Rabu, 07 Oktober 2020

Musim Hujan, Satgas COVID-19 Khawatirkan Klaster Pengungsian Banjir

  - Sejumlah daerah di Indonesia mulai memasuki musim hujan. Satgas COVID-19 meminta pemerintah daerah mewaspadai musim hujan terlebih ada risiko banjir.

"Yang harus kita waspadai adalah jangan sampai terjadi bencana banjir. Karena bukan hanya banjirnya punya potensi untuk penyakit menular sendiri, tapi ketika orang harus mengungsi, di satu tempat di mana semua orang berkumpul, ini berpotensi memunculkan klaster baru seperti klaster pengungsian," ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah, dalam siaran pers di Youtube BNPB, Rabu (7/10/2020).


Dewi menambahkan saat ini #satgascovid19 tengah melakukan kunjungan ke beberapa daerah untuk mengingatkan adanya potensi bencana lain yang harus diantisipasi dari jauh-jauh hari. Selain itu, Satgas juga meminta agar tiap daerah untuk mengantisipasi dampak curah hujan intensitas tinggi yang memicu banjir terlebih di tengah pandemi Corona.


Kekhawatiran munculnya klaster ini karena di tempat pengungsian, akan sulit untuk melakukan #jagajarak. Terlebih di satu tempat akan berkumpul banyak sekali orang dalam satu waktu. Belum lagi soal sanitasi di tempat pengungsian yang harus terus dipantau kebersihannya.


"Kadang kita lupa adalah sanitasi di tempat pengungsian. Orang berkumpul di satu tempat kan belum tentu nih tempat tidurnya bisa #jagajarak," kata Dewi.


"Apakah sudah dipastikan tempat pengungsiannya, tempat makannya, dapurnya, kamar mandinya, ini penting banget. Biasanya di pengungsian anak-anak berkumpul dan tidak mungkin berdiam sendiri. Ini juga yang harus dipastikan protokol 3M kita terapkan," pungkasnya.

https://nonton08.com/coin-locker-girl/


Pakar Temukan 6 Jenis Infeksi Virus Corona Berdasarkan Gejala, Apa Saja?


Peneliti dari King's College, London mengidentifikasikan enam jenis virus corona berdasarkan tipe gejalanya. Temuan ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari aplikasi COVID Symptom Study King's College London.

Studi ini dilakukan di 1.600 pasien di seluruh Inggris dan AS, yang mencatat gejala COVID-19 antara bulan Maret dan April. Karena sebagian besar pasien cenderung mengunjungi rumah sakit ketika mengalami keparahan, pasien diminta untuk mengungkapkan secara rinci gejala yang mereka derita dalam 8-10 hari pertama infeksi.


Dalam studi tersebut, tiga kelompok ditemukan termasuk dalam kategori ringan, sementara tiga kelompok termasuk dalam kategori yang lebih parah dan lebih mungkin berdampak pada mereka yang lebih tua, atau dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.


"Studi kami menggambarkan pentingnya pemantauan gejala dari waktu ke waktu untuk membuat prediksi tentang risiko dan hasil diagnosa lebih canggih dan akurat. Pendekatan ini membantu kami memahami cerita yang terungkap dari penyakit ini pada setiap pasien sehingga mereka bisa mendapatkan perawatan terbaik," kata dr Carole Sudre, peneliti utama studi, dikutip dari CBS News.


Berdasarkan tingkat keparahan, ada enam kelompok utama infeksi yang dapat diidentifikasi, yakni:


1. Seperti flu tanpa demam:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, nyeri otot, batuk, sakit tenggorokan, sakit dada, tidak ada demam.


2. Seperti flu dengan demam:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, batuk, sakit tenggorokan, suara serak, demam, kehilangan nafsu makan


3. Gastrointestinal:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, kehilangan nafsu makan, diare, sakit tenggorokan, sakit dada, tidak batuk


4. Tingkat parah 1, kelelahan:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, batuk, demam, suara serak, nyeri dada, kelelahan


5. Tingkat parah 2, kebingungan:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot


6. Tingkat parah 3, sakit perut dan pernapasan:

Gejala: Sakit kepala, kehilangan bau, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, sakit dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot, sesak napas, diare, sakit perut


Para peneliti menambahkan mereka baru-baru ini mengidentifikasi ruam kulit sebagai gejala lain dari infeksi virus corona, tetapi itu tidak diakui sebagai gejala selama ketika data dikumpulkan untuk analisis. Jadi sampai saat ini, ruam masih belum terpetakan dalam enam jenis virus corona.

https://nonton08.com/men-in-black-3/

Ingin Imun Tubuh Kuat Biar Tak Kena COVID-19? Ikuti Cara RSI Banjarnegara

 Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara mulai mengembangkan tanaman obat. Selain untuk pengobatan, tanaman obat ini juga digunakan untuk meningkatkan imun tubuh di masa pandemi COVID-19.

