Senin, 11 Mei 2020

Yang Harus Dilakukan Saat Terima Paket Belanja Online

 Sejak pandemi virus corona merebak, pergerakan manusia jadi terbatas, termasuk upaya untuk belanja. Perilaku masyarakat pun berubah. Banyak dari mereka yang beralih menggunakan jasa belanja online untuk membeli kebutuhan sehari-hari sampai makanan.

Namun apa yang harus dilakukan ketika menerima paket tersebut. Anda memang tak bersentuhan dengan si pengantar paket, namun apakah virus tersebut tak menempel di paket belanja Anda? Haruskah menyemprotkan cairan disinfektan ke paket sebelum membukanya?

Virus corona dapat bertahan di beberapa jenis permukaan selama sembilan hari atau lebih sehingga menimbulkan kekhawatiran untuk menyentuh paket belanja online.


Mengutip Cnet, Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan kemungkinannya sangat kecil bahwa virus corona bisa menyebar lewat paket yang sudah dipindahtangankan berkali-kali dalam beberapa hari. WHO juga mengungkapkan bahwa kecil kemungkinannya paket belanjaan Anda akan terkontaminasi setelah terekspos ke berbagai kondisi lingkungan yang berbeda, meskipun ada risiko orang yang melakukan kontak dengan virus tersebut, disebut sangat rendah kemungkinannya.

Lalu bagaimana dengan paket yang datang di hari yang sama, misalnya pesan antar makanan? Food and Drug Administration mengungkapkan tak ada bukti bahwa virus bisa menyebar melalui makanan atau paket.

Namun tak ada salahnya untuk tetap berhati-hati. Setelah menerima paket, Anda bisa saja menyemprotkannya dengan disinfektan dan mendiamkannya selama 15 menit kemudian mengelapnya. Jangan lupa cuci tangan maksimal 20 detik setelah memengang paket Anda. Buang pembungkusnya dan cuci lagi tangan Anda.

Hanya saja jangan semprot disinfektan ke paket makanan Anda. Ada hanya perlu mencuci tangan setelah memegang paketnya, mengeluarkan semua makanan dan jika memungkinkan hangatkan makanan tersebut. 

Corona Ancam Upaya Perang Lawan TBC dalam 5 Tahun Terakhir

 Pandemi virus corona (SARS-CoV-2) tak hanya mengancam aspek kesehatan, sosial, juga ekonomi masyarakat, melainkan juga mengadang upaya memerangi penyakit lain, yakni tuberkulosis (TBC).

Pelbagai organisasi yang tergabung dalam Stop TB Partnership memperkirkan pandemi Covid-19 turut mengancam usaha pencegahan melawan TBC sepanjang lima hingga delapan tahun belakangan.

Kajian terbaru yang dikerjakan Stop TB Partnership global, Imperial College, Avenir Health dan, Universitas John Hopkins bersama USAID mengindikasikan peningkatan jumlah penderita TBC hingga 6,3 juta orang dalam kurun lima tahun ke depan. Kajian pemodelan yang diterbitkan awal Mei 2020 ini fokus pada tiga negara rentan yakni India, Kenya dan Ukraina.

Hasil pemodelan yang diterima CNNIndonesia.com menyimpulkan, secara global, potensi penambahan kasus TBC tersebut ditengarai ada andil dari pembatasan aktivitas 3 bulan terakhir dan upaya pemulihan kondisi sepanjang 10 bulan. Selain penambahan 6,4 juta kasus pada 2025, angka kematian di dunia juga diperkirakan bertambah 1,4 juta kasus.

Situasi pandemi disebut menjadikan deteksi TBC dan pengawasan terhadap pasien TBC menurun. Padahal pasien harus minum obat secara teratur.

Sementara untuk Indonesia, kajian menyebut bahwa aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah membuat 25 persen Puskesmas tak lagi melakukan diagnosis TBC melalui pemeriksaan dahak. Selain itu, pasien pun kesulitan mengunjungi fasilitas kesehatan untuk kontrol dahak, suntik atau konsultasi klinis.

"Kader dan pendampingan pasien TBC menyampaikan tantangan terbesar pasien adalah transportasi karena tidak semua rumah tangga pasien TBC memiliki kendaraan pribadi. Sebelumnya beberapa pasien menggunakan ojek untuk ke RS atau Puskesmas," kata Esty Febriani,Penasihat Senior Program TBC Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama melalui sebuah pernyataan resmi.

Minggu, 10 Mei 2020

7 Cara Mengecilkan Perut Buncit saat Puasa (2)

3. Hindari makanan manis dan produk olahan

Makanan manis, gorengan, dan produk olahan adalah makanan penyebab perut buncit dan menyebabkan kenaikan berat badan secara signifikan.

