Kamis, 02 Juli 2020

Belajar di Rumah, Siswa Habiskan 1 GB per Hari

Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa Pandemi COVID-19 menemui banyak keluhan. Salah satunya kuota data yang banyak dihabiskan saat proses belajar di rumah.
Tidak dipungkiri selama ini proses belajar mengajar dilakukan lewat video conference. Setiap hari siswa harus menghadiri 4-5 sesi, jadi bisa dibayangkan berapa banyak kuota yang dihabiskan.

"Kami sempat melakukan riset, saat murid mengikuti video call untuk lima pelajaran menghabiskan 1 GB per hari," ungkap Mohammad Fachri, Chief Technology Officer Gredu.

Mengacu pada hasil riset tersebut, artinya dalam sebulan seorang siswa butuh kurang lebih kuota data hingga 30GB. Dengan kuota sebesar itu, para orang tua harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu untuk membelinya.

Dana sebesar itu untuk belajar di rumah mungkin akan menjadi beban tambahan bagi para orang tua yang tengah mengalami kesulitan ekonomi saat pandemi sekarang ini.

Kendala lainnya harus dihadapi PJJ adalah internet kencang yang belum merata di Indonesia sehingga siswa sulit mengikuti sesi video conference. Ditambah lagi ketersediaan device.

"Sering kita dengar orang tua harus rebutan notebook dengan anaknya. WhatsApp para orang tua isinya pelajaran sekolah anak," ujar Ricky Putra Chief Creative and Operation Gredu.

Dilatarbelakangi itulah Gredu mencoba menghadirkan solusi yang memudahkan proses PJJ. Alih-alih menggunakan video conference, Gredu menyodorkan platform kelas interaktif hemat kuota.

"Dalam sebulan hanya dibutuhkan 10 GB. Itu pun bisa kurang bila tidak mendownload video materi," kata Fachri.

Platform Gredu dapat diakses siswa di ponsel lewat aplikasi. Pun begitu metode tersebut diklaim tidak mengurangi interaksi antara guru dan siswa.

"Ada opsi paham, kurang paham dan tidak paham, sehingga guru tahu perkembangan siswa. Guru pun mengetahui apakah materi yang diberikan sudah didownload dan dibaca siswa," terang Fachri.

Para orang tua pun dijanjikan dapat mengikuti perkembangan pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan anak-anaknya ketika belajar di rumah.

5 Fitur Baru WhatsApp Hadir di Ponsel Kamu

 Facebook kembali memanjakan pengguna layanan pesan instan terbesar di dunia. 5 fitur baru Whatsapp hadir di ponsel kamu.
"Kami senantiasa fokus pada usaha dalam menyediakan cara yang simpel, andal, dan privat bagi pengguna untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Terlebih lagi, kami juga terus memperbarui desain produk untuk memastikan WhatsApp selalu menjadi media penghubung yang paling bermanfaat bagi siapa pun, di mana pun," terang WhatsApp dalam keterangan resminya.

Lima fitur baru WhatsApp yang hadir di ponsel kamu meliputi:

Stiker Animasi
Stiker adalah salah satu cara berkomunikasi yang paling digemari di WhatsApp. Ada miliaran stiker dikirim pengguna setiap hari. Kini pengguna bisa menggunakan stiker animasi agar membuat komunikasi kamu lebih menyenangkan dan ekspresif.

Kode QR
Fitur baru WhatsApp ini membuat proses penambahan kontak baru jadi sangat mudah. Jadi ketika mendapat kenalan baru, kamu cukup memindai kode QR untuk menambahkan kontak mereka.

Alhasil tidak perlu lagi mengetik satu per satu nomor telepon untuk menyimpan kontak.

Mode Gelap
Kini mode gelap hadir di web dan desktop. Fitur baru WhatsApp ini akan memberikan kenyamanan pada mata saat mengaksesnya di komputer saat malam hari.

Panggilan Video Grup
Sekarang panggilan video dapat dilakukan dengan hingga 8 orang. Ketika ingin fokus ke layar peserta tertentu, kamu bisa menekan dan menahan video peserta tersebut untuk memaksimalkan videonya ke layar penuh.

WhatsApp juga telah menambahkan ikon video di chat grup dengan 8 peserta atau kurang. Memudahkan kamu untuk memulai panggilan video grup dengan sekali ketuk.

Status di KaiOS
Fitur baru WhatsApp ini khusus untuk pengguna KaiOS. Kini bisa menikmati fitur populer yang berbagi status terbaru mereka, yang akan hilang setelah 24 jam.

