Jumat, 03 Juli 2020

Sasar Pengguna Internet Rumah, Telkomsel Orbit 'Makan' IndiHome?

 Telkomsel baru saja memperkenalkan Telkomsel Orbit, layanan internet rumah tanpa kabel. Sebelumnya, induk perusahaan mereka Telkom, sudah punya IndiHome yang juga menyasar pengguna internet rumahan.
Orbit sendiri internet rumah lewat modem WiFi yang memanfaatkan layanan 4G alias jaringan nirkabel yang digelar Telkomsel. Sedangkan, IndiHome menggunakan jaringan kabel, seperti fiber optik.

Mengenai kesamaan target pasar tersebut yang bisa berpotensi saling memakan alias kanibal, Head of Home LTE Telkomsel Arief Pradetya memberikan penjelasan perbedaan kedua layanan.

Disampaikan Arief, penetrasi broadband di Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan negara lain. Berdasarkan data yang dimiliki, penetrasi Indonesia baru menyentuh 15%, sedangkan Filipina 20%, Thailand 47%, atau Korea Selatan yang sudah 108%.

"Bila kita lihat penetrasi broadband kita (Indonesia-red) masih rendah. Peluangnya masih ada sampai 26 juta rumah yang harus terkoneksi dengan home broadband pada tahun 2025," ujar Arief dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/2/2020).

"Kalau bisa dilihat pecahannya, 11 juta (pengguna jaringan nirkabel) dan 15 juta (pengguna jaringan kabel). Kalau di situ, peluang untuk nirkabel itu sudah cukup besar. Hari ini, Orbit kita ingin fokus menyediakan koneksi home broadband yang 11 juta tadi," jelasnya.

Arief juga menuturkan potensi penetrasi broadband di Tanah Air ini tak semua bisa diatasi dengan menggunakan jaringan kabel. Mengingat, ucapnya, menggelar layanan dengan jaringan kabel ongkosnya mahal, sebab ada kabel di masing-masing rumah.

"Di situ Telkomsel coba melengkapi. Artinya, akan tetap ada rumah tangga mungkin secara kemampuan belum mampu membayar produk seperti yang disediakan penyedia internet kabel. Bagi kami itu jadi fokus kami dibanding pasar kabel yang sudah ada pemainnya," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Telkomsel Orbit menyediakan kuota data maksimal hingga 150 GB per bulan. Untuk mempermudah pengguna dalam berselancar di dunia maya, layanan ini didukung dengan keberadaan aplikasi MyOrbit.

Untuk tahap awal, Orbit akan menjangkau 50 kota di Indonesia, di mana nantinya akan diperluas lagi cakupan layanannya ke wilayah lainnya.

Tokocrypto Mulai Jualan Aset Kripto Berbasis Rupiah

Tak lama setelah meluncurkan Tokocrypto 2.0, pedagang aset kripto yang didukung oleh Binance tersebut mulai menjajakan aset kripto stablecoin berbasis rupiah, yaitu Binance IDR (BIDR).
BIDR adalah stablecoin Binance Chain (BEP-2) yang dipatok ke dalam Rupiah (IDR). BIDR akan tersedia untuk pembelian langsung dan penukaran dengan harga 1 BIDR setara dengan 1 Rupiah.

Nasabah akan memperoleh BIDR secara instan ketika mereka mendepostitkan rupiah ke fiat channel yang ada di Tokocrypto. BIDR juga dapat ditransfer ke platform Binance dan diperdagangkan di sana.

"Ini adalah momen yang sangat membahagiakan dan membanggakan bagi Tokocrypto untuk bekerjasama dengan Binance dalam mendukung proyek BIDR untuk membawa terobosan baru dalam dunia kripto di Indonesia," kata Pang Xue Kai, Co-founder dan CEO Tokocrypto dalam keterangan yang diterima detikINET.

BIDR dapat diperdagangkan dengan Bitcoin (BTC), Binance Coin (BNB), Binance USD (BUSD) dan Ethereum (ETH) pada platform Binance.com dan Tokocryto.com.

"Pengembangan stablecoin Binance pertama yang didukung Rupiah telah menjadi hasil kerjasama dan kolaborasi yang erat antara Binance dan Tokocrypto. Melalui kehadiran BIDR, kami berharap dapat membuka lebih banyak layanan keuangan untuk ekosistem Blockchain yang lebih besar," ujar Changpeng Zhao, founder dan CEO Binance.

