Minggu, 05 Juli 2020

Heboh Kalung Anticorona Kementan, Dokter: Cukuplah Disebut Kalung Kayu Putih

Hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tentang efek positif minyak eucalyptus terhadap virus Corona tidak perlu disikapi dengan skeptis. Namun berlebihan memberikan klaim antivirus juga tidak dianjurkan.
Demikian disampaikan praktisi kesehatan sekaligus dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Menurutnya, riset yang dilakukan terhadap eucalyptus baru sebatas in vitro di tingkat sel.

"Jadi saya tidak setuju jika kalung eucalyptus disebut sebagai kalung anti virus. Cukuplah disebut kalung kayu putih atau Kalung Eucalyptus," tegas Prof Ari kepada wartawan, Minggu (5/7/2020).

Meski begitu, Prof Ari berharap riset eucalyptus bisa dilanjutkan. Bagaimanapun, minyak kayu putih yang masih berkerabat dengan eucalyptus, sejak lama digunakan dan secara empiris mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan.

"Mudah-mudahan saja memang bisa terbukti secara uji klinik bermanfaat dalam terapi virus COVID-19, menjadi kontribusi Indonesia untuk dunia," harap Prof Ari.

Senada dengan dr Ari, ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Zullies Ikawati, Apt juga menyinggung klaim efek antivirus yang masih perlu dibuktikan. Hasil pada uji in vitro menurutnya bisa berbeda dibandingkan saat dipakai sebagai aromaterapi seperti pada kalung anticorona yang dibuat Balitbangtan.

"Apalagi disebutkan juga di media bahwa dengan memakai kalung anticorona tersebut selama 15 menit, dapat membunuh 42 persen virus; jika dipakai 30 menit dapat membunuh 80 persen virus corona. Angka-angka itu didapat dari mana? Jika itu dari hasil uji invitro tentunya tidak pas, karena cara pemaparannya berbeda," kata Prof Zullies.

Terlepas dari klaim antivirus, Prof Zullies menyebut kalung eucalyptus sebagai 'aksesoris aromaterapi'. Manfaatnya tidak jauh beda dengan minyak kayu putih, yakni sebagai terapi suportif.

"Saya sendiri suka meneteskan minyak kayu putih pada tissue yang saya pasang di masker. Harumnya khas, hangat dan melonggarkan napas. Tapi apakah masih bisa berefek sebagai antivirus dengan dosis yang terhirup, saya tidak bisa menjawabnya," kata Prof Zullies.

Joging Pakai Jaket Seperti Mulan Jameela Bikin Cepat Kurus? Ah, Mitos

 Penyanyi Mulan Jameela kembali bikin heboh, kali ini dengan busananya saat lari pagi. Ia mengenakan setelah berbahan parasut yang oleh netizen disebut mirip 'jas hujan'.
Dalam caption yang menyertai foto tersebut, Mulan menyinggung kenaikan berat badan (BB) yang dialaminya selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Busana mirip jas hujan disebutnya sebagai 'baju sauna' agar lebih berkeringat.

Penggunaan baju sauna maupun jaket saat olahraga sejak lama jadi perdebatan. Banyak yang mengingatkan bahwa risikonya lebih besar dibanding klaim bisa mempercepat pembakaran lemak. Bahkan, ada yang tegas menyebutnya hoax.

"Sepanas-panasnya di dalam jaket parasit gak mungkin sampai 100 derajat celcius. Paling-paling 38 sampe 39 derajat, lemak enggak bakalan meleleh dalam suhu segitu," kata praktisi kesehatan dr Jack Pradono Handojo, MHA, seperti diberitakan sebelumnya.

Diingatkan, penggunaan jaket saat olahraga justru menghambat proses pendinginan sehingga berisiko mengalami heat stroke.
https://kamumovie28.com/cast/martin-lawrence/

Sabtu, 04 Juli 2020

Pandemi COVID-19 Paksa Hajatan Developer Se-Indonesia Digelar Online

 Dicoding kembali dipercaya menjadi mitra Baparekraf Developer Day (BDD) 2020--sebelumnya bernama BEKRAF Developer Day. Sejak dimulai pada 2016, platform pengembangan ekosistem developer lokal ini berpartisipasi aktif menyukseskan program yang telah dihadiri lebih dari 20 ribu developer di 19 kota se-Indonesia ini.
Di 2020, BDD hadir dengan semangat mengaktifkan kembali ekonomi pasca-pandemi. BDD 2020 bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi developer selaku pelaku ekonomi kreatif di subsektor pengembangan aplikasi, permainan digital, web dan teknologi, secara khusus bagi para pelaku kreatif di bidang pengembangan aplikasi dan game.