Kapan 5 fitur baru WhatsApp ini bisa dicicipi? Facebook mengatakan mereka akan mengirimkannya secara bertahap dalam beberapa minggu mendatang.
https://indomovie28.net/gantian-dong/

Pesaing Uber Luncurkan Layanan Sewa e-Bike

 Bolt, aplikasi ride-hailing di Eropa, meluncurkan layanan sewa sepeda elektrik. Skema ini memperluas pilihan transportasi Bolt, bahkan ketika pesaingnya Uber justru baru mematikan e-bike dan skuternya.
Startup asal Estonia ini menyebutkan, layanan sewa sepeda listrik sudah tersedia Rabu (1/7/2020), dimulai dari Paris, Prancis sebelum diperluas ketersediaannya ke kota dan negara Eropa lainnya.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna hanya perlu berpindah dari layanan sewa mobil ke sepeda di dalam aplikasi. Kemudian, mereka bisa melakukan scan QR code untuk membuka kunci sepeda yang akan digunakan.

Langkah tersebut menandai investasi signifikan yang dilakukan Bolt pada layanan 'mikromobilitas' yang terpukul akibat pandemi virus Corona. Ini adalah upaya Bolt putar otak untuk pulih dari krisis setelah mengalami penjualan (layanan) anjlok sebesar 75% pada Maret.

"Layanan e-bike kami yang baru juga akan membantu memenuhi permintaan akan moda transportasi individual ramah lingkungan, yang telah mengalami pertumbuhan karena kota-kota di Eropa secara bertahap mulai memasuki fase baru setelah lockdown selama pandemi COVID-19," kata Dmitri Pivovarov, Director of Micromobility Bolt.

"Kami percaya bahwa mikromobilitas harus dapat diakses dengan mudah dan terjangkau, terutama pada saat-saat seperti ini," sambungnya.

Dikutip dari CNBC, Bolt telah berekspansi ke segmen produk baru setelah perubahan namanya di 2019 (dulu bernama Taxify). Perusahaan ini meluncurkan e-skuter pertamanya di Paris pada 2018, kemudian meluncurkan layanan pengiriman makanan di kota asalnya, Tallinn pada Agustus tahun lalu.

Ekspansi Bolt ke area ini terjadi setelah Uber menghancurkan ribuan e-bike dan skuternya yang bernilai jutaan dolar. Hal itu dilakukan setelah pionir layanan ride hailing ini menjual unit bisnis Jump pada startup Lime awal Mei lalu.

Belajar di Rumah, Siswa Habiskan 1 GB per Hari

Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa Pandemi COVID-19 menemui banyak keluhan. Salah satunya kuota data yang banyak dihabiskan saat proses belajar di rumah.
Tidak dipungkiri selama ini proses belajar mengajar dilakukan lewat video conference. Setiap hari siswa harus menghadiri 4-5 sesi, jadi bisa dibayangkan berapa banyak kuota yang dihabiskan.

"Kami sempat melakukan riset, saat murid mengikuti video call untuk lima pelajaran menghabiskan 1 GB per hari," ungkap Mohammad Fachri, Chief Technology Officer Gredu.

Mengacu pada hasil riset tersebut, artinya dalam sebulan seorang siswa butuh kurang lebih kuota data hingga 30GB. Dengan kuota sebesar itu, para orang tua harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu untuk membelinya.

Dana sebesar itu untuk belajar di rumah mungkin akan menjadi beban tambahan bagi para orang tua yang tengah mengalami kesulitan ekonomi saat pandemi sekarang ini.

Kendala lainnya harus dihadapi PJJ adalah internet kencang yang belum merata di Indonesia sehingga siswa sulit mengikuti sesi video conference. Ditambah lagi ketersediaan device.

"Sering kita dengar orang tua harus rebutan notebook dengan anaknya. WhatsApp para orang tua isinya pelajaran sekolah anak," ujar Ricky Putra Chief Creative and Operation Gredu.

Dilatarbelakangi itulah Gredu mencoba menghadirkan solusi yang memudahkan proses PJJ. Alih-alih menggunakan video conference, Gredu menyodorkan platform kelas interaktif hemat kuota.

"Dalam sebulan hanya dibutuhkan 10 GB. Itu pun bisa kurang bila tidak mendownload video materi," kata Fachri.

Platform Gredu dapat diakses siswa di ponsel lewat aplikasi. Pun begitu metode tersebut diklaim tidak mengurangi interaksi antara guru dan siswa.

"Ada opsi paham, kurang paham dan tidak paham, sehingga guru tahu perkembangan siswa. Guru pun mengetahui apakah materi yang diberikan sudah didownload dan dibaca siswa," terang Fachri.

Para orang tua pun dijanjikan dapat mengikuti perkembangan pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan anak-anaknya ketika belajar di rumah.
https://indomovie28.net/beastie-boys-story/