Jumat, 29 Januari 2021

5 Kasus Skema Ponzi Mirip Vtube yang Sempat Viral di Dunia

 Aplikasi Vtube dikritik karena mirip dengan skema ponzi, meskipun dibantah. Wajar banyak orang khawatir, karena ada beberapa kasus skema ponzi digital dengan modus menonton iklan dan bitcoin.

Vtube milik PT Future View Tech dinyatakan sebagai investasi ilegal oleh Satgas Waspada Investasi. Diketahui Vtube merupakan aplikasi periklanan yang disebut bisa mendatangkan uang kepada para penggunanya yang menonton iklan di aplikasi tersebut.


Banyak pihak menilai aplikasi Vtube ini adalah skema ponzi alias investasi bodong. Meskipun, pihak Vtube membantah tuduhan ini. Mereka mengatakan sedang mengurus izin kegiatannya.


Wajar kalau ada orang yang khawatir. Sebabnya, ada beberapa kasus skema ponzi digital lewat aplikasi ataupun bitcoin. Dirangkum detikINET, dari berbagai sumber, Kamis (28/1/2021) berikut ini di antaranya:


1. AdSurfDaily

Pada tahun 2012, Department of Justice (DOJ) alias Departemen Kehakiman Amerika Serikat membekuk AdSurfDaily yang menjanjikan pemasukan besar untuk pengguna yang mengklik iklan. DOJ kemudian menyita aset AdSurfDaily dan memenjarakan pendirinya, Thomas A Bowdoin.


Sekitar USD 55 juta atau sekitar Rp 776 miliar dana berhasil dikembalikan kepada korban penipuan AdSurfDaily menurut Phys.org dari Associated Press.

https://nonton08.com/movies/blood-orange-3/


2. Kasus Ad Packs

Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika pada 7 November, 2017 mengungkap kasus skema ponzi dengan modus orang dapat uang dengan menonton iklan online. Pelaku adalah Fort Marketing Group di Florida.


Dijabarkan SEC di situs resminya, perusahaan ini menjalankan 3 bisnis yaitu Fort Ad Pays, The Business Shop, and MLM Shop. Anggota ditawarkan mendapat uang dengan membeli paket iklan dan mengklik 4 banner iklan setiap hari.


Bisa ditebak, uang yang diputar adalah uang dari member baru. Aparat hukum bertindak dan pemilik perusahaan, Pedro Fort Berbel berurusan dengan hukum.


3. Bitcoin Savings and Trust (BTCST)

Pada Agustus 2012, Trendon T Shavers (alias 'Pirate' dan 'pirateat40'), pendiri dan operator 'Bitcoin Savings and Trust' (BTCST), sebuah perusahaan bodong yang diiklankan melalui forum internet, menghilang dari publik. Shavers diketahui mengumpulkan setidaknya 700 ribu Bitcoin dalam investasi BTCST dengan menjalankannya sebagai skema Ponzi.


Pada saat dia menghilang, sekitar 31 Agustus, 700 ribu Bitcoin itu dihargai sekitar USD 4,5 juta. Namun, karena harga Bitcoin meningkat secara signifikan sejak masalah itu terjadi, sekarang diperkirakan nilainya sudah lebih dari USD 2,5 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun. Shavers mengaku bersalah, dan pada 21 Juli 2016, dia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara, dan 3 tahun pembebasan dengan pengawasan.


4. Bitconnect (BCC)

Token cryptocurrency 'Bitconnect' anjlok nilainya setelah dari level tertinggi USD 331 menjadi USD 21 hanya dalam enam jam. Kapitalisasi pasarnya turun dari level tertinggi USD 2 miliar menjadi USD 130 juta. Bitconnect, yang menjanjikan pengembalian harian 1% melalui 'bot perdagangan mata uang kripto' terpaksa ditutup.


5. Skema ponzi Bitcoin di India

Dua orang asal India berhasil menipu hampir 5.000 orang dengan menginvestasikan uang mereka dalam bentuk Bitcoin dan melarikan diri membawa aset tersebut. Masalah ini terungkap setelah beberapa investor mengajukan pengaduan dan setelah itu polisi Cyber Crime Cell of Delhi beraksi meringkus Deepak Jangra dan Deepak Malhotra.


Selama interogasi, Jangra mengungkapkan bahwa dia mendapat ide untuk penipuan pemasaran multi-level dari situs GainBitcoin, yang diduga menipu 8.000 investor sekitar Rs 20 miliar di Maharashtra. Skema ini menjamin pengembalian bulanan 10% selama 18 bulan. Jhangra telah mendirikan perusahaan dengan Malhotra di Netaji Subhash Place Delhi pada bulan Desember 2016 dan menyelenggarakan pertemuan dan pesta di berbagai hotel bintang lima untuk berinteraksi dan menarik investor ke skema tersebut.

https://nonton08.com/movies/the-legion-of-the-condemned/

Apple Akan Pindahkan Produksi iPhone dan iPad Keluar dari China

 Apple akan memindahkan produksi iPhone, iPad, Mac dan produk lainnya di India dan Vietnam mulai tahun ini, untuk memperkaya supply chain dan mengurangi ketergantungannya dengan China.

