Senin, 06 Juli 2020

Sejak Meluncur, PUBG Mobile Sudah Raup Rp 43 Triliun

Popularitas PUBG Mobile yang terus mengglobal menjadi pundi-pundi yang sangat menjanjikan bagi Tencent Games. Sejak meluncur pada tahun 2018, game battle royale ini sudah meraup total pendapatan sebesar USD 3 miliar (Rp 43 triliun).
Angka ini merupakan gabungan pendapatan PUBG Mobile dan varian Chinanya yang bernama Game for Peace. Dikutip detikINET dari NDTV, Senin (6/7/2020) hanya di tahun 2020 saja kedua game ini sudah meraup USD 1,3 miliar (Rp 18,8 triliun).

Data ini merupakan perkiraan dari analis Sensor Tower. Data yang sama menemukan bahwa sejak pandemi virus Corona memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di rumah, pendapatan PUBG Mobile mencetak rekor baru sebesar USD 270 juta (Rp 3,9 triliun) pada Maret 2020.

Pencapaian ini menjadikan PUBG Mobile sebagai penguasa game multiplayer battle royale. Pendapatan mereka hampir empat kali lebih besar dari Free Fire yang berada di posisi kedua dengan pendapatan mencapai USD 300 juta pada tahun 2020.

Sementara itu Knives Out dari NetEase memperoleh USD 260 juta, dan Call of Duty: Mobile dan Activision meraup pendapatan USD 220 juta.

Populer di banyak negara dengan total download mencapai 734 juta, PUBG Mobile memiliki pemain terbanyak di India, yang berada di posisi puncak dengan 175 juta download. Angka ini mencakup 24% dari angka global.

Sementara itu China berada di posisi kedua dengan 16,7% dan Amerika Serikat di posisi ketiga dengan 6,4% dari total download.

Walau berada di posisi kedua, pemain Game for Peace di China merupakan penyumbang terbesar setelah mengumpulkan USD 1,6 miliar sejak peluncuran di App Store China, atau sekitar 52% dari pendapatan global. AS berada di posisi kedua dengan 14% dan Jepang berada di posisi ketiga dengan 5,6%.

Pemain yang mengunduh lewat App Store juga terbilang lebih royal, setelah menyumbang 79% dari total pendapatan. Sementara itu Google Play Store menyumbangkan jumlah download terbanyak yaitu 65% dari total instal.

PUBG Mobile tentu tetap menambahkan fitur dan item baru untuk memuaskan pemainnya. Tidak lama lagi pemain game ini akan mendapatkan map bernama Livik yang akan menawarkan gameplay yang lebih singkat untuk mereka yang tidak punya waktu untuk main game.

Kota di Jepang Larang Pakai Ponsel Sambil Jalan

Melihat ponsel sambil jalan bisa saja membahayakan diri sendiri dan sekitar. Untuk mendorong warganya lebih awas dan berhati-hati, sebuah kota di melarang penggunaan ponsel sambil berjalan kaki.
Dikutip detikINET dari NDTV, Senin (6/7/2020) kota Yamato di Jepang melarang pejalan kaki menggunakan ponsel saat berkeliling di jalanan, taman atau lapangan umum.

Pengunjung yang baru saja tiba di stasiun kota Yamato akan langsung disambut dengan spanduk dan pengumuman dari pengeras suara yang mengumumkan aturan baru ini.

"Menggunakan smartphone sambil jalan sudah dilarang. Mohon operasikan smartphone setelah kalian berhenti berjalan," kata pengumuman di pengeras suara itu.

Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, warga yang melarang aturan ini tidak akan dijatuhi denda. Tapi kota Yamato ingin menetapkan aturan ini untuk mengingatkan warganya akan bahaya main ponsel sambil jalan.

Pejalan kaki yang ingin menggunakan ponsel saat di jalan umum diminta untuk berhenti di area di mana mereka tidak mengganggu lalu lintas. Peraturan ini sepertinya mendapat dukungan dari warga Yamato, baik tua maupun muda.

"Saya sering melihat orang menggunakan ponsel sambil jalan. Mereka tidak memperhatikan hal di sekelilingnya. Orang tua mungkin akan sulit menghindari mereka," kata seorang warga.

Peraturan ini datang setelah studi yang dilakukan kota Yamato pada Januari lalu. Setelah mengawasi 6.000 pejalan kaki, mereka menemukan 12% pejalan kaki menggunakan ponsel sambil jalan. Setelah survei ini, rancangan peraturan langsung didaftarkan ke majelis kota pada 1 Juni.

