Senin, 01 Februari 2021

Meski Diklaim Lebih Akurat, Tes Corona Anal Swab Hanya untuk Kelompok Tertentu

 China telah mulai menggunakan anal swab untuk menguji mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular COVID-19. Ketika kasus meningkat di seluruh dunia, China telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional.

Hanya saja pengujian ini tidak layak untuk pengujian massal dan metode ini hanya digunakan di kota-kota tertentu di China, seperti Beijing dan Qingdao, di antara kelompok berisiko tinggi tertentu, seperti kedatangan di luar negeri.


"Shanghai sebelumnya menggunakan tes usap anal sebagai salah satu standar untuk memulangkan pasien COVID-19 dari rumah sakit pada awal 2020, tetapi kemudian mencabut persyaratan tersebut" kata Lu Hongzhou, wakil direktur Pusat Klinik Kesehatan Umum Shanghai di Universitas Fudan di Shanghai, kepada Global Times.


Namun kini metode itu kembali diterapkan. Adanya tekanan atas pengendalian epidemi yang meningkat, beberapa kota di China menggunakan tes ini untuk kelompok-kelompok berisiko, termasuk orang yang kembali dari luar negeri dan kontak dekat dengan pasien.


Di Beijing dan Qingdao, Provinsi Shandong, China Timur, mewajibkan pendatang internasional untuk melakukan tes usap anal sebelum menyelesaikan periode karantina.


Sementara Yangzhou di Provinsi Jiangsu, juga mengadopsi metode ini dalam pemantauan rutin status kesehatan di antara pekerja rantai dingin.


Seorang pengguna internet Xiaohongshu, sebuah platform media sosial China, mengatakan bahwa dia mengalami "gangguan mental" ketika dia diberitahu bahwa harus mengambil usapan anal bersama dengan metode lain termasuk usap hidung, usap tenggorokan, pengambilan darah, dan tes air liur, setelah dia kembali dari luar negeri dan dikarantina selama 28 hari.


Mengingat pengalaman tidak menyenangkan dalam mengambil tes semacam itu, beberapa netizen bertanya apakah perlu menggunakan metode tersebut walau terbukti efektif.


Untuk mengatasi masalah tersebut, Lu Hongzhou mencatat bahwa pengujian menggunakan usap anal lebih stabil dan akurat daripada usap hidung dan tenggorokan.


"Lebih mungkin mendapatkan sampel yang tidak dapat digunakan dan hasil yang salah dari metode usap hidung dan tenggorokan, kata Lu.


Usap anal tidak dapat dilakukan dalam pengujian massal, tetapi Lu mendukung perluasan pengujian usap anal ke semua kedatangan internasional dan kelompok berisiko tinggi di bawah pengamatan medis untuk menjamin keakuratan pengujian.

https://indomovie28.net/movies/house-husbands-erotic-outdoor-life/


Catat Rekor Kasus Harian COVID-19, Ini 6 Wilayah Zona Merah COVID-19 Jabar


Pemerintah melaporkan 14.518 kasus baru virus Corona di Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan penyumbang kasus COVID-19 tertinggi per 30 Januari 2021.

Penambahan kasus COVID-19 di Jawa Barat per 30 Januari mencapai 4.601 kasus. Jumlah kasus COVID-19 di Jawa Barat terus mengalami peningkatan sejak Selasa (26/1/2021).


Kasus COVID-19 di Jawa Barat menyalip DKI Jakarta dengan 3.491 kasus dan Jawa Tengah sebanyak 1.237 kasus.


Berdasarkan rincian dari laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar), dari 4.601 kasus tersebut sebanyak 2.643 kasus adalah laporan pasien yang sembuh atau sudah menjalani isolasi.


Sedangkan 1.931 kasus lainnya merupakan laporan warga yang menjalani isolasi atau dalam perawatan. Namun Jabar mengalami lonjakan pada kasus kematian yakni 27 kasus. Angka tersebut meningkat drastis dari kasus kematian pada Jumat (29/1) sebanyak 5 kasus.


Dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19, berikut 6 wilayah zona merah di Jawa Barat per 31 Januari 2021.


