Sabtu, 02 Mei 2020

WHO Tak Sarankan Semprot Disinfektan, Bahaya Jika Kena Selaput Lendir

Keberadaan bilik atau chamber disinfektan belakangan ini makin mudah ditemukan. Bilik-bilik penyemprotan disinfektan untuk seluruh badan tersebut ada di gedung-gedung perkantoran dan bahkan mudah ditemukan di pintu-pintu masuk perumahan. Amankah bila disinfektan disemprotkan langsung ke tubuh manusia?
Lewat akun resminya di media sosial, WHO Indonesia mengatakan hal itu sebaiknya tidak dilakukan. Menyemprotkan bahan-bahan kimia disinfektan langsung ke tubuh manusia bisa membahayakan jika terkena pakaian dan selaput lendir seperti mata dan mulut.

Bahan-bahan seperti alkohol dan klorin, menurut WHO bisa berguna sebagai disinfektan untuk permukaan benda mati. Itu pun harus sesuai petunjuk penggunaannya.


WHO Indonesia
@WHOIndonesia
#Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat! https://twitter.com/NParanietharan/status/1244143374803726341 …

Lihat gambar di Twitter
N. Paranietharan
@NParanietharan
#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia , it may be harmful ⁦@KemenkesRI⁩ ⁦@BNPB_Indonesia⁩ #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 ⁦@kemenkopmk⁩ ⁦@Menlu_RI⁩ ⁦@dinkesJKT⁩ ⁦@WHOIndonesia⁩

Lihat gambar di Twitter
9.765
15.47 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
14,8 rb orang memperbincangkan tentang ini

Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan
Sekolah Farmasi ITB
Para pakar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung mempertegas pendapat tersebut dengan mengatakan tidak ada data ilmiah yang menunjukkan seberapa efektif bilik disinfektan bisa membunuh virus. Penggunaan bahan-bahan kimia tertentu sebagai disinfektan juga punya risiko bagi kesehatan.

"Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan," tulis para pakar ITB dalam rilisnya baru-baru ini.

Beberapa bahan kimia yang sering dipakai sebagai disinfektan dalam bilik-bilik penyemprotan antara lain:

Larutan hipoklorit: Berisiko memicu iritasi dan kerusakan kulit pada paparan terus menerus dalam jangka waktu lama. Inhalasi bisa memicu iritasi ringan pada pernapasan.
Electrolyzed Salt Water: berisiko memicu iritasi.
Kloroksilenol (bahan aktif cairan antiseptik komersial): berisiko memicu iritasi kulit dan mata, berisiko keracunan bila tertelan.
Hidrogen peroksida (H2O2): pada kadar tertentu bisa memicu iritasi kulit.

Cara yang paling aman untuk menghindari infeksi virus corona COVID-19 sejauh ini adalah dengan saling menjaga jarak (phisycal distancing) dan sering-sering mencuci tangan dengan sabun selama 20-30 detik. Sabun atau detergen secara ilmiah efektif merusak selubung virus corona.

Kalaupun harus melewati bilik atau chamber disinfektan, pastikan tahu betul jenis bahan kimia yang digunakan dan konsentrasinya. Dan jangan kaget jika terkadang petugas yang mengoperasikan bilik-bilik tersebut juga tidak tahu disinfektan jenis apa yang mereka gunakan.

Punya pendapat tentang penggunaan bilik-bilik disinfektan? Tuliskan di kolom komentar.

5 Tips Meredam Cemas di Tengah Pandemi Corona

 Cemas bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Tapi rasanya sulit untuk tidak cemas mengamati perkembangan pandemi virus corona COVID-19 yang terus meluas.
Satu sisi, cemas adalah perasaan yang sangat manusiawi. Namun mengatasi takut dan cemas juga penting untuk menjaga mental tetap kuat dalam menghadapi pandemi.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meredam cemas yang mulai melanda adalah sebagai berikut:

1. Batasi akses media sosial
Disarankan untuk membatasi diri maksimal 30 menit memantau media sosial. Terlalu banyak informasi, yang tidak semuanya penting, bisa memperburuk serangan rasa cemas.

2. Fokus ke hal-hal yang bisa dikontrol
Sejujurnya ada banyak hal yang berada di luar kendali. Satu-satunya yang pasti bisa dilakukan adalah jaga diri, melindungi dari risiko tertular. Misalnya dengan saling menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.

3. Sibukkan diri
Pembatasan sosial dengan tetap berada di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif tidak hanya mengalihkan rasa cemas, melainkan juga jadi lebih produktif.

4. Tumpahkan pada waktunya
Bagaimanapun, rasa cemas itu wajar di tengah berbagai ketidakpastian. Yang tidak boleh adalah berlebihan. Akan sangat membantu jika bisa mengatur waktu untuk sejenak menumpahkan segala kecemasan, baik dengan curhat maupun menuliskannya dalam catatan harian.

5. Pilih teman yang baik
Jika butuh curhat, cari teman yang bisa memahami perasaan tanpa menghakimi. Hindari juga teman yang justru bikin tambah panik.

WHO Tak Sarankan Semprot Disinfektan, Bahaya Jika Kena Selaput Lendir

Keberadaan bilik atau chamber disinfektan belakangan ini makin mudah ditemukan. Bilik-bilik penyemprotan disinfektan untuk seluruh badan tersebut ada di gedung-gedung perkantoran dan bahkan mudah ditemukan di pintu-pintu masuk perumahan. Amankah bila disinfektan disemprotkan langsung ke tubuh manusia?
Lewat akun resminya di media sosial, WHO Indonesia mengatakan hal itu sebaiknya tidak dilakukan. Menyemprotkan bahan-bahan kimia disinfektan langsung ke tubuh manusia bisa membahayakan jika terkena pakaian dan selaput lendir seperti mata dan mulut.

Bahan-bahan seperti alkohol dan klorin, menurut WHO bisa berguna sebagai disinfektan untuk permukaan benda mati. Itu pun harus sesuai petunjuk penggunaannya.


WHO Indonesia
@WHOIndonesia
#Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat! https://twitter.com/NParanietharan/status/1244143374803726341 …

Lihat gambar di Twitter
N. Paranietharan
@NParanietharan
#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia , it may be harmful ⁦@KemenkesRI⁩ ⁦@BNPB_Indonesia⁩ #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 ⁦@kemenkopmk⁩ ⁦@Menlu_RI⁩ ⁦@dinkesJKT⁩ ⁦@WHOIndonesia⁩

Lihat gambar di Twitter
9.765
15.47 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
14,8 rb orang memperbincangkan tentang ini

Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan
Sekolah Farmasi ITB
Para pakar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung mempertegas pendapat tersebut dengan mengatakan tidak ada data ilmiah yang menunjukkan seberapa efektif bilik disinfektan bisa membunuh virus. Penggunaan bahan-bahan kimia tertentu sebagai disinfektan juga punya risiko bagi kesehatan.

"Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan," tulis para pakar ITB dalam rilisnya baru-baru ini.