Selasa, 02 Februari 2021

APJATEL: Aturan OTT Global Bisa Datangkan Investasi Baru

 Muhammad Arif, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) mendukung rencana pemerintah menerapkan aturan untuk penyedia layanan over the top (OTT) global yang beroperasi di Indonesia karena bisa mendatangkan investasi baru.

Dalam aturan tersebut, para penyedia layanan OTT global itu diwajibkan bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi atau penyelenggara jasa telekomunikasi. Dukungan APJATEL ini dilakukan dengan mengirimkan surat ke Menko Marves, Menko Perekonomian, Menkominfo, Menkeu, Menkeu HAM, dan Mensesneg.


"Kami menyambut baik rencana pemerintah yang mewajibkan OTT global untuk kerja sama dengan penyelenggara jaringan seperti yang tertuang pada pasal 14 RPP Postelsiar," ujar Arif.


"Dengan penerapan kewajiban tersebut membuktikan pemerintah konsisten menjalankan amanat UU Cipta Kerja. Spirit utama yang diusung UU Cipta Kerja adalah menarik investasi baru dan menciptakan lapangan pekerjaan terutama di Industri telekomunikasi nasional. Jika OTT global tak diwajibkan kerjasama dengan penyelenggara jaringan maka tak sesuai dengan semangat UU Cipta Kerja yang ingin meningkatkan investasi di sektor infrastruktur telekomunikasi," jelasnya.


Arif menjelaskan, kondisi saat ini kemampuan operator telekomunikasi di Indonesia dalam membangun infrastruktur sangat terbatas dikarenakan sumber daya yang dimiliki penyelenggara telekomunikasi banyak tersita untuk memperbesar kapasitas jaringan dan Content Delivery Network (CDN) untuk menjaga layanan OTT global agar dapat dinikmati pelanggan dengan baik.


Padahal di satu sisi beberapa layanan OTT mensubstitusi layanan telekomunikasi sehingga membuat kondisi keuangan penyelenggara telekomunikasi semakin terpuruk.


Pemerintah, menurut Arif, seharusnya tak perlu ragu untuk mewajibkan OTT global untuk bekerjasama dengan penyelenggara jaringan di Indonesia. Bentuk kerjasama tersebut bisa melalui sewa jaringan, sewa kapasitas atau investasi langsung.


Dengan kerjasama OTT global dengan penyelenggara jaringan, Arif optimis dapat memberikan harapan baru untuk akselerasi dan peningkatan kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia.


"Saat ini penggelaran infrastruktur telekomunikasi di Indonesia belum merata. Pemerintah masih membutuhkan bantuan dari pelaku usaha untuk dapat menggelar infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia. Sehingga diharapkan OTT global nantinya dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan infrastruktur telekomunikasi nasional. Tidak sekadar lewat saja di jaringan operator telekomunikasi. Tanpa memberikan benefit yang signifikan bagi perekonomian Nasional," ungkap Arif.


Banyak manfaat yang dapat diambil dari kewajiban OTT global untuk bekerjasama dengan penyelenggara jaringan di Indonesia. Dengan menyewa kapasitas dari penyelenggara jaringan, OTT global dapat meningkatkan kualitas layanan yang akan diberikannya kepada masyarakat Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/cold-war/


Strategi Gila Jadi Kunci Pertumbuhan Pesat Poco di Indonesia


Umur Poco di Indonesia memang belum genap tiga tahun, namun pertumbuhannya pada 2020 bisa dibilang sangat pesat.

Produk terbarunya di Indonesia adalah Poco M3, yang mereka sebut sebagai 'The New Entry Level Killer', alias 'pembunuh' ponsel kelas entry level. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, rasanya itu bukanlah sebuah klaim kosong.


"Dalam waktu 2,5 tahun Poco menjadi brand smartphone baru yang menjanjikan," ujar Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia saat meluncurkan Poco M3 beberapa waktu lalu.


Sebagai saudaranya Xiaomi, yang notabene adalah brand yang punya produk dengan harga miring dibanding rivalnya, tentu Poco harus punya sesuatu yang beda untuk bisa menggaet konsumen.


