Senin, 01 Februari 2021

Eropa Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Corona AstraZeneca

 Pada Jumat (29/1/2021), European Medicines Agency Uni Eropa akhirnya memberikan rekomendasi izin penggunaan vaksin Corona yang dikembangkan AstraZeneca-Oxford untuk kelompok usia di atas 18 tahun. Ini membuat vaksin AstraZeneca menjadi vaksin ketiga yang mendapatkan izin penggunaan di Eropa.

Menurut pernyataan lembaga tersebut, vaksin ini menunjukkan efektivitas sekitar 60 persen dalam uji coba. Tetapi, masih belum ada hasil yang cukup untuk menentukan seberapa baik vaksin ini bekerja pada kelompok usia di atas 55 tahun.


"Dengan opini positif ketiga ini, kami telah memperluas gudang vaksin yang tersedia untuk negara-negara anggota Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) untuk memerangi pandemi dan melindungi warganya," kata Emer Cooke selaku Direktur Eksekutif EMA, dikutip dari Reuters, Sabtu (30/1/2021).


Mengetahui kabar ini, CEO AstraZeneca yaitu Pascal Soriot pun menyambut baik keputusan tersebut. Ia menekankan, vaksin yang dikembangkannya ini efektif, baik, dan bisa melindungi pasien Corona.


"Rekomendasi hari ini menggarisbawahi nilai dari vaksin Covid-19 AstraZeneca yang bukan hanya efektif dan punya toleransi baik, tetapi juga mudah diberikan dan, yang terpenting, melindungi sepenuhnya dari penyakit parah dan rawat inap," jelasnya dalam sebuah pernyataan.


Pihak EMA juga menjelaskan sampai saat ini belum ada hasil yang menyatakan seberapa efektif vaksin ini pada kelompok usia di atas 55 tahun. Tetapi, vaksin ini disebut bisa diberikan pada orang-orang lanjut usia.


"Setidaknya diharapkan vaksin ini bisa memberikan perlindungan dalam subkelompok ini, meskipun tingkat perlindungan pastinya belum diketahui saat ini," ujar wakil ketua komite obat-obatan manusia EMA, Bruno Sepodes.


Namun, beberapa waktu lalu vaksin ini dikhawatirkan kurang efektif untuk kelompok usia lanjut. Hal ini diungkapkan oleh Komite Vaksin Jerman yang hanya memberikan izin penggunaan untuk kelompok usia 18-64 tahun.


Ini juga membuat profesor imunologi di Universitas Paduan Italia, Antonella Viola, merasa ragu dengan efektivitas vaksin tersebut. Ia mengatakan akan menggunakannya untuk orang-orang usia muda saja.


"Secara matematis, efektivitas vaksin 60 persen dengan dosis ganda dan keraguan penggunaannya untuk usia di atas 55 tahun bisa membuat kekebalan kelompok (herd immunity) tidak akan pernah tercapai," katanya.


"Saya hanya akan menggunakannya untuk orang yang lebih muda," imbuhnya.

https://indomovie28.net/movies/the-book-thief/


Meski Diklaim Lebih Akurat, Tes Corona Anal Swab Hanya untuk Kelompok Tertentu


China telah mulai menggunakan anal swab untuk menguji mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular COVID-19. Ketika kasus meningkat di seluruh dunia, China telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional.

Hanya saja pengujian ini tidak layak untuk pengujian massal dan metode ini hanya digunakan di kota-kota tertentu di China, seperti Beijing dan Qingdao, di antara kelompok berisiko tinggi tertentu, seperti kedatangan di luar negeri.


"Shanghai sebelumnya menggunakan tes usap anal sebagai salah satu standar untuk memulangkan pasien COVID-19 dari rumah sakit pada awal 2020, tetapi kemudian mencabut persyaratan tersebut" kata Lu Hongzhou, wakil direktur Pusat Klinik Kesehatan Umum Shanghai di Universitas Fudan di Shanghai, kepada Global Times.