Melansir Healthline, selama puasa hindari jenis makanan berikut jika tak ingin jarum timbangan semakin bergeser ke kanan.
Minuman manis. Tak ada yang bisa menandingi kenikmatan berbuka puasa dengan segelas es teh manis, kolak, jus buah, es soda gembira, atau minuman manis lainnya. Namun jika Anda terus-menerus mengonsumsi minuman tinggi gula atau bahan pemanis lainnya, akan meningkatkan ukuran lingkar perut dan penumpukan lemak di hati.
Karbohidrat, terutama karbohidrat olahan. Mengurangi asupan karbohidrat bisa sangat bermanfaat untuk menghilangkan lemak, termasuk lemak perut. Diet karbohidrat dapat dengan cepat menghilangkan lemak perut pada orang yang obesitas serta wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Tidak harus tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali, cukup ganti karbohidrat olahan dengan jenis sehat, misalnya ganti nasi putih dengan nasi merah.
Lemak trans. Lemak trans dapat memicu peradangan, penyakit jantung, resistensi insulin, dan peningkatan lemak perut. Batasi konsumsi margarin, popcorn, pizza, fast food, kue-kuean, keripik kentang, krimer, dan sosis.

4. Cukup tidur

Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah risiko kenaikan berat badan. Namun ketika Ramadan, rutinitas tidur menjadi berubah karena harus bangun untuk makan sahur. Apabila tidak memiliki jadwal tidur yang terencana, bisa jadi malah mengalami kurang tidur akibat banyak begadang.

Ubahlah jam tidur Anda sementara waktu saat Ramadan. Biasakan tidur lebih awal seusai salat isya dan tarawih, dan bangun kembali untuk makan sahur. Setelah menunaikan salat subuh, Anda bisa kembali tidur setidaknya dua jam sebelum kembali bekerja.

Namun, jika merasa ngantuk berat di siang hari, luangkan waktu untuk tidur siang selama 20 menit. Atur alarm untuk memastikan tidak tidur 'kebablasan'. Sebab tidur siang lebih dari 20 menit akan membuat tubuh tertidur lelap dan terbangun dengan perasaan lelah dan pening.

5. Kelola stres

Stres dapat memicu kelenjar adrenalin untuk menghasilkan kortisol, yang juga dikenal sebagai hormon stres. Pelepasan hormon stres juga bisa memicu penumpukan lemak pada perut.

Penelitian menunjukkan bahwa kadar kortisol yang tinggi dapat meningkatkan nafsu makan dan mendorong penyimpanan lemak perut. Terlebih bagi wanita yang memiliki lingkar pinggang besar akan cenderung menghasilkan lebih banyak kortisol sebagai respons terhadap stres. Peningkatan kortisol inilah yang menambah lemak visceral.

Untuk membantu mengecilkan pinggang dan perut buncit saat puasa, lakukan aktivitas menyenangkan untuk menghilangkan stres. Melakukan hobi, berlatih yoga atau meditasi dapat menjadi metode yang efektif untuk menyusutkan lemak pada perut.

6. Olahraga mengecilkan perut buncit

Ketika berolahraga dalam keadaan berpuasa, tubuh akan memiliki lebih sedikit energi dan tidak dapat berolahraga dengan keras dan intens. Oleh sebab itu, pilihlah olahraga berintensitas rendah seperti jalan santai, yoga, pilates, tai chi, menari, atau bersepeda.

Pilih waktu yang nyaman untuk berolahraga selama bulan Ramadan, misalnya menjelang berbuka puasa. Hindari berolahraga tepat setelah berbuka karena semua energi tubuh tengah terkonsentrasi pada pencernaan.

7. Makan makanan dan minuman berprobiotik

Probiotik adalah bakteri baik yang ditemukan dalam beberapa makanan dan suplemen. Mereka memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk membantu meningkatkan kesehatan usus dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

Para peneliti menemukan bahwa probiotik, khususnya jenis Lactobacillus, berperan dalam menjaga berat badan tetap normal dan membantu lemak perut menyusut.

Para peneliti menemukan bahwa probiotik, khususnya jenis Lactobacillus, berperan dalam menjaga berat badan tetap normal dan membantu lemak perut menyusut.

Seperti namanya, lactobacillus dihasilkan dari asam laktat yang banyak ditemukan di makanan berfermentasi, seperti yoghurt, keju, kimchi, acar, miso, dan tempe. Jadi pastikan Anda mengonsumsi makanan atau minuman berprobiotik seperti saat santap sahur dan berbuka untuk menghindari perut buncit selama puasa.

Itulah 7 cara mengecilkan perut buncit saat puasa. Menghilangkan lemak bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan cepat dan hasilnya dirasakan sekejap. Mengecilkan kelebihan lemak pada tubuh khususnya perut selalu membutuhkan usaha, komitmen, dan ketekunan.

Selagi menjalankan puasa selama sebulan penuh, manfaatkan dengan mengonsumsi makanan sehat, menahan diri untuk tidak rakus, dan menjaga tubuh tetap aktif. Dengan begitu, selain mendapat pahala ibadahnya, puasa dapat menjadi cara untuk menjaga kesehatan dan terbebas dari perut buncit.