Strategi ini tak cuma menawarkan harga yang miring, namun juga menawarkan ponsel dengan fitur-fitur yang dibutuhkan saja. Alhasil harganya pun bisa lebih murah lagi.

https://tendabiru21.net/movies/cold-war-ii/

Senin, 01 Februari 2021

Viral di Tiktok, Wanita Cantik Ini Ceritakan Awal Mula Punya Kumis-Jenggot

 Viral wanita cantik asal Jakarta, Nisya Fadhilah, yang menjadi sorotan netizen karena memiliki kumis dan jenggot. Banyak netizen yang mengatakan dirinya cantik sekaligus ganteng.

Dalam video viral di akun TikTok pribadinya @mmsvante, ia bercerita kalau kumis dan jenggot mulai muncul di masa pubertas. Nisya mengatakan dirinya sudah memiliki bulu lebat sejak kecil, ia juga sempat mencoba untuk mencukur dan laser.


"Sudah coba ke dokter buat cek kenapa kaya gini, tapi gue tuh lebih karena hormon, dan dari kecil memang sudah punya bulu banyak, jadi kaya bingung," cerita Nisya dalam akun TikToknya, dilihat detikcom pada Senin (25/1/2021).


Nisya mengatakan dirinya memiliki kelebihan hormon androgen, yang merupakan hormon laki-laki. Tetapi, hal tersebut tidak menjadi suatu masalah bagi dirinya.


"Kebanyakan hormon androgennya, jadi kebanyakan hormon laki-laki gitu. Tapi emang nggak kenapa-kenapa, kaya yaudah emang kumisan dan jenggotan gitu," ujarnya.


Hingga saat ini banyak komentar positif yang memuji dirinya karena memiliki wajah yang cantik dan ganteng. Tetapi, ada juga netizen yang memberikan komentar negatif tentang penampilannya.


"Ada juga komen negatif cuma manggil ini abang atau mbak? paling gitu doang, atau ini mas atau mba? ngomongnya gitu doang," tambahnya.


Namun Nisya mengaku bersyukur bisa menginspirasi banyak orang untuk self love atau mencintai diri sendiri. Ia mengaku bangga bisa memberi semangat untuk orang lain agar lebih percaya diri.


"Alhamdulillahnya aku jadi inspirasi orang-orang untuk self-love dan aku bangga gitu loh, ih alhamdulillah kalau ada orang yang bisa percaya diri entah dianya yang nggak pede, bukan cuma karena dia punya kumis atau ini aja ya," ujar Nisya.


Lalu bagaimana awal mula dirinya bisa memiliki kumis dan jenggot? Simak videonya DI SINI

https://indomovie28.net/movies/brian-banks/


Seberapa Efektif Tes COVID-19 dengan Air Liur? Ini Penjelasan Ahli


Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan tengah memperluas kapasitas untuk tes COVID-19. Ia menyinggung soal kemungkinan RI menggunakan tes COVID-19 berbasis saliva atau air liur.

"Di tahun 2021 ini di dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva. Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," kata Bambang dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1/2021).


Sejauh ini tes COVID-19 dengan metode PCR menjadi standar penegakan diagnosa untuk COVID-19 karena akurasinya yang sangat tinggi untuk mendeteksi keberadaan viral load virus Corona. Lalu bagaimana dengan tes saliva?


"Tes air liur sangat sensitif. Ini dapat mendeteksi virus serta satu salinan per mikroliter air liur," kata Dr Spencer Kroll, FNLA, spesialis penyakit dalam di New Jersey, kepada Healthline.


Meski demikian, Kroll mengatakan hasil tes saliva tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya metode diagnosa pasien COVID-19.


Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine, pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 partisipan.


Penulis penelitian juga melaporkan bahwa pengujian berbasis air liur telah menunjukkan akurasi 99 persen dalam mengidentifikasi kasus negatif untuk COVID-19, dengan proses yang jauh lebih nyaman.

https://indomovie28.net/movies/wrongfully-accused/