Ini pertama kalinya kota di Jepang menerapkan peraturan seperti ini, tapi bukan pertama kalinya di dunia. Sebelumnya kota Ilsan, Korea Selatan memasang sistem canggih di penyeberangan jalan yang memberi peringatan kepada pejalan kaki yang sibuk melihat ponsel untuk melihat jalan raya di depannya.
https://kesehatanews.blogspot.com/feeds/posts/default?max-results=400/

4 Fakta Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan yang Ternyata Jamu

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk memproduksi kalung antivirus Corona secara massal. Kalung antivirus ini akan dibuat dari bahan eucalyptus yang diklaim bisa membunuh virus Corona.
Klaim eucalyptus yang disebut bisa menjadi antivirus Corona sudah muncul sejak beberapa bulan lalu. Bahkan Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, pernah mengatakan tanaman ini eucalyptus ini bisa membunuh Mpro atau enzim dalam virus Corona.

Berikut 4 fakta terkait kalung antivirus Corona dari Kementan yang telah dirangkum detikcom.

1. Terbuat dari tanaman eucalyptus
Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk memproduksi massal produk kalung antivirus Corona. Kalung ini dibuat dari bahan eucalyptus, jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dari masih berkerabat dengan kayu putih.

Tanaman ini disebut bisa membunuh virus Corona yang sudah dibuktikan dari uji laboratorium Kementan. Bahkan selain kalung, Kementan berencana membuat produk inovasi antivirus Corona lainnya, dalam bentuk inhaler, roll on, salep, hingga difuser.

2. Belum ada penelitian spesifik pada virus Corona COVID-19
Menanggapi tentang kalung antivirus Corona yang terbuat dari bahan eucalyptus, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr dr Inggrid Tania, MSi, mengatakan bahan ini memang memiliki zat yang bersifat antibakteri, antivirus, dan anti jamur. Namun, terkait manfaatnya terhadap COVID-19 belum ada penelitian spesifiknya.

"Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2," jelasnya pada detikcom.

3. Klaim antivirus dianggap berlebihan
Menurut praktisi kesehatan sekaligus dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, riset yang dilakukan terhadap eucalyptus baru sebatas in vitro di tingkat sel.

Karenanya, Prof Ari lebih setuju kalung antivirus Corona itu cukup disebut sebagai kalung eucalyptus.

"Jadi saya tidak setuju jika kalung eucalyptus disebut sebagai kalung antivirus. Cukuplah disebut kalung kayu putih atau kalung eucalyptus," tegasnya pada wartawan, Minggu (5/7/2020).

4. Kalung antivirus Corona ternyata jamu
Terkait kalung antivirus Corona, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti menegaskan riset tentang produk tersebut masih panjang. Ia mengatakan klaim antivirus bukan berasal dari peneliti. Selain itu, riset ini masih dalam tahap in vitro, yang artinya belum diuji pada manusia.

"Bukan, klaim kita yang di BPOM adalah jamu melegakan saluran pernapasan, mengurangi sesak tapi punya konten teknologi di mana kita buktikan in vitro bisa membunuh Corona model dan influenza, cenderung mengurangi paparan," jelas Indi pada detikFinance.

Sejak Meluncur, PUBG Mobile Sudah Raup Rp 43 Triliun

Popularitas PUBG Mobile yang terus mengglobal menjadi pundi-pundi yang sangat menjanjikan bagi Tencent Games. Sejak meluncur pada tahun 2018, game battle royale ini sudah meraup total pendapatan sebesar USD 3 miliar (Rp 43 triliun).
Angka ini merupakan gabungan pendapatan PUBG Mobile dan varian Chinanya yang bernama Game for Peace. Dikutip detikINET dari NDTV, Senin (6/7/2020) hanya di tahun 2020 saja kedua game ini sudah meraup USD 1,3 miliar (Rp 18,8 triliun).

Data ini merupakan perkiraan dari analis Sensor Tower. Data yang sama menemukan bahwa sejak pandemi virus Corona memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di rumah, pendapatan PUBG Mobile mencetak rekor baru sebesar USD 270 juta (Rp 3,9 triliun) pada Maret 2020.

Pencapaian ini menjadikan PUBG Mobile sebagai penguasa game multiplayer battle royale. Pendapatan mereka hampir empat kali lebih besar dari Free Fire yang berada di posisi kedua dengan pendapatan mencapai USD 300 juta pada tahun 2020.

Sementara itu Knives Out dari NetEase memperoleh USD 260 juta, dan Call of Duty: Mobile dan Activision meraup pendapatan USD 220 juta.

Populer di banyak negara dengan total download mencapai 734 juta, PUBG Mobile memiliki pemain terbanyak di India, yang berada di posisi puncak dengan 175 juta download. Angka ini mencakup 24% dari angka global.

Sementara itu China berada di posisi kedua dengan 16,7% dan Amerika Serikat di posisi ketiga dengan 6,4% dari total download.

Walau berada di posisi kedua, pemain Game for Peace di China merupakan penyumbang terbesar setelah mengumpulkan USD 1,6 miliar sejak peluncuran di App Store China, atau sekitar 52% dari pendapatan global. AS berada di posisi kedua dengan 14% dan Jepang berada di posisi ketiga dengan 5,6%.
https://kamumovie28.com/cast/sandrine-pinna/