Selasa, 10 November 2020

Indonesia Resmi Resesi, Orang-orang Ini Paling Rentan Alami Dampak Kejiwaan

  Indonesia resmi resesi. Berdasarkan catatan detikcom, sederhananya resesi ekonomi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal berturut-turut.

dr Lahargo psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menjelaskan survei sejak wabah Corona merebak angka masalah psikologis Indonesia berada di 64,8 persen. Usai Indonesia resmi resesi, angka ini diprediksi meningkat.


"Nah ini belum ada resesi, nah ini setelah ada resesi karena ini menjadi suatu stressor tentunya akan meningkat prediksinya, angka masalah kejiwaannya ini," kata dr Lahargo saat dihubungi detikcom Kamis (5/10/2020).


Diwawancara secara terpisah, psikolog klinis dari Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum, menjelaskan orang yang rentan mengalami stres usai Indonesia resmi resesi salah satunya adalah korban PHK. Selain itu, pertengkaran keluarga karena ekonomi juga berisiko mengalaminya.


"Orang-orang yang rentan mengalami adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan, di-PHK dari pekerjaannya, tidak memiliki keahlian lain untuk mencari uang, bangkrut bisnisnya," jelas Rahma saat dihubungi detikcom Kamis (5/10/2020).


"Dalam kehidupan keluarga, pertengkaran dan perceraian karena faktor ekonomi dapat memperburuk kesehatan mental. Kondisi istri atau ibu dengan anak anak yang masih kecil namun keadaan ekonominya buruk juga rentan terkena masalah kesehatan mental," lanjutnya.


Maka dari itu, dr Lahargo pun menekankan pentingnya kemampuan sebuah keluarga untuk mandiri secara ekonomi di masa krisis. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor penting menghadapi berbagai ancaman krisis utamanya saat pandemi Corona dan Indonesia resmi resesi.


"Peran dalam keluarga paling penting. Mereka harus bisa membangun ekonomi yang mandiri," ungkapnya.


Namun, di kondisi krisis ini menurutnya perlu untuk tetap tenang dan baiknya memilih menghindari berita dan informasi berlebihan khususnya di media sosial.


"Ambil jarak dari berita-berita yang berlebihan, lakukan diet media sosial sehingga kita bisa lebih rileks, tenang, dan menguasai diri," jelasnya.

https://nonton08.com/movies/take-me-home/


Efek Samping Vaksin COVID-19 Disebut Relatif Ringan Dibanding Vaksin Lain


Ketua Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19 Profesor Kusnandi Rusmil memastikan efek samping dari vaksin COVID-19 lebih ringan dibandingkan dengan vaksin-vaksin untuk penyakit lainnya di tahapan uji klinis. Seperti diketahui, saat ini uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac China tengah menjalani uji klinis fase III di Bandung.

"Jadi memang pemantauannya ketat sampai sejauh ini dari yang sudah mendapatkan suntikan kedua, keluhan oleh karena suntikan itu bisa dibilang minimal. Paling panas-panas badan sedikit, nyeri di tempat suntikan seperti kita imunisasi biasa. Dibandingkan dengan penelitian saya waktu penelitian tetanus dan pertusis, sama yang lain ya, ini keliatannya kayaknya lebih ringan deh reaksinya," ujar Kusnandi saat ditemui di kediamannya di Bandung, Kamis (5/11/2020).


"Dibandingkan waktu saya uji klinis vaksin tetanus, pertusis, dan difteri, itu lebih tinggi panasnya. Kalau ini sepertinya di bawah itu, kan kebetulan saya juga yang melakukan uji klinis ya. Jadi lebih ringan, jadi semoga saya berharap selama uji klinis ini tidak terjadi apa-apa," sambungnya.


Meski demikian, kata Kusnandi, pemantauan secara ketat masih akan tetap dilakukan kepada para penerima suntikan vaksin kedua. Pasalnya, pengambilan sampel darah untuk pengecekan antibodi secara periodik akan dibarengi dengan pemeriksaan kesehatan.


"Dan sampai sekarang selama ini normal-normal saja tidak terjadi apa-apa, moga-moga sebentar lagi kan sudah selesai penyuntikan, tinggal diikuti selama 6 bulan," kata Kusnandi.


"Pada umumnya (efek samping) dalam 2 hari menghilang. jadi di tempat suntikan demam pada umumnya pada hari kedua ketiga hilang. Dan itu tidak semuanya (merasakan efek samping), hanya 20%. jadi jangan dikatakan semuanya akan pegal atau lemas, itu hanya 20% yang begitu," lanjutnya.


Kusnandi melaporkan penyuntikan kedua kepada 1.620 relawan akan selesai pada pekan depan. Artinya, tinggal melakukan pengambilan sampel darah relawan selama enam bulan ke depan.


"Uji klinis dari fase tiga ini sudah berjalan dan yang disuntik sekarang ini yang satu kali suntik sudah 1.620, dan yang disuntik kedua sudah 1.580. jadi saya harapkan nanti minggu depan selesai, jadi tinggal diikuti selama enam bulan," katanya.

https://nonton08.com/movies/tasty-encounter/

Dianggap Sukses Soal COVID-19, Menkes Terawan Diundang WHO Bagikan Pengalaman

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam konferensi pers virtual tentang penanganan virus Corona COVID-19. WHO meminta Indonesia untuk berbagi pengalaman menangani wabah COVID-19 di Indonesia.

