Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan adanya penurunan kasus positif virus Corona di Indonesia selama sepekan terakhir. Penurunannya mencapai 17,1 persen, jumlah ini cenderung menurun dari pekan sebelumnya.
"Terlihat perkembangan kasus COVID-19 di tingkat nasional yang cenderung menurun dari pekan sebelumnya," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).
Melihat kondisi ini, Prof Wiku meminta agar kedepannya kasus positif COVID-19 ini bisa terus menurun. Menurutnya, ini adalah perkembangan yang lebih baik, karena penambahan kasus positif harus terus menurut setiap minggunya.
Lebih lanjut, Wiku menyebut beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 selama sepekan terakhir, di antaranya Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Papua Barat, dan Papua.
Saat ini, Selasa (3/11/2020), total kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 418.375 kasus. Sementara total pasien sembuh sudah sebanyak 349.497 dan 14.146 lainnya meninggal dunia.
Berikut detail 5 provinsi dengan kenaikan kasus positif COVID-19 tertinggi selama sepekan terakhir.
Sumatera Barat naik 142 kasus, dari 1.830 menjadi 1.972
Kepulauan Riau naik 137 kasus, dari 526 menjadi 663
DI Yogyakarta naik 76 kasus, dari 225 menjadi 301
Papua Barat naik 45, dari 259 menjadi 304
Papua naik 40, dari 379 menjadi 419
https://kamumovie28.com/blackway-2015/
Ahli Virologi: Setelah Vaksin Beredar, Tetap Diaudit Terus-menerus
Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan proses pembuatan dan pengembangan ragam vaksin harus diawasi dan diaudit secara ketat oleh lembaga terkait. Menurutnya, audit vaksin wajib dilakukan dalam masa praproduksi, produksi dan pascaproduksi untuk menjamin vaksin aman digunakan.
"Halalnya vaksin juga penting bagi masyarakat Indonesia. Ini juga harus menjadi perhatian. Jadi nanti setelah vaksin beredar di masyarakat, juga akan tetap diaudit secara terus menerus. Sehingga vaksin ini benar-benar aman untuk digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/11/2020).
Anggota Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih ini menjelaskan tiap metode pembuatan vaksin memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hal yang harus diperhatikan adalah proses urgensinya. Jika vaksin dibutuhkan di masa pandemi seperti saat ini, kecepatan pembuatan vaksin dan regulasi sangat dibutuhkan dengan tetap memperhatikan keamanan vaksin.
Lebih lanjut dalam Konferensi Pers 'Tata Cara Menemukan Vaksin' dia juga menjelaskan vaksin yang diinaktivasi seperti yang kini tengah dikembangkan oleh lembaga yang membuat vaksin COVID-19 'Sinovac', adalah pembuatan vaksin paling lazim yang sering digunakan dalam dunia kesehatan.
"Ada juga vaksin berbasis vektor adenovirus yang disuntikkan ke dalam tubuh dan di mana nantinya tubuh kita sendiri yang akan membuat vaksin. Pemberian vaksin seperti ini lebih mudah karena dapat dilakukan lewat oral. Ada juga ragam vaksin sub-unit yang berbasis protein," jelasnya.
Sebagai informasi, keamanan vaksin merupakan salah satu fokus utama dalam pembuatan vaksin, mulai dari uji praklinis, kemudian uji klinis fase satu yang melibatkan puluhan relawan, uji klinis fase dua yang melibatkan ratusan relawan dan uji klinis fase tiga yang melibatkan ribuan relawan. Vaksin adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengakhiri pandemi ini.