Senin, 01 Juni 2020

5 Fakta Dr Judy Mikovits yang Viral karena Konspirasi COVID-19

Pencarian nama Dr Judy Mikovits meningkat seiring dengan kontroversi film dokumenter 'Plandemic' yang bikin konspiratif. Meski isi dari 'Plandemic' banyak dibantah dan dinyatakan hoaks, keingintahuan untuk mengenal sosok Dr Judy makin bertambah.
Siapa Dr Judy yang menjadi tokoh utama dalam 'Plandemic'? detikINET merangkumnya dari berbagai sumber.

1. Karier dan latar belakang pendidikan
Dr Judy Mikovits adalah mantan ilmuwan penelitian biokimia (didiskreditkan) dan penulis literatur konspirasi. Ia merupakan lulusan ilmu sains jurusan kimia dari University of Virginia di tahun 1980.

Setelah lulus, ia menapaki karir ke National Cancer Institute, Frederick, Maryland. Tahun 1986-1987, Dr Judy bekerja di Upjohn Pharmaceuticals di Kalamazoo, Michigan. Dr Judy menyelesaikan program PhD di Biochemistry and Molecular Biology di George Washington University tahun 1991. Dia juga seorang sarjana pasca doktor untuk virologi molekuler di Laboratory of Genomic Diversity, National Cancer Institute.

2. Sempat ditahan
The Whittemore Peterson Institute for Neuro-Immune Disease memecat Mikovits pada September 2011 sebagai direktur penelitian setelah studinya yang menghubungkan retrovirus tikus dengan sindrom kelelahan kronis didiskreditkan dan ditarik kembali oleh Science, sebuah jurnal peer-review bergengsi.

Meski ia menyangkal, pada November 2011, ia diajukan tuntutan pidana dugaan mencuri data komputer, buku catatan, dan properti lainnya dari institut. Mikovits sempat dipenjara sebentar di California atas tuduhan kriminal. Pada 11 Juni 2012, kantor kejaksaan mengajukan petisi untuk memberhentikan dakwaan tanpa prasangka.

3. Menuliskan buku berbau konspirasi
Wanita yang berusia 62 tahun ini dikenal juga sebagai penulis buku dengan isu yang kontroversial dan berbau konspirasi. Salah satunya adalah 'Plague of Corruption: Restoring Faith in the Promise of Science' yang ia tulis bersama Kent Heckenlively.

Kendati banyak yang mencekal buku ini, pujian juga banyak berdatangan dan memperoleh rating yang tinggi di Google Read.

"Apa yang buku ini ajarkan kepadamu adalah sains merupakan permainan yang berbahaya. Gagasan bahwa sains itu tepat dan tidak ambigu adalah salah," tutur Dr Stephanie Seneff, Senior Research Scientist, MIT Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory ketika memberikan testimoni soal buku ini.

4. 'Anti-Fauci'
Dr Judy dikenal tidak akur dengan Kepala Gugus Tugas COVID-19 Amerika Serikat sekaligus Ketua Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) Dr Anthony Fauci. Dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam film 'Plandemic', ia mengaku Dr Fauci menekannya dalam berkarier.

Secara terbuka Judy menyebut nama-nama Dr Anthony Fauci, Dr Robert Redfield (CDC Atlanta), dan Dr Deborah Brix dalam buku dan juga film 'Plandemic'.

5. Tidak mendukung vaksinasi
Dalam 'Plandemic', tanpa ragu, Dr Judy menyebutkan bahwa vaksin flu digunakan sebagai sarana penempatan virus Corona. Ia pun menambahkan, "Dengan menggunakan masker sebenarnya mengaktifkan virus tersebut."

Tim dari MIT Technology pun angkat suara soal ujaran Dr Judy. Mereka mengatakan para anti-vaksin pasti punya ragam cara untuk menyebarkan informasi dan meyakinkan supaya masyarakat enggan melakukan vaksinasi.
https://indomovie28.com/star/andreano-philip/

Ilmuwan Prancis Gigih Bela Klorokuin untuk Obat Corona

 WHO meminta Indonesia menghentikan penggunaan klorokuin sebagai obat Corona. Namun ada dokter Prancis yang gigih membela obat Malaria itu.