WHO menilai Indonesia berhasil dalam melaksanakan IAR (Intra Action Review) nasional COVID-19. Dalam undangan tersebut, Menkes Terawan disebut akan berdiskusi langsung dengan petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dan menteri kesehatan dari negara lainnya.


"Dalam kapasitas inilah kami menyampaikan undangan bagi Anda untuk bergabung dalam konferensi pers Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Menteri Kesehatan dari tiga negara lain, dan berbagi pengalaman Indonesia yang berhasil melaksanakan IAR nasional COVID-19," tulis pesan dalam undangan tersebut.


"Dan menerapkan pelajaran penting yang diidentifikasi selama IAR untuk peningkatan respons wabah COVID-19," lanjut keterangan tersebut.


Saat dikonfirmasi detikcom, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg Widiyawati MKM, mengatakan bahwa undangan yang beredar tersebut benar adanya. Namun, terkait detail dari konferensi pers seperti apa masih belum diketahui.


"Iya (benar)," jelas drg Widiyawati saat dihubungi detikcom Kamis (5/11/2020).


"Selama pandemi ini, penting bagi negara-negara untuk terus merefleksikan strategi respons mereka yang sedang berlangsung dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas respons," lanjut surat tersebut. WHO menilai pertemuan secara virtual ini penting bagi setiap negara untuk mempelajari strategi dan respons masing-masing dalam menangani wabah Corona. Hal ini agar setiap negara siap dan sigap dalam menghadapi pandemi COVID-19.


"Dengan terus meninjau dan mengadaptasi strategi respons saat ini, mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik dan tidak, dan menerapkan pelajaran yang didapat, negara-negara mungkin memiliki kesempatan untuk mengubah lintasan wabah COVID-19," lanjut keterangan dalam undangan tersebut.


Terkait apa itu IAR yang disebut-sebut WHO, bisa disimak dalam TAUTAN INI.


Sejak awal pandemi COVID-19, sosok Menkes Terawan banyak menjadi sorotan. Selain karena celetukannya yang kontroversial soal COVID-19, juga karena belakangan ini jarang muncul di depan publik.


Kritik terkait minimnya kemunculan Menkes Terawan di depan publik antara lain disampaikan oleh presenter Najwa Shihab lewat tayangan 'bangku kosong' yang juga kontroversial. Sindiran itu disikapi beragam, ada yang menilainya sebagai bullying terhadap Menkes.


Indonesia Resmi Resesi, Orang-orang Ini Paling Rentan Alami Dampak Kejiwaan


 Indonesia resmi resesi. Berdasarkan catatan detikcom, sederhananya resesi ekonomi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal berturut-turut.

dr Lahargo psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menjelaskan survei sejak wabah Corona merebak angka masalah psikologis Indonesia berada di 64,8 persen. Usai Indonesia resmi resesi, angka ini diprediksi meningkat.


"Nah ini belum ada resesi, nah ini setelah ada resesi karena ini menjadi suatu stressor tentunya akan meningkat prediksinya, angka masalah kejiwaannya ini," kata dr Lahargo saat dihubungi detikcom Kamis (5/10/2020).

https://nonton08.com/movies/wifes-sister/


Siapa saja yang rentan mengalami stres akibat Indonesia resmi resesi?


Diwawancara secara terpisah, psikolog klinis dari Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum, menjelaskan orang yang rentan mengalami stres usai Indonesia resmi resesi salah satunya adalah korban PHK. Selain itu, pertengkaran keluarga karena ekonomi juga berisiko mengalaminya.


"Orang-orang yang rentan mengalami adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan, di-PHK dari pekerjaannya, tidak memiliki keahlian lain untuk mencari uang, bangkrut bisnisnya," jelas Rahma saat dihubungi detikcom Kamis (5/10/2020).


"Dalam kehidupan keluarga, pertengkaran dan perceraian karena faktor ekonomi dapat memperburuk kesehatan mental. Kondisi istri atau ibu dengan anak anak yang masih kecil namun keadaan ekonominya buruk juga rentan terkena masalah kesehatan mental," lanjutnya.


Maka dari itu, dr Lahargo pun menekankan pentingnya kemampuan sebuah keluarga untuk mandiri secara ekonomi di masa krisis. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor penting menghadapi berbagai ancaman krisis utamanya saat pandemi Corona dan Indonesia resmi resesi.


"Peran dalam keluarga paling penting. Mereka harus bisa membangun ekonomi yang mandiri," ungkapnya.


Namun, di kondisi krisis ini menurutnya perlu untuk tetap tenang dan baiknya memilih menghindari berita dan informasi berlebihan khususnya di media sosial.


"Ambil jarak dari berita-berita yang berlebihan, lakukan diet media sosial sehingga kita bisa lebih rileks, tenang, dan menguasai diri," jelasnya.

https://nonton08.com/movies/sister-in-laws-diary/