Sebelumnya, uji klinis remdesivir di Amerika Serikat (AS) dinilai berhasil obati Corona dan mendapat persetujuan dari Food and Drug Administraion (FDA). Pemerintah Jepang pun pada Kamis (7/5/2020) menyetujui remdesivir digunakan sebagai obat Corona di negaranya.
Hal ini membuat Jepang menjadi negara kedua yang menggunakan remdesivir sebagai obat Corona. "Remdesivir disetujui berdasarkan tindakan luar biasa," kata seorang pejabat kementerian kesehatan Jepang, dikutip dari Channel News Asia Jumat (8/5/2020).
"Itu adalah persetujuan pertama negara kami untuk perawatan pasien coronavirus," kata pejabat itu kepada AFP.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pekan lalu pemerintah sedang bersiap untuk memberikan 'lampu hijau' sesegera mungkin bagi obat eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan AS Gilead Sciences.
Langkah maju AS datang setelah uji klinis utama menunjukkan remdesivir yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola, mempersingkat waktu untuk pemulihan pada beberapa pasien hingga sepertiganya. Remdesivir, yang diberikan melalui suntikan, sudah tersedia untuk beberapa pasien yang terdaftar dalam uji klinis di seluruh dunia.
Sedangkan untuk Avigan, yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang Fujifilm Toyama Chemical, Suga mengatakan pemerintah akan menyetujui obat ini jika uji klinis yang melibatkan 100 pasien terbukti efektif. Obat, yang nama generiknya adalah favipiravir, disetujui untuk digunakan di Jepang pada 2014 tetapi hanya pada wabah flu yang tidak ditangani secara efektif oleh obat yang ada.
Favipiravir tidak tersedia di pasaran dan hanya dapat diproduksi dan didistribusikan atas permintaan pemerintah Jepang.
WHO Ungkap Kemungkinan Penyebab Seseorang 2 Kali Positif Corona
Temuan kasus positif virus Corona COVID-19 untuk kedua kalinya makin banyak bermunculan. Organisasi kesehatan dunia WHO baru-baru ini mengungkap kemungkinan penyebabnya.
Seorang juru bicara WHO mengungkap, seseorang yang mendapatkan hasil positif setelah sebelumnya dinyatakan sembuh dari virus Corona, kemungkinan adalah false positive.
"Sejauh yang kami tahu, dan ini berdasarkan data terkini, kelihatannya pasien tersebut mengeluarkan sisa material dari paru-paru, sebagai bagian dari fase penyembuhan," katanya kepada AFP, dikutip dari The Sun.
Lebih dari 100 orang di Korea Selatan dilaporkan kembali mendapat hasil positif dalam pemeriksaan virus Corona, setelah sempat dinyatakan sembuh. WHO maupun negara yang bersangkutan sama-sama menginvestigasi temuan tersebut.
Temuan pasien yang mendapat hasil positif untuk kedua kalinya dikhawatirkan memicu gelombang kedua wabah Corona. Bila itu terjadi, maka kemungkinan mengakhiri lockdown akan berubah.
Kemungkinan 'reinfeksi' juga bakal mempersulit proses pembuatan vaksin yang manjur. Saat seseorang sembuh dari virus Corona, tubuhnya membentuk antibodi dalam sepekan setelah infeksi. Antibodi tersebut memberi kekebalan, meski tidak jelas betul seberapa kuat dan lama kemampuannya menangkal infeksi.