Jumat, 01 Mei 2020

Pemerintah Distribusikan 191.666 Set APD ke Seluruh Provinsi

Kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk merawat pasien virus corona COVID-19 saat ini masih terjadi di Indonesia. Untuk mengatasinya, pemerintah kini telah menyediakan APD yang telah didistribusikan ke seluruh Indonesia.
"Sampai dengan hari ini, pemerintah telah menyediakan APD sebanyak 191.666 set dan terdistribusi ke seluruh provinsi serta rumah sakit yang membutuhkannya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (30/3/2020).

Selain APD, pemerintah juga telah menyiapkan masker bedah sebanyak 12.272.500 buah, masker N95 berjumlah 133.640, serta alat rapid test sebanyak 425.000 buah. Semuanya juga sudah terdistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia sebagai upaya memaksimalkan kebutuhan pokok penanganan COVID-19.

"Kita akan tetap berupaya secara maksimal memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok ini, di dalam kaitannya untuk penanganan kasus COVID-19," jelasnya.

Selain itu, Yuri mengatakan bahwa rumah sakit rujukan nasional yang ada saat ini juga sudah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Kini, ruang isolasi dengan tekanan negatif sudah ditambah sebanyak 1.967 ruangan.

27 Ribu Orang Daftar Jadi Relawan Penanganan Corona di Indonesia

Sejumlah orang mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dalam Relawan Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Data terakhir relawan COVID-19 berjumlah 27.763 orang dari seluruh Indonesia.
"Ada 8.763 relawan yang terdaftar, di mana 1.901 relawan dengan kualifikasi relawan medis dan 6.862 relawan non medis. Data ini hanya yang terdaftar di gugus tugas dan akan digabungkan dengan memasukkan data relawan di Kementerian Kesehatan sekitar 4.000 orang dan Kemendikbud sekitar 15 ribu orang," kata koordinator relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Andre Rahardian, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (30/3/2020).

Saat ini prioritas pemanggilan dan pengerahan adalah relawan medis, yang akan dilatih terlebih dahulu, sebelum memulai tugas ketika ada permintaan dari rumah sakit-rumah sakit, baik rujukan maupun darurat yang ada di seluruh Indonesia.

"Relawan medis menjadi prioritas pertama, dan relawan non medis yang akan menjadi prioritas berikutnya adalah relawan yang terkait dnegan pengelolaan rumah sakit, distribusi logistik, yang akan segera diaktifkan bersama gugus tugas BNPB," tambahnya.

Sebelumnya, Andre mengajak semua elemen dapat bergabung menjadi garda terdepan dalam memerangi virus Corona atau COVID-19. Dia mengatakan gugus tugas juga sudah melakukan kerja sama dengan asosiasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan perguruan tinggi untuk ikut bergabung menjadi relawan menangani para pasien.

Tim Pakar COVID-19 Tegaskan Bilik Disinfeksi Tak Direkomendasikan

 Bilik disinfeksi saat ini telah banyak dipasang di gedung-gedung perkantoran dan tempat umum yang dianggap mampu mencegah penularan infeksi virus corona. Setiap orang yang masuk ke dalam bilik disinfeksi akan disemprot disinfektan dari berbagai arah. Namun pakar menegaskan penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh tidak aman.
"Penggunaan disinfektan dengan ruang, chamber, atay penyemprotan secara langsung ke tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi kulit, mulut, dan mata, dapat menimbulkan iritasi," kata Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers dalam jaringan di BNPB, Senin (30/3/2020).

Penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh masih harus ditinjau ulang karena dapat menimbulkan iritasi. Disinfektan yang digunakan untuk proses dekontaminasi yang membunuh mikroorganisme, virus atau bakteri, hanya bekerja efektif jika digunakan pada pada permukaan benda mati seperti lantai, meja, atau permukaan lain yang sering disentuh, peralatan medis.

Selain itu, ia menambahkan penggunaan sinar atau radiasi ultaviolet dalam konsentrasi berlebihan untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan kanker kulit.

Oleh sebab itu, disebutkan oleh Prof Wiku, metode pencegahan penularan virus corona yang paling aman adalah dengan sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menghindari menyentuh area wajah dengan tangan kotor, langsung mandi ketika sampai di rumah, mencuci pakaian dengan sabun, menyemprotkan cairan disinfektan saat menyetrika, serta menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain saat berinteraksi.