Bandung

Indramayu

Karawang

Tasikmalaya

Kabupaten Bekasi

Kota Bekasi

https://indomovie28.net/movies/spinning-man/


Eropa Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Corona AstraZeneca

 Pada Jumat (29/1/2021), European Medicines Agency Uni Eropa akhirnya memberikan rekomendasi izin penggunaan vaksin Corona yang dikembangkan AstraZeneca-Oxford untuk kelompok usia di atas 18 tahun. Ini membuat vaksin AstraZeneca menjadi vaksin ketiga yang mendapatkan izin penggunaan di Eropa.

Menurut pernyataan lembaga tersebut, vaksin ini menunjukkan efektivitas sekitar 60 persen dalam uji coba. Tetapi, masih belum ada hasil yang cukup untuk menentukan seberapa baik vaksin ini bekerja pada kelompok usia di atas 55 tahun.


"Dengan opini positif ketiga ini, kami telah memperluas gudang vaksin yang tersedia untuk negara-negara anggota Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) untuk memerangi pandemi dan melindungi warganya," kata Emer Cooke selaku Direktur Eksekutif EMA, dikutip dari Reuters, Sabtu (30/1/2021).


Mengetahui kabar ini, CEO AstraZeneca yaitu Pascal Soriot pun menyambut baik keputusan tersebut. Ia menekankan, vaksin yang dikembangkannya ini efektif, baik, dan bisa melindungi pasien Corona.


"Rekomendasi hari ini menggarisbawahi nilai dari vaksin Covid-19 AstraZeneca yang bukan hanya efektif dan punya toleransi baik, tetapi juga mudah diberikan dan, yang terpenting, melindungi sepenuhnya dari penyakit parah dan rawat inap," jelasnya dalam sebuah pernyataan.


Pihak EMA juga menjelaskan sampai saat ini belum ada hasil yang menyatakan seberapa efektif vaksin ini pada kelompok usia di atas 55 tahun. Tetapi, vaksin ini disebut bisa diberikan pada orang-orang lanjut usia.


"Setidaknya diharapkan vaksin ini bisa memberikan perlindungan dalam subkelompok ini, meskipun tingkat perlindungan pastinya belum diketahui saat ini," ujar wakil ketua komite obat-obatan manusia EMA, Bruno Sepodes.


Namun, beberapa waktu lalu vaksin ini dikhawatirkan kurang efektif untuk kelompok usia lanjut. Hal ini diungkapkan oleh Komite Vaksin Jerman yang hanya memberikan izin penggunaan untuk kelompok usia 18-64 tahun.


Ini juga membuat profesor imunologi di Universitas Paduan Italia, Antonella Viola, merasa ragu dengan efektivitas vaksin tersebut. Ia mengatakan akan menggunakannya untuk orang-orang usia muda saja.


"Secara matematis, efektivitas vaksin 60 persen dengan dosis ganda dan keraguan penggunaannya untuk usia di atas 55 tahun bisa membuat kekebalan kelompok (herd immunity) tidak akan pernah tercapai," katanya.


"Saya hanya akan menggunakannya untuk orang yang lebih muda," imbuhnya.

https://indomovie28.net/movies/the-book-thief/


Meski Diklaim Lebih Akurat, Tes Corona Anal Swab Hanya untuk Kelompok Tertentu


China telah mulai menggunakan anal swab untuk menguji mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular COVID-19. Ketika kasus meningkat di seluruh dunia, China telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional.

Hanya saja pengujian ini tidak layak untuk pengujian massal dan metode ini hanya digunakan di kota-kota tertentu di China, seperti Beijing dan Qingdao, di antara kelompok berisiko tinggi tertentu, seperti kedatangan di luar negeri.


"Shanghai sebelumnya menggunakan tes usap anal sebagai salah satu standar untuk memulangkan pasien COVID-19 dari rumah sakit pada awal 2020, tetapi kemudian mencabut persyaratan tersebut" kata Lu Hongzhou, wakil direktur Pusat Klinik Kesehatan Umum Shanghai di Universitas Fudan di Shanghai, kepada Global Times.


Namun kini metode itu kembali diterapkan. Adanya tekanan atas pengendalian epidemi yang meningkat, beberapa kota di China menggunakan tes ini untuk kelompok-kelompok berisiko, termasuk orang yang kembali dari luar negeri dan kontak dekat dengan pasien.


Di Beijing dan Qingdao, Provinsi Shandong, China Timur, mewajibkan pendatang internasional untuk melakukan tes usap anal sebelum menyelesaikan periode karantina.

https://indomovie28.net/movies/crank-high-voltage/