Dalam sepekan terakhir, tercatat ada penurunan kasus positif COVID-19 sebesar 17 persen. Penurunan juga terjadi pada kasus kematian yakni sebanyak 18 persen dan kasus sembuh turun sebesar 0,8 persen.
Tercatat lima provinsi yang masuk ke dalam 5 besar peningkatan kasus kematian tertinggi, yaitu Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Papua, Lampung, dan Kalimantan Timur.
"Mohon pada provinsi yang masuk ke dalam 5 besar kenaikan kematian tertinggi untuk dapat betul-betul melakukan treatment atau penanganan pasien COVID-19 dengan baik. Utamanya pada pasien dengan gejala sedang dan berat, serta pasien dengan komorbid," tegas Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).
Selain itu, angka kesembuhan nasional ternyata juga mengalami perlambatan. Pada pekan ini, kasus kesembuhan bahkan menurun sebesar 0,8 persen dari pekan sebelumnya.
"Ini adalah kabar yang kurang baik, karena dua minggu berturut-turut jumlah kesembuhan kita mengalami perlambatan. Seharusnya jumlah kesembuhan harus terus kita jaga agar terus bertambah," kata Prof Wiku.
Berikut detail 5 provinsi dengan kenaikan kasus kematian COVID-19 tertinggi selama sepekan terakhir.
Kalimantan Barat naik 11 kasus, dari 0 menjadi 11
Sulawesi Selatan naik 10 kasus, dari 6 menjadi 16
Papua naik 8 kasus, dari 2 menjadi 10
Lampung naik 6, dari 11 menjadi 17
Kalimantan Timur naik 6, dari 22 menjadi 28
Sementara detail 5 provinsi dengan kenaikan angka kasus kesembuhan COVID-19 tertinggi selama sepekan terakhir, adalah sebagai berikut:
Sumatera Barat naik 1.537 kasus, dari 1.557 menjadi 3.094
Kalimantan Timur naik 337 kasus, dari 1.081 menjadi 1.418
DKI Jakarta naik 334 kasus, dari 7.671 menjadi 8.005
Banten naik 271 kasus, dari 638 menjadi 954
Jawa Barat naik 269 kasus, dari 2.877 menjadi 3.146
https://kamumovie28.com/the-eye-2/
5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Mr P Malas Berdiri
Gagal memuaskan pasangan merupakan hal yang ditakutkan banyak pria. Salah satu penyebabnya adalah impotensi atau disfungsi ereksi. Kondisi ini juga sering disebut penis loyo.
The Urology Care Foundation mencatat bahwa kondisi penis loyo ini mempengaruhi sekitar 30 juta pria.
Dikutip dari WebMD, berikut 7 kebiasaan yang sering disepelekan padahal dapat mempertinggi risiko impotensi.
1. Sering cemas
Kecemasan datang dari berbagai macam faktor mulai darikecemasan akan pekerjaan, percintaan dan masa depan. Kecemasan ternyata dapat menjadi penyebab penis loyo. Dirangkum dari New Jersey Urology, pria yang memiliki kecemasan atau depresi di pekerjaan lebih berisiko mengalami impotensi.
2. Gaya hidup tidak aktif dan sehat
Gaya hidup yang tidak aktif cenderung membawa banyak dampak negatif bagi tubuh mulai dari penyakit jantung hingga menyebabkan pria terkena impotensi. Gaya hidup yang tidak aktif dan sehat juga membuat kadar kolestrol tinggi pada tubuh.
Kolesterol tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah termasuk pembuluh darah pada penis. Hal ini akan berdampak pada aliran darah yang terhambat ke penis sehingga mengganggu ereksi.
3. Bersepeda asal-asalan
Kebiasaan bersepeda juga berisiko untuk menyebabkan impotensi jika dilakukan asal-asalan. Ketika bersepeda, sebagian besar berat badan pria akan ditumpu pada perineum atau bagian bawah tubuh tempat saraf dan pembuluh darah penis berada. Karenanya, atur posisi duduk dan kenyamanan sadel.
Dikutip dari Verywell Health, hal tersebut berpotensi menyebabkan cedera pada bagian tersebut dan berakibat fatal membuat seseorang bisa menderita disfungsi ereksi. Dalam sebuah studi yang yang mengamati hubungan antara bersepeda dengan disfungsi ereksi dilakukan oleh Boston University School of Medicine ditemukan bahwa bersepeda dapat mempertinggi risiko impotensi.