Mendadak Tak Bisa Cium Aroma Jeruk, Pria Ini Ternyata Positif Corona

Seorang pria bernama Hugh Mason menyadari dirinya kehilangan indra pencium pada Senin (23/3/2020). Ia sadar saat tak bisa mencium aroma jeruk yang sedang dikupas istrinya.
"Istri saya mengupas jeruk dan saya pikir, itu aneh, saya tidak bisa mencium baunya," kata pria 53 tahun itu kepada The Straits Times, dikutip dari Asia One, Senin (30/3/2020).

Mason, seorang asisten profesor di Fakultas Teknik Universitas Nasional Singapura, menjelaskan bahwa ia telah membaca laporan yang mengatakan gejala dari virus corona COVID-19 dapat dikaitkan dengan hilangnya kemampuan indera penciuman pada kasus-kasus tertentu.

Akhirnya ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokternya pada Kamis (26/3/2020) menanyakan apakah ia memang positif virus corona COVID-19. Mason kemudian pulang ke rumah dan menyendiri sambil menunggu hasilnya keluar.

Hari berikutnya ia menerima telepon dari pihak rumah sakit yang memintanya untuk kembali dan tes lebih lanjut. Tes menunjukkan ia positif virus corona COVID-19 dan dirawat di Singapore General Hospital pada hari Jumat (27/3/2020).

Sebelumnya Mason mengaku sempat 'masuk angin' dan kemudian kondisinya semakin memburuk dengan menunjukkan gejala demam pada 22 Maret lalu. Sang istri yang berusia 50 tahun juga dinyatakan positif mengidap virus tersebut pada hari Sabtu dan diisolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional di Singapura.

Sementara itu, putra mereka yang berusia 13 tahun saat ini sedang mengasingkan diri di rumah dengan pembantu rumah tangga keluarga mereka dan dikabarkan dalam kondisi baik-baik saja. "Dia baik-baik saja, dia mungkin akan bermain video game di rumah sepanjang hari sekarang karena tidak ada yang menghentikannya," kata Mason sambil tertawa.

Mason mengaku tak tahu bagaimana ia bisa tertular virus corona COVID-19. "Terakhir kali saya keluar negeri itu 21 Januari. Itu sudah lama sekali, jadi saya tidak berpikir saya membawanya kembali bersama saya (terinfeksi COVID-19) dari Inggris," kata Mason, warga negara Inggris, yang telah menjadi penduduk tetap di Singapura sejak 2013.

Meskipun masa isolasi membuat ia jauh dari orang-orang yang dicintainya, Mason tetap bersyukur untuk banyak hal. "Aku ingin mencium aroma udara, bau hijau itu, lagi. Sangat aneh berada di ruangan yang tidak bisa kutinggalkan, tetapi aku tahu bahwa inilah yang membuat kita semua aman," katanya.

Mason mengatakan bahwa indra penciumannya belum kembali, tetapi kondisinya dikabarkan membaik. Ia disebut hanya mengalami batuk ringan.

Pemerintah Distribusikan 191.666 Set APD ke Seluruh Provinsi

Kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk merawat pasien virus corona COVID-19 saat ini masih terjadi di Indonesia. Untuk mengatasinya, pemerintah kini telah menyediakan APD yang telah didistribusikan ke seluruh Indonesia.
"Sampai dengan hari ini, pemerintah telah menyediakan APD sebanyak 191.666 set dan terdistribusi ke seluruh provinsi serta rumah sakit yang membutuhkannya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (30/3/2020).

Selain APD, pemerintah juga telah menyiapkan masker bedah sebanyak 12.272.500 buah, masker N95 berjumlah 133.640, serta alat rapid test sebanyak 425.000 buah. Semuanya juga sudah terdistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia sebagai upaya memaksimalkan kebutuhan pokok penanganan COVID-19.

"Kita akan tetap berupaya secara maksimal memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok ini, di dalam kaitannya untuk penanganan kasus COVID-19," jelasnya.

Selain itu, Yuri mengatakan bahwa rumah sakit rujukan nasional yang ada saat ini juga sudah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Kini, ruang isolasi dengan tekanan negatif sudah ditambah sebanyak 1.967 ruangan.