Berdasarkan laporan terbaru dari Nikkei Asia, Apple akan mulai memproduksi iPad di Vietnam paling awal pada pertengahan tahun ini. Ini menandakan pertama kalinya Apple merakit iPad dalam jumlah besar di luar China.


Selain itu, perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS ini akan meningkatkan produksi iPhone di India. Mereka juga akan mulai memproduksi iPhone 12 di India paling cepat pada kuartal pertama tahun 2021, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (28/1/2021).


Tidak hanya iPhone dan iPad, Apple juga meningkatkan produksi gadget lainnya seperti speaker pintar HomePod, AirPods dan Mac di Asia Tenggara sebagai salah satu strategi diversifikasinya.


Di Vietnam, Apple meminta suppliernya untuk memperbesar kapasitas produksi HomePod mini. Sejak diluncurkan tahun lalu, speaker pintar ini memang sudah diproduksi di Vietnam. Apple juga mulai meningkatkan produksi berbagai lini AirPods di negara tersebut.


Negara Asia Tenggara lainnya yang menjadi tujuan produksi Apple adalah Malaysia, yang dikabarkan akan menjadi tempat produksi Mac mini. Apple sendiri sudah berencana memindahkan produksi MacBook ke Vietnam tahun ini, tapi sebagian besar produksi perangkat komputernya masih akan bertahan di China.


"Apple dan banyak perusahaan teknologi lainnya ingin kapasitas produksi keluar dari China, dan itu tidak melambat meski Amerika Serikat mempunyai presiden baru," kata seorang manajer supply chain kepada Nikkei Asia.


Walau ada sedikit harapan bahwa ketegangan antara AS dan China akan membaik di bawah kepemimpinan presiden AS baru, Joe Biden sebelumnya mengatakan ia tidak akan menarik kebijakan tarif yang dijatuhkan untuk produk buatan China yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump pada tahun 2018.


Selain masalah perang dagang, Apple dan raksasa teknologi lainnya juga memutuskan keluar dari China karena biaya tenaga kerja yang terus meningkat dan dampak pandemi virus Corona terhadap supply chain membuat perusahaan tidak ingin bergantung pada satu negara.


Supplier Apple telah berupaya untuk memenuhi keinginan kliennya yang membutuhkan basis produksi yang lebih beragam. Seperti Foxconn yang baru-baru ini mendapatkan izin dari pemerintah Vietnam untuk membangun pabrik baru senilai USD 270 juta yang akan digunakan untuk memproduksi iPad dan MacBook.

https://nonton08.com/movies/django-the-condemned/


5 Kasus Skema Ponzi Mirip Vtube yang Sempat Viral di Dunia


 Aplikasi Vtube dikritik karena mirip dengan skema ponzi, meskipun dibantah. Wajar banyak orang khawatir, karena ada beberapa kasus skema ponzi digital dengan modus menonton iklan dan bitcoin.

Vtube milik PT Future View Tech dinyatakan sebagai investasi ilegal oleh Satgas Waspada Investasi. Diketahui Vtube merupakan aplikasi periklanan yang disebut bisa mendatangkan uang kepada para penggunanya yang menonton iklan di aplikasi tersebut.


Banyak pihak menilai aplikasi Vtube ini adalah skema ponzi alias investasi bodong. Meskipun, pihak Vtube membantah tuduhan ini. Mereka mengatakan sedang mengurus izin kegiatannya.


Wajar kalau ada orang yang khawatir. Sebabnya, ada beberapa kasus skema ponzi digital lewat aplikasi ataupun bitcoin. Dirangkum detikINET, dari berbagai sumber, Kamis (28/1/2021) berikut ini di antaranya:


1. AdSurfDaily

Pada tahun 2012, Department of Justice (DOJ) alias Departemen Kehakiman Amerika Serikat membekuk AdSurfDaily yang menjanjikan pemasukan besar untuk pengguna yang mengklik iklan. DOJ kemudian menyita aset AdSurfDaily dan memenjarakan pendirinya, Thomas A Bowdoin.


Sekitar USD 55 juta atau sekitar Rp 776 miliar dana berhasil dikembalikan kepada korban penipuan AdSurfDaily menurut Phys.org dari Associated Press.


2. Kasus Ad Packs

Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika pada 7 November, 2017 mengungkap kasus skema ponzi dengan modus orang dapat uang dengan menonton iklan online. Pelaku adalah Fort Marketing Group di Florida.


Dijabarkan SEC di situs resminya, perusahaan ini menjalankan 3 bisnis yaitu Fort Ad Pays, The Business Shop, and MLM Shop. Anggota ditawarkan mendapat uang dengan membeli paket iklan dan mengklik 4 banner iklan setiap hari.


Bisa ditebak, uang yang diputar adalah uang dari member baru. Aparat hukum bertindak dan pemilik perusahaan, Pedro Fort Berbel berurusan dengan hukum.

https://nonton08.com/movies/crypt-of-the-condemned/