Warga yang dinyatakan positif langsung dikarantina di rumah masing-masing dengan pengawasan khusus dari Otoritas Palestina. Hingga saat ini ada 15.000 rapid test terhadap warga Palestina yang diduga mempunyai hubungan langsung dengan pasien positif.
Membayangkan Palestina menghadapi wabah Covid-19 pasti terasa menyayat hati. Bayangkan, tanpa wabah Covid-19 pun Palestina sudah tertatih-tatih menjalani kehidupan sosial, ekonomi, dan politik tanpa ketidakpastian. Kondisi geopolitik yang menimpa negara-negara Timur-Tengah lainnya menyebabkan nasib Palestina sama sekali tak tersentuh, bahkan kondisinya makin terpuruk di tengah tekanan bertubi-tubi dari Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara di Timur-Tengah, seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Di tengah pandemi Covid-19, Palestina termasuk di antara negara yang tidak mempunyai pilihan kebijakan, sebagaimana negara-negara lainnya yang berlomba-lomba memberikan insentif perlindungan finansial. Palestina akan menghadapi dampak wabah ini dengan serentetan masalah yang tidak bisa diramal di masa mendatang. Kondisi ekonomi yang terus memburuk dan tekanan dari Israel yang kian kuat.

Yang pasti, negara-negara di kawasan Timur-Tengah saat ini sedang fokus untuk menghadapi dampak Covid-19, yang membuktikan bahwa mereka tidak akan mengalihkan perhatian pada isu-isu regional, khususnya Palestina. Krisis ekonomi akan menjadi pukulan yang telak bagi setiap negara di kawasan. Tidak mudah untuk bangkit, karena ekonomi benar-benar lumpuh, apalagi harga minyak terus merosok akibat perseteruan antara Arab Saudi dan Rusia.

Palestina akan semakin terpinggirkan, karena setiap negara lebih memfokuskan perhatiannya terhadap isu-isu domestik yang tidak kalah rumit. Apalagi jika upaya melawan Covid-19 yang bisa berlangsung lama, maka secara otomatis Palestina akan menanggung beban yang lumayan berat. Sebab selama ini, Palestina mempunyai ketergantungan pada negara-negara lain, seperti Qatar, Iran, dan Turki. Negara-negara tersebut saat ini sedang menghadapi masalah yang serius dalam upaya mengantisipasi dampak ekonomi dari Covid-19.

Semua negara, termasuk negara-negara Timur-Tengah saat ini sedang memikirkan dampak yang terburuk dari Covid-19. Sebab negara-negara yang selama ini relatif maju dan modern dalam pelayanan medis pun terseok-seok dalam menghadapi dampak Covid-19. AS, Prancis, Italia, Spanyol, dan Inggris adalah negara-negara yang sempoyongan dalam menghadapi dampak Covid-19, karena penyebaran virus yang meluas dengan korban yang lumayan besar melebihi China.

Selain itu, posisi Netanyahu yang semakin kuat di Israel juga menjadi tantangan serius yang lain bagi Palestina. Covid-19 menjadi berkah bagi Netanyahu yang secara politik sebenarnya sedang rapuh akibat perolehan suara yang cenderung statis dan kasus korupsi yang menimpa dirinya dan keluarganya.

Covid-19 yang meluas di Israel, telah menyebabkan posisi Netanyahu semakin kuat karena ia mendapatkan dukungan politik dari Partai Biru dan Putih yang selama ini menentangnya. Belum lagi kasus korupsinya ditangguhkan dengan alasan agar Netanyahu lebih fokus dalam mengatasi masalah Covid-19 yang melanda dunia saat ini. Netanyahu sekarang memimpin Israel dengan mandat yang lebih kuat.

Tentu saja, kuatnya posisi Netanyahu akan menjadi masalah serius bagi Palestina. Sebab Netanyahu selama ini dikenal sebagai pemimpin yang membawa agenda-agenda politik yang sangat merugikan Palestina, khususnya dalam masalah pembangunan ilegal di Tepi Barat. Bukan hanya itu saja, Netanyahu ingin mengusir Palestina dari Jerusalem dan menjadikan Jerusalem di bawah kekuasaan Israel.

Yang dikhawatirkan banyak pihak, Netanyahu justru menjadikan situasi yang penuh ketidakpastian untuk terus mengambil langkah-langkah yang semakin menjerat Palestina. Di tengah negara-negara lain yang sedang fokus pada masalah domestik masing-masing, Netanyahu bisa saja mengambil langkah di luar dugaan. Sebab itu, nasib Palestina di tengah pandemi Covid-19 menjadi semakin tidak menentu.

