Kamis, 02 Juli 2020

Kembangkan Google Glass, Google Akuisisi Perusahaan Kacamata Pintar

 Google mengumumkan telah mengakuisisi North sebuah perusahaan asal Kanada yang pernah didukung oleh Amazon untuk membuat kacamata pintar. North sendiri diakuisisi Google senilai USD 180 juta atau sekitar Rp 2,5 miliar.
Google sendiri menjadi pelopor di bidang augmented reality, di mana gambar yang di komputer lalu diwujudkan ke dalam dunia nyata. Salah satunya dengan Google Glass.

Kacamata pintar Google yang diluncurkan pada tahun 2012 namun karena harga yang dijual dinilai mahal serta adanya masalah privasi membuat pamornya menurun akan minat konsumen.

Meskipun demikian, Google terus membuat versi Google Glass yang tersedia untuk perusahaan di mana perangkat ini hadir untuk bersaing dengan Microsoft Hololens.

Dilansir detiKINET dari CNBC, Google mengatakan akuisisi ini akan membantu mewujudkan visinya soal 'Komputasi Ambient' di mena semua perangat dapat terhubung di mana-mana dan dapat bekerja bersamaan.

"Kami membangun menuju masa depan di mana ada banyak manfaat di sekitar Anda, di mana semua perangkat hanya bekerja bersama dan teknologi di latar belakang," ujar Rick Osterloh, wakil presiden senior perangkat dan layanan di Google mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Keahlian teknis North akan membantu saat kami terus berinvestasi dalam upaya perangkat keras dan komputasi ambient di masa depan." lanjutnya.

Perusahaan North asal kanda ini sebelumnya dikenal sebagai Thalmic Labs yang kemudan pada taun 2018 berganti nama saat meluncurkan kacamata pintar holografiknya yang dinamai Focals. Perusahaannya ini akan tetap berada di Kanada meski telah diakuisisi Google.

Pesaing Uber Luncurkan Layanan Sewa e-Bike

 Bolt, aplikasi ride-hailing di Eropa, meluncurkan layanan sewa sepeda elektrik. Skema ini memperluas pilihan transportasi Bolt, bahkan ketika pesaingnya Uber justru baru mematikan e-bike dan skuternya.
Startup asal Estonia ini menyebutkan, layanan sewa sepeda listrik sudah tersedia Rabu (1/7/2020), dimulai dari Paris, Prancis sebelum diperluas ketersediaannya ke kota dan negara Eropa lainnya.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna hanya perlu berpindah dari layanan sewa mobil ke sepeda di dalam aplikasi. Kemudian, mereka bisa melakukan scan QR code untuk membuka kunci sepeda yang akan digunakan.

Langkah tersebut menandai investasi signifikan yang dilakukan Bolt pada layanan 'mikromobilitas' yang terpukul akibat pandemi virus Corona. Ini adalah upaya Bolt putar otak untuk pulih dari krisis setelah mengalami penjualan (layanan) anjlok sebesar 75% pada Maret.

"Layanan e-bike kami yang baru juga akan membantu memenuhi permintaan akan moda transportasi individual ramah lingkungan, yang telah mengalami pertumbuhan karena kota-kota di Eropa secara bertahap mulai memasuki fase baru setelah lockdown selama pandemi COVID-19," kata Dmitri Pivovarov, Director of Micromobility Bolt.

"Kami percaya bahwa mikromobilitas harus dapat diakses dengan mudah dan terjangkau, terutama pada saat-saat seperti ini," sambungnya.

Dikutip dari CNBC, Bolt telah berekspansi ke segmen produk baru setelah perubahan namanya di 2019 (dulu bernama Taxify). Perusahaan ini meluncurkan e-skuter pertamanya di Paris pada 2018, kemudian meluncurkan layanan pengiriman makanan di kota asalnya, Tallinn pada Agustus tahun lalu.

