Sabtu, 23 Mei 2020

Jaksel Prioritas, Ini Tahapan Screening Massal dengan Rapid Test Corona

Juru bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, mengatakan pemerintah juga menggalakkan tes massal untuk mengetahui gejala virus corona COVID-19 ini. Alat tes ini sudah disiapkan sekitar 1 juta kit.
"Data perhitungan yang kita miliki, population at risk, kelompok jumlah orang yang berisiko adalah pada kisaran angka 600 ribu sampai 700 ribu. Oleh karena itu, pemerintah siapkan sekitar 1 juta kit untuk pemeriksaan secara massal di dalam kaitan dengan mengidentifikasi kasus positif yang ada di masyarakat," jelas Yuri di Grha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Berikut ini tahapan screening yang akan dilakukan pemerintah untuk mendeteksi virus corona COVID-19.

1. Pemeriksaan dengan kit
Untuk pemeriksaan massal, akan dilakukan dengan pengambilan darah, kemudian dimasukkan dalam kit. Dalam waktu kurang dari 2 menit, maka akan didapatkan hasil positif maupun negatif.

2. Pemeriksaan secara PCR apabila dinyatakan positif oleh kit
Apabila didapatkan hasil positif dari rapid test, pasien terjangkit akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan positif yang sesungguhnya.

3. Isolasi diri di rumah jika tidak dinyatakan positif PCR
Pasien yang dinyatakan negatif PCR selanjutnya akan disarankan melakukan isolasi diri di rumah. Pemerintah akan melakukan monitoring dan pasien diberi panduan tentang ini.

Seperti, melakukan kegiatan yang baik, pakai masker, pasokan gizi cukup, jaga jarak dengan anggota keluarga lain. upaya ini dilakukan untuk mengurangi beban kapasitas RS.

4. Isolasi di ruang perawatan
Sementara kasus positif dari pemeriksaan kit dan PCR akan disiapkan ruang rawat. Pemerintah saat ini sedang berusaha menambah jumlah ruang isolasi, dengan menyiapkan wisma atlet dan beberapa hotel. Termasuk partisipasi rumah sakit swasta dan RS BUMN.

Aktor Korea Daniel Dae Kim Umumkan Dirinya Terinfeksi Virus Corona

Aktor asal Korea Selatan Daniel Dae Kim, menjadi salah satu selebriti yang mengumumkan dirinya terinfeksi virus corona. Pria keturunan Korea-Amerika ini mengumumkan bahwa ia positif COVID, melalui unggahan di Instagram pribadinya, @danieldaekim, pada Jumat (20/3/2020).
Ia mengatakan bahwa dia didiagnosa terinfeksi COVID-19 pada Rabu (18/3/2020). Oleh karena itu, ia ingin membagikan ceritanya kepada semua orang, seperti dikutip dari Korea Boo.

"Saya sepertinya baik-baik saja tetapi saya ingin membagikan perjalanan saya dengan kalian dengan harapan kalian mendapatkan informasi yang benar dan membantu," tulis Kim pada keterangan di sebuah video yang diunggahnya.

Video yang berdurasikan sekitar 10 menit, Kim mengungkapkan bahwa ia sebelumnya berada di Amerika untuk melakukan syuting serial televisi. Tetapi, syuting tersebut terpaksa dihentikan karena pendemi virus corona, dan ia kembali ke rumah keluarganya di Hawaii.

Aktor yang kini berusia 51 tahun mengatakan, bahwa keadaannya masih baik-baik saja saat terbang menuju Hawaii.

"Tetapi, saat pesawat akan mendarat, saya mulai merasakan gatal di tenggorokan saya yang tidak seperti biasanya. Jadi, begitu mendarat, saya langsung menghubungi dokter keluarga saya di Hawaii dan dia meminta saya untuk memperhatikan gejala yang dirasakan," ujarnya.

Merasakan gelajanya yang semakin meningkat, Daniel Dae Kim memutuskan untuk mengisolasi diri di rumah. Hingga akhirnya, Daniel Dae Kim memutuskan untuk melakukan tes corona pada Senin (16/3/2020). Hasilnya, pada Rabu (18/3/2020) lalu, ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Kisah Pohon Paling Kesepian di Dunia

Terpisah jarak 220 kilometer dengan pohon terdekatnya, inilah kisah Sitka Spruce, pohon paling kesepian di dunia.

