Citilink tak ingin kalah dengan virus Corona. Penerbangan tidak berjadwal (charter) dan kargo kini jadi ujung tombak layanannya.
Dunia penerbangan memang sedang lesu. Maskapai ingin mengambil peran dalam ketersediaan logistik di daerah dengan tak berhenti beroperasi 100%.
"Bisnis penerbangan charter dan kargo merupakan lini layanan bisnis yang dinilai cukup berpeluang di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini," kata Direktur Utama Citilink, Juliandra, dalam rilis resminya, Jumat (10/4/2020).
"Kelancaran proses distribusi logistik merupakan hal yang sangat penting terutama saat masa krisis akibat COVID-19. Citilink berupaya untuk mendukung proses distribusi logistik ke masyarakat melalui penerbangan kargo ke berbagai daerah sehingga ketersediaan pasokan logistik di daerah-daerah tetap terjamin," tambah Juliandra.
Kargo CitilinkKabin pesawat kargo dari Citilink (Foto: Citilink)
Perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan volume bisnis kargo Citilink yang lebih kompetitif serta memaksimalkan potensi pasar kargo. Kinerja bisnis kargo Citilink mencatatkan kinerja yang baik.
Diinformasikan jumlah kargo yang diangkut pada periode Maret 2020 meningkat sebesar 13% dibandingkan Februari 2020. Sedangkan untuk periode April 2020, jumlah rata-rata kargo yang diangkut per harinya meningkat sebesar 61% dibandingkan Maret 2020.
Kargo CitilinkPesawat kargo dari Citilink (Foto: Citilink)
"Citilink juga menggunakan berbagai jenis pesawat untuk melayani kargo seperti pesawat Airbus A320 hingga pesawat berbadan lebar Airbus A330 ke berbagai destinasi di domestik dan internasional seperti Malaysia, Singapura, dan Timor Leste," kata dia.
Dalam waktu dekat, Citilink juga akan mengoperasikan pesawat khusus kargo (freighter) Boeing 737-500 untuk memaksimalkan layanan rute domestik. Selain itu, Citilink juga mengembangkan bisnis penerbangan charter baik untuk charter penumpang, charter pribadi dan charter cargo di jaringan rute domestik maupun internasional.
Pada bulan Maret 2020 lalu, Citilink telah melayani penerbangan charter menuju Silangit, Sumatera Utara untuk rombongan Raja Belanda saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Tokyo Disneyland dan Universal Studio Jepang Tutup Lebih Lama
Jepang menerapkan darurat nasional karena wabah virus Corona. Tokyo Disney Resort dan Universal Studio pun ditutup lebih lama.
Keputusan untuk menerapkan darurat nasional di Jepang diumumkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada 7 April. Kebijakan itu meminta warga tinggal di rumah hingga 6 Mei, yang meliputi prefektur Chiba dan Osaka dan lima prefektur lainnya.
Pengumuman status darurat itu menjadi respons pemerintah Jepang setelah lonjakan kasus baru COVID-19 di Tokyo, termasuk kenaikan lebih dari 100 kasus baru per hari selama satu pekan terakhir.
Sejumlah tempat wisata pun ditutup lebih lama. Termasuk, Tokyo Disney dan Universal Studio Jepang.
Tokyo Disney dan Universal Stuido kali pertama ditutup karena virus Corona pada 28 Februari dan rencananya dibuka pada 27 Maret. Di hari itu, Oriental Land Co., yang mengelola Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea, kembali mengumumkan tempat wisata keluarga itu memperpanjang penutupan.
Kini, dengan diterapkannya darurat nasional di Jepang, penutupan wahana tersebut pun kian lama lagi. Pengelola mengatakan akan membuka kembali wahana itu paling cepat pada 20 April.
Sementara itu, USJ LLC, operator taman hiburan di Osaka, sebelumnya berencana untuk membuka kembali hari Minggu depan. Ketiga taman telah ditutup sejak 29 Februari.