Mengingat situasi pembatasan sosial di sebagian besar wilayah Indonesia masih berlangsung, BDD tahun ini hadir dalam format online. Meski euforianya mungkin tidak seperti ketika menggelar acara offline, sisi positif dari BDD yang dilaksanakan online tahun ini adalah bisa menjangkau lebih banyak peserta di seluruh Indonesia.

CEO Dicoding Narenda Wicaksono menyebutkan, BDD 2020 yang diadakan secara online ini merupakan upaya yang berbeda dan monumental dibandingkan BDD di tahun-tahun sebelumnya.

"Empat tahun ke belakang setiap perhelatan Developer Day secara offline selalu menjadi magnet bagi ribuan peserta. BDD selalu jadi salah satu acara highlight yang dinanti semua developer," ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima detikINET, Jumat (3/7/2020).

"Kini, di tengah keterbatasan dalam penyelenggaran kegiatan berskala besar, BDD online hadir membawa semangat dan angin segar untuk pengembangan talenta terdampak COVID-19. Lewat talenta digital yang terus berinovasi, kita harus optimis Indonesia bisa pulih,," sambungnya.

Senada dengan semangat di atas, Muhammad Neil El Himam selaku Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf menyampaikan bahwa BDD 2020 adalah ajang bagi talenta digital untuk berkumpul, berjejaring, berbagi ilmu dan pengalaman, serta bertukar ide dan gagasan.

"Melalui BDD 2020, Dicoding bersama Baparekraf ingin menjangkau lebih banyak developer (dan startup) yang secara nyata dibutuhkan sebagai tulang punggung industri digital Indonesia," ujarnya.

Belajar Topik Kekinian, Gratis!

Program BDD 2020 online bersifat gratis. Para peserta berkesempatan untuk belajar online dan langsung (live) pada Sabtu, 18 dan Minggu, 19 Juli.

Mereka akan mendapatkan pemaparan dan dapat bertanya langsung terkait 4 topik kekinian yang sangat dibutuhkan industri masa kini, yakni Track Teknologi, Track Android, Track Permainan digital, dan Track Web.

Keempatnya berlangsung dari pukul 08.00-17.00 WIB dalam dua hari. Deretan narasumber yang menjadi pemateri tentunya adalah para pakar di keempat bidang yang telah dikurasi.

Mereka adalah para engineer dan praktisi tersertifikasi dari berbagai unicorn, perusahaan teknologi, perusahaan multinasional, komunitas, dan usaha rintisan. Lebih dari 5.000 peserta dan pelaku kreatif dapat bergabung pada dua hari penyelenggaraan event online BDD 2020.

Fasilitas Belajar

Acara ini merupakan program pengembangan talenta digital kreatif yang ditujukan pada seluas-luasnya Warga Negara Indonesia tanpa sekat usia, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan.

Ada dua pilihan track yang tersedia yakni Pengembangan Front End Web dan Pengembangan Aplikasi Android. Dicoding akan memberikan fasilitasi hingga 12 ribu individu yang dimulai dari tingkat pemula sebagai prasyarat.

Kompetisi

Peserta akan ditantang berlomba menghasilkan solusi digital terbaik guna memecahkan persoalan sehari-hari. Ini merupakan rangkaian terakhir program BDD yang akan terbuka dari tanggal 1 September-1 Desember 2020.

Cara Ikutan

Pendaftaran event dan fasilitasi belajar BDD 2020 telah dibuka melalui alamat website bdd.kemenparekraf.go.id. Perlu diingat, seluruh kegiatan bersifat gratis.

Adapun pengumuman dan informasi lebih lanjut mengenai program ini akan disampaikan melalui kanal sosial media Dicoding yakni Instagram: @dicoding, Facebook: Dicoding, Twitter: @dicoding, dan YouTube: Dicoding Indonesia.

Program tahunan ini diharapkan bisa menjadi jembatan para peserta untuk dapat mengembangkan diri dan maju membawa Indonesia sebagai bangsa pemenang di era digital.

"Meski dihantam pandemi, sebagai salah satu rumah ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia tetap punya potensi dan sumber daya yang konkrit untuk maju jadi pemenang," tutup Narenda.
https://kamumovie28.com/star/emmy-rossum/