Namun kini metode itu kembali diterapkan. Adanya tekanan atas pengendalian epidemi yang meningkat, beberapa kota di China menggunakan tes ini untuk kelompok-kelompok berisiko, termasuk orang yang kembali dari luar negeri dan kontak dekat dengan pasien.


Di Beijing dan Qingdao, Provinsi Shandong, China Timur, mewajibkan pendatang internasional untuk melakukan tes usap anal sebelum menyelesaikan periode karantina.

https://indomovie28.net/movies/crank-high-voltage/

Warga China Ceritakan Rasanya Swab Anal COVID-19: Sangat Malu

 Berita tentang penggunaan swab anal untuk pengujian COVID-19 telah mengejutkan warga China. Metode ini lebih akurat daripada usap hidung dan tenggorokan, meskipun sulit bagi penerimanya.

Melonjaknya kasus COVID-19 di beberapa wilayah China membuat pemerintah mengetatkan protokol pengujian, terlebih bagi mereka yang datang dari luar negeri. Mereka diharuskan menjalani empat tes, yakni tes darah, swab hidung, tenggorokan, dan anal.


"Kamu melepas celana, berbaring, kemudian Anda bisa merasakan penyeka kapas dimasukkan ke dalam anus dua kali, yang memakan waktu sekitar 10 detik," kata salah satu warga kepada Beijing News.


Warga lainnya, Douyacai, seorang mahasiswa yang baru kembali dari Korea Selatan, menjalani swab anal di Beijing pada hari ke-14 karantina. Dalam postingan di media sosial China, Douyacai mengatakan ia dites dua kali melalui lubang anus.


"Hanya rasa malu yang tidak ada habisnya. Tak ada perasaan lain. Semoga berhasil," sebutnya.


"Tidak menyakitkan, tapi rasa malu yang luar biasa,"


Pakar kesehatan mengatakan kepada media pemerintah China CCTV bahwa usapan anal lebih akurat dalam mendeteksi virus corona. Mereka mengklaim jejak virus bisa bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.


Tes tersebut dilakukan dengan memasukkan kapas sekitar tiga hingga lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali. Sama halnya dengan metode hidung, usap akan dilepas dan ditempatkan dengan aman ke dalam wadah sampel.


"Seluruh prosedur memakan waktu sekitar 10 detik," ungkap Komisi Kesehatan Nasional China.


Lebih dari 1.200 siswa di sekolahnya di distrik selatan Daxing dan kontak dekat mereka diuji dengan metode usap anal, menurut Global Times.

https://indomovie28.net/movies/fools-gold/


Eropa Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Corona AstraZeneca


Pada Jumat (29/1/2021), European Medicines Agency Uni Eropa akhirnya memberikan rekomendasi izin penggunaan vaksin Corona yang dikembangkan AstraZeneca-Oxford untuk kelompok usia di atas 18 tahun. Ini membuat vaksin AstraZeneca menjadi vaksin ketiga yang mendapatkan izin penggunaan di Eropa.

Menurut pernyataan lembaga tersebut, vaksin ini menunjukkan efektivitas sekitar 60 persen dalam uji coba. Tetapi, masih belum ada hasil yang cukup untuk menentukan seberapa baik vaksin ini bekerja pada kelompok usia di atas 55 tahun.


"Dengan opini positif ketiga ini, kami telah memperluas gudang vaksin yang tersedia untuk negara-negara anggota Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa (EEA) untuk memerangi pandemi dan melindungi warganya," kata Emer Cooke selaku Direktur Eksekutif EMA, dikutip dari Reuters, Sabtu (30/1/2021).


Mengetahui kabar ini, CEO AstraZeneca yaitu Pascal Soriot pun menyambut baik keputusan tersebut. Ia menekankan, vaksin yang dikembangkannya ini efektif, baik, dan bisa melindungi pasien Corona.


"Rekomendasi hari ini menggarisbawahi nilai dari vaksin Covid-19 AstraZeneca yang bukan hanya efektif dan punya toleransi baik, tetapi juga mudah diberikan dan, yang terpenting, melindungi sepenuhnya dari penyakit parah dan rawat inap," jelasnya dalam sebuah pernyataan.

https://indomovie28.net/movies/unfriended-dark-web/