"Selain untuk pengobatan, tanaman obat ini juga bisa meningkatkan imun tubuh. Mengingat saat ini masih dalam pandemi COVID-19. Dengan mengkonsumsi beberapa tanaman obat, badan menjadi lebih segar dan hangat," ujar Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto saat ditemui di rumah sakit, Selasa (6/10/2020).


Ia menyebut, saat ini ada 500 lebih tanaman obat yang dibudidayakan. Meskipun kebun tanaman obat sementara baru ada di dua tempat. Yakni di Desa Sipedang Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara dan memanfaatkan lahan di sekitar rumah sakit.


"Sementara ini baru dua tempat yakni di sekitar rumah sakit dan di Desa Sipedang. Jumlahnya ada 500 lebih tanaman dengan berbagai jenis," sebutnya.


Namun nantinya, tanaman obat akan terus dikembangkan di desa-desa lain di Banjarnegara. Ia mengaku sudah menggandeng Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Kodim 0704 untuk ikut memberikan sosialisasi kepada masyarakat perihal budidaya tanaman obat.


"Harapan kami nanti akan semakin banyak masyarakat yang menanam tanaman obat. Kemudian nanti akan dilakukan penelitian lebih jauh terkait manfaat dari masing tanaman obat ini. Sementara ini sudah banyak hasil penelitian dari beberapa universitas terkait manfaat tanaman obat ini," jelasnya.


Tanaman obat yang ditanam di antaranya jambu biji, kelapa hijau, sereh, kapulaga, jahe, umbi-umbian dan tanaman obat lainnya. Sementara ini, di RSI sudah menggunakan tanaman obat untuk penyakit seperti batuk.


"Sejauh ini untuk penyakit seperti batuk, RSI Banjarnegara menggunakan madu dengan fermentasi beberapa zat aktif. Selain itu, ada juga yang digunakan untuk meningkatkan imun tubuh. Seperti temulawak, kunyit, jahe dan tanaman empon-empon lainnya," ujarnya.

https://nonton08.com/the-expendables/


Musim Hujan, Satgas COVID-19 Khawatirkan Klaster Pengungsian Banjir


 - Sejumlah daerah di Indonesia mulai memasuki musim hujan. Satgas COVID-19 meminta pemerintah daerah mewaspadai musim hujan terlebih ada risiko banjir.

"Yang harus kita waspadai adalah jangan sampai terjadi bencana banjir. Karena bukan hanya banjirnya punya potensi untuk penyakit menular sendiri, tapi ketika orang harus mengungsi, di satu tempat di mana semua orang berkumpul, ini berpotensi memunculkan klaster baru seperti klaster pengungsian," ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah, dalam siaran pers di Youtube BNPB, Rabu (7/10/2020).


Dewi menambahkan saat ini #satgascovid19 tengah melakukan kunjungan ke beberapa daerah untuk mengingatkan adanya potensi bencana lain yang harus diantisipasi dari jauh-jauh hari. Selain itu, Satgas juga meminta agar tiap daerah untuk mengantisipasi dampak curah hujan intensitas tinggi yang memicu banjir terlebih di tengah pandemi Corona.


Kekhawatiran munculnya klaster ini karena di tempat pengungsian, akan sulit untuk melakukan #jagajarak. Terlebih di satu tempat akan berkumpul banyak sekali orang dalam satu waktu. Belum lagi soal sanitasi di tempat pengungsian yang harus terus dipantau kebersihannya.


"Kadang kita lupa adalah sanitasi di tempat pengungsian. Orang berkumpul di satu tempat kan belum tentu nih tempat tidurnya bisa #jagajarak," kata Dewi.


"Apakah sudah dipastikan tempat pengungsiannya, tempat makannya, dapurnya, kamar mandinya, ini penting banget. Biasanya di pengungsian anak-anak berkumpul dan tidak mungkin berdiam sendiri. Ini juga yang harus dipastikan protokol 3M kita terapkan," pungkasnya.

https://nonton08.com/yes-god-yes/