Rabu, 08 April 2020

Baru Sehari Dibuka, Tembok Besar China Sudah Kena Vandalisme

Tempat ikonik seperti Tembok Besar China kini mulai ramai setelah pandemi Corona. Namun baru hari pertama buka, sudah ada turis nakal yang melakukan vandalisme.

Mengutip dari CNN, Selasa (7/4/2020) kejadian ini viral di jejaring sosial Weibo. Diketahui seorang wisatawan ketahuan melakukan vandalisme di Area Badaling. Badaling adalah zona favorit untuk melihat lanskap The Great Wall. Wisatawan tersebut tertangkap kamera tengah merusak dinding Tembok Besar China dengan menggunakan kunci.

Netizen pun geram. Mereka meminta agar pelaku ditangkap dan diberi hukuman. Pihak pengelola Tembok Besar China pun menjawab kekhawatiran netizen. Zona Badaling telah menerapkan serangkaian pendisiplinan agar hal tersebut tidak terulang kembali. Zona Badaling juga akan memberikan hukuman administratif kepada 7 jenis aksi perusakan lainnya, termasuk vandalisme.

Nantinya nama wisatawan yang melanggar akan dimasukkan ke dalam daftar hitam dan diumumkan kepada publik. Nama-nama tersebut akan diberikan pembatasan saat membeli tiket online Tembok Besar China.

Namun Kantor Informasi Pemerintah Kota Beijing menginginkan Kabupten Yanqing untuk mempertimbangkan kebijakan tersebut. Pihak pemerintah kota ingin agar para pelanggar diserahkan kepada penegak hukum.

Daftar hitam ini sebenarnya sudah diterapkan di taman-taman Beijing. Sehingga jika seseorang yang pernah merusak taman kembali masuk akan ketahuan dari pemindai wajah dan dilarang untuk masuk.

Penginapan Gratis buat Turis yang Terdampar

Wabah virus Corona membuat banyak turis terdampar di negara asing. Kehidupan mereka pun jadi terlunta-lunta karena tidak bisa pulang ke negara masing-masing, kalau persediaan uang masih banyak sih oke, tapi bagaimana jika sudah tipis?
Sebuah penginapan di Kanazawa, Prefektur Ishikawa di Jepang berbaik hati membuka pintu mereka buat para pelancong yang terdampar di Jepang. Mereka memberikan akomodasi gratis buat turis yang terdampar.

Akomodasi gratis itu diberikan penginapan Kaname Inn Tatemachi di Kanazawa. Mengutip Japan Today, Selasa (7/4/2020), akomodasi gratis itu tersedia setidaknya sampai akhir April ini.

Presiden Kaname Inn Tatemachi, Hiroshi Hosokawa mengatakan ikhwal pemberian akomodasi gratis ini. "Seseorang menghubungi saya meminta bantuan tempat untuk seorang sahabat dari Belanda," ujarnya.

Setelah awalnya hanya membantu teman yang terdampar, banyak turis lain yang kemudian mencari bantuan tempat tinggal selama di Jepang. Hosokawa berharap para pelancong itu bisa merasakan keamanan dan bisa berbagi soal Kanazawa. Mereka yang butuh tempat tinggal bisa menghubungi Kaname lewat email r4r@kaname-japan.com.

Terus bagaimana dia mendapatkan dukungan dana untuk menampung para turis yang terdampar? Dari situlah, muncul ide untuk membuat penggalangan dana Room for Rescue. Dana yang sudah terkumpul sudah cukup banyak mencapai 1,793 juta yen dari target 7,56 juta yen, atau sudah mencapai 23 persen.

The Trans Resort Bali Sediakan Paket Karantina Mewah

Social distancing diberlakukan di seluruh Indonesia, termasuk di Bali. Sepinya kegiatan pariwisata, membuat banyak hotel Bali tutup. Namun The Trans Resort Bali masih tetap beroperasi. Untuk mendukung kampanye social distancing, The Trans Resort Bali meluncurkan paket karantina dengan nama Stay di Hotel Aja.

Paket ini akan menggunakan 16 villa dengan kolam renang pribadi. Ada 15 kamar tipe One-bedroom dan satu Presidential Suite dengan 3 bedroom.

Tak perlu khawatir soal kebersihan. The Trans Resort Bali meningkatkan frekuensi pembersihan dengan disinfektan setiap jam. Kemudian disediakan pula hand sanitizer di 37 titik di seluruh hotel.

Karyawan di area persiapan makanan dan pembersihan kamar diwajibkan untuk memakai masker, penutup rambut serta sarung tangan. Pemantauan suhu tubuh juga terus dilakukan bagi tamu, karyawan hingga pemasok yang datang ke area hotel.

Pelayan villa juga akan menyesuaikan standar kebersihan dan sanitasi. Mereka akan menyediakan makan secara pribadi di dalam villa dengan kebersihan dan jarak dengan tamu.
----