Terketak nun jauh di Campbell Islands, sekitar 800 kilometer dari Selandia Baru, tumbuh sebuah pohon Sitka Spruce yang usianya sekarang sudah mencapai 100 tahun. Pohon tersebut dinobatkan Guiness World Records sebagai Pohon Paling Terpencil di Dunia alias World'd Most Remote Tree.

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (19/5/2020), pohon dengan nama ilmiah Picea sitchensis ini masih termasuk dalam keluarga pinus-pinusan. Namun alih-alih berbentuk seperti sebuah cone/conus/segitiga, pohon ini malah berbentuk seperti rerimbun kembang kol.

Pohon Sitka ini dinobatkan sebagai yang paling kesepian sedunia, karena pohon yang sama jenis dengan pohon ini terpisah jarak 220 kilometer jauhnya. Jadilah pohon ini tumbuh sendirian dan tampak kontras dibandingkan dengan sekelilingnya.

Picea sitchensis sendiri bukanlah tanaman asli Campbell Island atau pun Selandia Baru. Tanaman ini justru asli dari daratan Amerika Utara, dimana di sana mereka bisa tumbuh sampai dengan ketinggian 90 meter.

Lantas bagaimana ceritanya pohon ini bisa sampai terdampar di Campbell Islands?

Menjawab pertanyaan itu, waktu berputar kembali ke tahun 1901. Saat itu, Gubernur Selandia Baru yang bernama Lord Ranfurly sedang dalam sebuah misi ekspedisi mencari spesimen burung untuk koleksi British Museum.

Sampailah Lord Ranfurly di Campbell Islands. Di kepulauan itu, Ranfurly tak hanya mengumpulkan spesimen burung, tetapi juga menanam pohon Sitka Spruce ini. Rencananya dia akan mengubah Campbell Islands menjadi sebuah hutan produksi.

Namun ternyata rencana tersebut tidak sampai jadi kenyataan. Jadilah pohon Sitka Spruce tersebut tumbuh sendirian sampai mencapai ketinggian 9 meter sekarang, selama lebih dari 100 tahun lamanya.

Tapi di tahun 2017, sekelompok peneliti meyakini, dengan melihat tingkat kecepatan tumbuh dari pohon spesies ini, mereka sangsi pohon ini ditanam pada tahun 1901. Para peneliti ini malah yakin pohon tersebut ditanam setelah era tahun 1910. Tapi klaim ini belum bisa dipastikan kebenarannya dan harus diuji lagi secara ilmiah.

Tersimpan Misteri di Balik Pohon Ini

Pohon Sitka Spruce ini sendiri masih menyimpan misteri bagi para peneliti. Bukan misteri terkait mitos ataupun mistis ya, tapi lebih kepada sebuah misteri ilmiah. Mengapa pohon ini tidak bisa bereproduksi?

Ya, selama ratusan tahun pohon Sitka Spruce ini tidak memiliki keturunan alias dia tidak bereproduksi ataupun menyebarkan bijinya lewat alat reproduksi yang disebut strobilus.

Biasanya keluarga pohon pinus akan menyebarkan bijinya lewat strobilus, kemudian nantinya akan jadi tumbuhan pinus baru. Ketidakmampuan pohon ini untuk bereproduksi membuatnya semakin kesepian.

Namun menurut laporan beberapa ahli Botani, ketidakmampuan pohon tersebut untuk bereproduksi bisa jadi diakibatkan karena iklim sub-Antartic yang membuat pohon tersebut selamanya dalam kondisi juvenile alias tidak bisa dewasa, sehingga tidak bisa bereproduksi.

Teori kedua, pohon tersebut telah mengalami mutasi genetis sehingga alih-alih tumbuh ke atas seperti segitiga layaknya pohon pinus lainnya, pohon ini malah tumbuh rimbun ke samping seperti kembang kol.

Sekarang pohon tersebut masih ada dan bisa dilihat wisatawan yang berkunjung ke Campbell Islands, Selandia Baru. Pohon ini diklaim sebagai pohon paling kesepian di dunia sejak tahun 1973.

Sebelumnya, titel pohon paling kesepian di dunia disematkan pada pohon Tenere yang berada di negara Niger di benua Afrika. Pohon ini jadi satu-satunya pohon yang tumbuh dalam radius 402 kilometer. Sayang, pohon tersebut dilaporkan rusak karena ditabrak oleh pengemudi mobil.