Inilah Profesor Didier Raoult dari Marseille, Prancis. Dia adalah ilmuwan yang gigih memperjuangkan penggunaan klorokuin dan hidroksiklorokuin sebagai obat untuk perawatan COVID-19.

Dia bukan orang sembarangan. Jabatannya adalah Direktur Institut Hospitalo-Universitaire (IHU) Mediterranee Infection di Marseille. Bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron sampai datang langsung menemuinya untuk konsultasi penanganan virus Corona di Prancis.

Raoult dengan tegas menolak publikasi riset dari jurnal medis Lancet yang dijadikan dasar oleh WHO untuk memerintahkan penghentian pemakaian klorokuin. Menurutnya itu adalah permainan data belaka.

"Bagaimana studi yang berantakan dengan big data mengubah apa yang kita lihat?" kata Raoult dilansir Channel News Asia yang dilihat Minggu (31/5/2020).

Dalam cuitan di Twitter yang dilihat detikINET, Raoult mengkritik riset yang diterbitkan The Lancet. Menurutnya tidak mungkin data yang diambil dari 5 benua menghasilkan angka yang homogen atau mirip-mirip.

"Antara manipulasi data (tidak disebutkan dalam materi dan metode) atau permainan data palsu," tudingnya keras.

Didier Raoult
@raoult_didier
About the paper published in The Lancet: data coming from five different continents cannot be so homogeneous. There is either data manipulation (not mentionned in Material and Methodes), or incorporation of faked data.

Lihat gambar di Twitter
5.733
21.41 - 26 Mei 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
2.974 orang memperbincangkan tentang ini

Komentar Raoult muncul usai keputusan WHO untuk menghentikan pemakaian klorokuin termasuk di Indonesia. Keputusan WHO tidak akan mengubah pendiriannya.

"Di sini kami punya 4.000 pasien. Jangan pikir saya akan berubah karena ada orang melakukan big data, yang semacam fantasi delusional. Tidak ada yang akan mengubah apa yang saya lihat dengan mata saya sendiri," kata dia.

Itu dia, usai merawat banyak pasien COVID-19, Raoult yakin klorokuin dan hidroksiklorokuin bisa membantu mereka sembuh dari virus Corona. "Ini adalah akhir dari pandemi," kata Raoult dengan yakin.

Hidroksiklorokuin adalah obat arthritis sedangkan klorokuin adalah obat malaria. Obat ini disebut punya efek samping pada jantung. Jurnal kedokteran The Lancet menerbitkan riset yang menyebutkan kedua obat ini meningkatkan risiko kematian pada pasien.

5 Fakta Dr Judy Mikovits yang Viral karena Konspirasi COVID-19

Pencarian nama Dr Judy Mikovits meningkat seiring dengan kontroversi film dokumenter 'Plandemic' yang bikin konspiratif. Meski isi dari 'Plandemic' banyak dibantah dan dinyatakan hoaks, keingintahuan untuk mengenal sosok Dr Judy makin bertambah.
Siapa Dr Judy yang menjadi tokoh utama dalam 'Plandemic'? detikINET merangkumnya dari berbagai sumber.

1. Karier dan latar belakang pendidikan
Dr Judy Mikovits adalah mantan ilmuwan penelitian biokimia (didiskreditkan) dan penulis literatur konspirasi. Ia merupakan lulusan ilmu sains jurusan kimia dari University of Virginia di tahun 1980.

Setelah lulus, ia menapaki karir ke National Cancer Institute, Frederick, Maryland. Tahun 1986-1987, Dr Judy bekerja di Upjohn Pharmaceuticals di Kalamazoo, Michigan. Dr Judy menyelesaikan program PhD di Biochemistry and Molecular Biology di George Washington University tahun 1991. Dia juga seorang sarjana pasca doktor untuk virologi molekuler di Laboratory of Genomic Diversity, National Cancer Institute.
https://indomovie28.com/star/isabelle-chow-wang/