Ekspansi Bolt ke area ini terjadi setelah Uber menghancurkan ribuan e-bike dan skuternya yang bernilai jutaan dolar. Hal itu dilakukan setelah pionir layanan ride hailing ini menjual unit bisnis Jump pada startup Lime awal Mei lalu.
https://indomovie28.net/raunchy-late-night-theater-2/

Rabu, 01 Juli 2020

Virus G4 Disebut Bisa Picu Pandemi Baru, Sudah Ada Populasi yang Terpapar

 Para peneliti di China menemukan jenis baru flu babi yang disebut bisa memicu pandemi baru. Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal sains PNAS, virus ini dinamai virus G4 yang sama dengan strain H1N1 yang sempat menyebabkan pandemi flu babi di tahun 2009.
Virus G4 diamati sangat menular, bereplikasi di manusia dan menyebabkan gejala sangat serius pada hewan percobaan, dibandingkan dengan virus lain.

Disebutkan 1 dari 10 atau sekitar 10 persen pekerja di rumah potong babi telah terinfeksi G4, menurut tes antibodi yang menunjukkan paparan virus. Hasil uji juga menunjukkan sekitar 4,4 persen populasi di China tampaknya telah terpapar.

Meski belum ada bukti virus ini bisa menular antarmanusia, peneliti menyebut jika G4 terus bermutasi dan bereplikasi maka akan berisiko menyebabkan pandemi di masa yang akan datang.

Antara 2011 dan 2018, para peneliti telah mengambil 30.000 usap hidung dari babi di rumah jagal di 10 provinsi China dan di rumah sakit hewan, yang membuat peneliti menemukan sekitar 179 virus flu babi. Peneliti kemudian melakukan percobaan, termasuk pada ferret, atau musang, yang banyak digunakan dalam studi flu karena menunjukkan gejala mirip manusia.

"Semua ciri-ciri terlihat sangat beradaptasi untuk menginfeksi manusia," kata penulis, ilmuwan di China University dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, dikutip dari The Guardian.

8 Protokol Imunisasi Anak di Tengah Pandemi Corona

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, orang tua didorong agar tetap mengimunisasi anak. Alasannya karena imunisasi ini akan sangat bermanfaat mencegah anak jatuh sakit karena berbagai macam virus lain yang masih tetap mengancam.
"Dunia tanpa satu vaksin saja dapat melumpuhkan aktivitas milyaran penduduk dunia. Maka, manfaatkan semaksimal mungkin ketahanan tubuh buatan yang sudah ditemukan para ilmuwan dan pakar penyakit menular," kata anggota tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, lewat siaran BNPB pada Selasa (30/6/2020).

Sama seperti aktivitas lainnya, imunisasi bisa dengan aman dilakukan bila menerapkan protokol kesehatan. Berikut 5 protokol kesehataan saat imunisasi seperti yang dijelaskan dr Reisa:

1. Gunakan ruang terpisah
Fasilitas kesehatan harus menyediakan ruangan khusus untuk imunisasi. Tujuannya agar anak dan orang tua tidak tercampur dengan pasien sakit yang mungkin juga mencari layanan kesehatan.

Tempat untuk imunisasi disarankan cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang baik

2. Ruang imunisasi rutin dibersihkan
Protokol yang wajib dilakukan lainnya adalah ruangan tempat imunisasi harus secara rutin dibersihkan dengan disinfektan. Hal ini bisa dilakukan sebelum dan setelah pelayanan.

3. Ada tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan yang mudah diakses juga harus tersedia saat melakukan imunisasi. Bila sabun dan air bersih mengalir sulit disediakan, maka hand sanitizer bisa jadi pilihan.

4. Meja pelayanan berjarak
Meja pelayanan antara petugas dan orang tua harus diatur sedemikian rupa sehingga bisa berjarak aman 1-2 meter.

5. Ada jalur keluar
Tempat imunisasi disarankan memiliki pengaturan pola jalur dari awal masuk sampai keluar. "Jalur keluar dan jalur masuk diatur berbeda," kata dr Reisa.

6. Tempat duduk di ruang terbuka
Tempat duduk bagi orang tua atau pengantar sebaiknya disiapkan di ruang terbuka.

7. Pakai APD
Orang tua atau pengantar dan anak di atas dua tahun wajib memakai masker kain. Petugas pemberi layanan juga diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.

8. Hubungi tenaga medis bila muncul gejala usai imunisasi
Bila dalam 14 hari setelah imunisasi muncul gejala, segera menghubungi petugas kesehatan.
https://indomovie28.net/star/eiichiro-funakoshi/