Sebelumnya, Tokocrypto juga menggandeng Asli RI, sebuah perusahaan layanan verifikasi biometrik.

Melalui kerja sama ini, Tokocrypto mempercayakan layanan verifikasi biometrik dan verifikasi liveness dari Asli RI di platform versi terbarunya, yaitu Tokocrypto 2.0.

Sebelum Tokocrypto menggandeng Asli RI, perusahaan verifikasi biometrik ini telah bekerjasama dengan beberapa lembaga negera dan penegak hukum di Indonesia, seperti Dukcapil, Polri, BNN, dan lainnya.
https://indomovie28.net/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-14/

Strategi TikTok dan EVOS untuk Dorong Esports di Indonesia

 EVOS Esports dan TikTok punya cara tersendiri untuk mendorong industri esports di Indonesia. Caranya dengan memanfaatkan ketertarikan anak mudah terhadap esports.
Menurut data dari McKinsey tentang sentimen konsumen Indonesia selama pandemi, konsumsi esports meningkat 16%. Dengan aktifnya kegiatan di ranah online ini, EVOS pun ingin mengambil peluang dan menjangkau komunitas online yang lebih besar.

"Platform TikTok banyak diisi oleh anak muda yang juga punya kertarikan pada esports. Kami ingin merangkul mereka dengan berpartisipasi di program #TikTokTreats ini dan tentunya ikut mengajak EVOS Fams kami untuk berlomba mendapatkan hadiah dari EVOS," kata Hartman Harris, Co-Founder, EVOS Esports dalam keterangan yang diterima detikINET.

Jadi para fans EVOS bisa hadiah khusus lewat program TikTokTreats yang ada di aplikasi TikTok. Caranya adalah dengan mengumpulkan poin lewat program tersebut yang nantinya bisa ditukar dengan berbagai hadiah menarik.

Hadiah tersebut antara lain adalah Skin Harith EVOS M1, gratis Rp 10.000 EMP, dan voucher merchandise EVOS senilai Rp 50.000. Programnya sendiri digelar mulai 19 Juni hingga 5 Juli 2020.

"Program ini pun memungkinkan komunitas menemukan pesan dari brand, saat mereka menjelajahi konten di TikTok sehingga brand dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih dinamis dan interaktif," ujar Jessica Gautama, Senior Marketing Manager, TikTok Indonesia dalam keterangan yang sama.

"Melalui #TikTokTreats, para brands, termasuk EVOS Esports dapat berinteraksi dengan komunitas kreatif dalam format yang dinamis," tutupnya.

Sasar Pengguna Internet Rumah, Telkomsel Orbit 'Makan' IndiHome?

 Telkomsel baru saja memperkenalkan Telkomsel Orbit, layanan internet rumah tanpa kabel. Sebelumnya, induk perusahaan mereka Telkom, sudah punya IndiHome yang juga menyasar pengguna internet rumahan.
Orbit sendiri internet rumah lewat modem WiFi yang memanfaatkan layanan 4G alias jaringan nirkabel yang digelar Telkomsel. Sedangkan, IndiHome menggunakan jaringan kabel, seperti fiber optik.

Mengenai kesamaan target pasar tersebut yang bisa berpotensi saling memakan alias kanibal, Head of Home LTE Telkomsel Arief Pradetya memberikan penjelasan perbedaan kedua layanan.

Disampaikan Arief, penetrasi broadband di Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan negara lain. Berdasarkan data yang dimiliki, penetrasi Indonesia baru menyentuh 15%, sedangkan Filipina 20%, Thailand 47%, atau Korea Selatan yang sudah 108%.

"Bila kita lihat penetrasi broadband kita (Indonesia-red) masih rendah. Peluangnya masih ada sampai 26 juta rumah yang harus terkoneksi dengan home broadband pada tahun 2025," ujar Arief dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/2/2020).

"Kalau bisa dilihat pecahannya, 11 juta (pengguna jaringan nirkabel) dan 15 juta (pengguna jaringan kabel). Kalau di situ, peluang untuk nirkabel itu sudah cukup besar. Hari ini, Orbit kita ingin fokus menyediakan koneksi home broadband yang 11 juta tadi," jelasnya.

Arief juga menuturkan potensi penetrasi broadband di Tanah Air ini tak semua bisa diatasi dengan menggunakan jaringan kabel. Mengingat, ucapnya, menggelar layanan dengan jaringan kabel ongkosnya mahal, sebab ada kabel di masing-masing rumah.
https://indomovie28.net/penance-lane/