Selasa, 02 Februari 2021

WhatsApp Bikin Blunder, Kok Pemerintah Nggak Dorong Aplikasi Lokal?

 Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengkritisi pemerintah yang dinilai tidak gerak cepat mendorong aplikasi lokal untuk menyaingi WhatsApp yang belum lama ini memicu kontroversial.

WhatsApp berencana untuk berbagi data pengguna dengan Facebook yang notebene adalah induk perusahaan mereka. Kebijakan baru WhatsApp itu banyak ditentang yang pada akhirnya, layanan pesan instan tersebut menunda untuk saat ini.


"Sekarang adanya misalnya WhatsApp membuat satu peraturan yang baru meresahkan penggunanya. Bagi orang ahli, mungkin itu tidak terlalu resah. Bagi masyarakat umum itu meresahkan," kata Sukamta saat Rapat Kerja dengan Menkominfo, Jakarta, Senin (1/2/2021).


"Tapi, yang ingin saya tangkap bukan resah atau tidak soal WhatsApp. Ini momentum ketika masyarakat mulai sudah resah dengan teknologi yang mapan, yang impor itu. Kenapa kita tidak dorong produk dalam negeri," kritik Sukamta.


Politisi dari Faksi PKS itu menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak pengembang aplikasi yang dinilai mumpuni untuk menandingi WhatsApp sebagai layanan pesan instan. Hanya saja, produk tersebut tidak didorong naik ke permukaan.


"Banyak pengembangan dalam negeri yang punya kemampuan intelektual cukup, namun mereka mungkin tidak punya kemampuan finansial, yang punya kekuatan mempengaruhi. Itu adalah negara, pemerintah," kata pria berkacamata ini.


Sukamta lantas mengapresiasi upaya pemerintah Turki yang mengangkat aplikasi BiP agar bisa dimanfaatkan warganya, sebagai alternatif WhatsApp.


"Terlepas BiP itu lebih kredibel atau tidak, tapi pemerintah Turki berani tegas 'ayo migrasi dari WhatsApp ke BiP'. Itu saya salut sama pemerintah Turki. Nah, saya membayangkan pak Menkominfo bisa melakukan begitu, pak menteri bisa jadi pahlawan nasional," tuturnya.

https://tendabiru21.net/movies/hatchet-ii/


5 Game Edukasi untuk Temani Anak Belajar di Rumah


 Pandemi COVID-19 membuat aktivitas belajar dan mengajar dilakukan secara virtual. Rasa jenuh pada anak tentu tak bisa dihindari. Namun, ada sejumlah game edukasi yang bisa membantu mengurangi rasa bosan anak.

Memainkan game edukasi memiliki banyak manfaat. Sebab tak hanya menghibur, anak-anak juga mendapatkan edukasi atau informasi yang dibutuhkan sesuai usianya.


Menurut dokter anak di Canadian Pediatric Society, Michelle Ponti bermain game bisa membuat anak memiliki rasa kompetensi, koneksi, dan otonomi yang meningkatkan harga dirinya.


"Game dapat memberi anak-anak rasa kompetensi, koneksi, dan otonomi yang benar-benar meningkatkan harga diri mereka. Apa yang tampak seperti buang-buang waktu bagi orang tua bisa jadi cara anak belajar keterampilan hidup, termasuk pemecahan masalah dan cara mengontrol perilaku," ujar dia dikutip dari Today's Parent, Senin (1/2/2021).


Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan game edukasi gratis, Edugame Rumah Belajar. Permainan ini tersedia di situs resmi Kemdikbud.


Ada banyak permainan yang bisa dicoba di Edugame Rumah Belajar. Game ini dirancang agar anak bisa bermain penuh dengan interaktif sehingga bisa dimainkan sendiri maupun dengan bimbingan guru atau orang tua.

https://tendabiru21.net/movies/hatchet/

Hanya Rp 10 Ribu, Investasi Pencairan Instan Kini Bisa Lewat OVO

 Platform pembayaran digital OVO menggandeng agen penjual efek reksa dana, Bareksa meluncurkan fitur invest pada aplikasi OVO. Fitur ini menghadirkan produk reksa dana pasar uang (money market fund) yang dikelola Manulife Aset Manajemen Indonesia, bernama Manulife OVO Bareksa Likuid atau MOBLI.

Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan kolaborasi itu bertujuan untuk menjawab tantangan yang ada di masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk mulai membangun kebiasaan berinvestasi sejak dini. Oleh karenanya, masyarakat kini dapat mulai berinvestasi pasar uang di OVO dengan modal mulai Rp 10.000.


"Ini merupakan terobosan yang baru pertama kali terjadi di Indonesia dengan melakukan integrasi e-money dan e-investment, sebagaimana halnya kita lihat pada integrasi Alipay dan Yu'e Bao di China, yang telah mencatatkan sukses besar dalam mengenalkan investasi reksa dana secara masif di kalangan milenial," ujar Karaniya dalam keterangan tertulis, Senin (1/2/2021).

https://tendabiru21.net/movies/genius-6/


Co-Founder/CEO Bareksa ini menambahkan peluncuran fitur 'Invest' adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk membuka akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman dalam pengelolaan investasi, khususnya bagi investor pemula. Terlebih, dalam mengembangkan terobosan ini, pihaknya berkonsultasi dengan Bank Indonesia (BI) dan OJK.


"Untuk itu, kami berterima kasih atas dukungan BI dan OJK yang pro-inovasi dan visioner dalam pemanfaatan tekfin bagi peningkatan inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan kita," imbuhnya dalam Peluncuran Layanan Investasi OVO secara virtual, Selasa (26/1).


Sementara itu, Presiden Direktur Interim dari Manulife Aset Manajemen Indonesia Afifa menyambut baik kolaborasi dengan OVO dan Bareksa ini. Menurutnya, sebagai salah satu perusahaan pengelola reksa dana pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan industri reksa dana di Indonesia.


"Kami secara aktif berkolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk dengan mitra di industri keuangan digital. Kami percaya kolaborasi ini akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dalam meningkatkan literasi dan inklusi reksa dana di Indonesia," ungkapnya.


Adapun Financial Coach Philip Mulyana menjabarkan keuntungan yang bisa didapat para anak muda bila memulai investasi reksa dana pasar uang sejak dini, antara lain mendapatkan keuntungan lebih besar hingga 4-6% per tahun dibandingkan dengan menabung secara konvensional yang hanya mencapai 2% per tahun.


"Oleh sebab itu, meski kamu mungkin masih di usia awal 20-30 tahun, sebaiknya dana masa depan sudah disiapkan lebih awal dari sekarang. Tujuannya, agar di usia 45 tahun kamu sudah dapat lebih dekat ke kondisi merdeka finansial," paparnya.


Selain itu, kata dia, investasi reksa dana juga dapat menjadi salah satu opsi tabungan dana darurat yang baik untuk investor pemula. Terlebih lagi dengan fitur pencairan instan yang dihadirkan OVO, dana dapat dengan mudah dicairkan ketika mendadak dibutuhkan ataupun untuk langsung bertransaksi di aplikasi OVO.


Sementara itu, founder Negeri Pembelajar learning platform dan Mentorgue, Fellexandro Ruby memberikan tips untuk memulai berinvestasi sejak dini. Salah satunya adalah dengan menyisihkan dana berlebih secara teratur dan menginvestasikannya di instrumen reksa dana.


Ruby menilai layanan investasi yang ada di aplikasi OVO sangat cocok dengan generasi milenial yang ingin belajar berinvestasi. Sebab fitur tersebut membuat investasi terasa lebih mudah dan bisa dimulai dengan nominal yang sangat kecil.


Menurutnya, ketika dana sudah cukup banyak bisa mencoba diversifikasi investasi misalnya membuka bisnis atau membeli aset produktif seperti apartemen atau rumah untuk disewakan kembali.


"Saat ini kita dihadapkan dengan situasi pandemi yang masih akan terus berlangsung, jadi memang kita harus memiliki kesadaran untuk menyisihkan dana yang berlebih untuk diinvestasikan untuk saat-saat yang tidak terduga," tutupnya.

https://tendabiru21.net/movies/genius-5/