Rabu, 03 Februari 2021

Tenang dan Sehat Hadapi Pandemi dengan Meditasi Qi Gong, Apa Itu?

 Pandemi COVID-19 yang hingga kini belum juga membuat banyak masyarakat khawatir. Berbagai cara mungkin sudah dilakukan untuk mencegah paparan COVID-19 seperti menerapkan protokol kesehatan, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin, hingga mengurangi aktivitas di luar rumah.

Namun fakta tentang angka kasus yang terus menanjak membuat kekhawatiran itu rasanya tak pernah hilang. Rasa khawatir yang berlebihan juga kerap menimbulkan stress yang justru bisa menurunkan daya tahan tubuh. Nah, untuk mengurangi rasa stress dan beban pikiran yang terlalu berat, kamu bisa melakukan meditasi.


Meditasi adalah suatu praktik relaksasi yang melatih fokus pikiran dan tubuh kita untuk mengarahkan dan memusatkan pikiran sehingga menciptakan rasa tenang, damai, pikiran yang jernih serta meningkatkan konsentrasi. Kata meditasi berasal dari kata meditatum, sebuah istilah Latin yang berarti merenungkan.

https://indomovie28.net/movies/ju-on-the-grudge-2/


Berdasarkan data National Health Interview Survey (NHIS) pada tahun 2017, penggunaan meditasi pada orang dewasa di AS meningkat dari 4,1% menjadi 14,2%. Penggunaan meditasi pada anak-anak usia 4 hingga 17 tahun di Amerika Serikat juga meningkat dari 0,6% menjadi 5,4%.


Teknik meditasi sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam awalnya meditasi dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman spiritual dan keagamaan. Banyak dari tradisi keagamaan di dunia yang telah menjalankan meditasi dengan beraneka ragam cara. Misalnya dhyana/jhana pada agama Hindu di India, bhavana meditasi pada agama Buddha, sufisme tradisi meditasi dari Islam kuno, dan ada praktik kontemplatif dari agama Kristen.


Walaupun meditasi sering dikaitkan dengan banyak tradisi agama atau spiritual tapi meditasi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang agama atau budaya mereka. Salah satu bentuk meditasi yang bisa kamu pilih adalah Qi gong.


Qi gong mengacu pada bentuk latihan tunggal atau praktik sistematis baik dalam bentuk gerakan atau hanya dengan ketenangan berpusat di sekitar qi. Qi adalah istilah yang sangat penting dalam budaya Tiongkok dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan khususnya dalam pengobatan daois.


Ingin tahu lebih jauh soal meditasi Qi gong? Kamu bisa ikuti seminar 'Qigong Method, Meditation and Spiritual Approach for Health During Covid 19 Pandemic' yang diadakan oleh Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia (PIKTI). Dalam seminar ini, akan para narasumber akan menjelaskan mengenai Qigong Method dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


Adapun keynote speaker yang hadir yaitu Ekwahyu Kasih. Selain itu hadir pula Suhu Benny Chikung, Brenda Lee Mc Rae, Kusmartono, sebagai speaker dan Suhu Haryanto sebagai moderator.


Seminar ini akan diadakan secara virtual dan tidak dipungut biaya alias gratis, pada hari Minggu, 7 Februari 2021 pada pukul 14.30-17.30. Pendaftaran bisa dilakukan dengan registrasi pada tautan http://bit.ly/pikti29 dengan Zoon ID: 83850044785 dan password: pikti29.

https://indomovie28.net/movies/ju-on-the-grudge/

GeNose Siap Dipakai di Stasiun Senen dan Tugu, Bakal Ditambah Lagi

 Mulai 5 Februari mendatang, GeNose siap digunakan sebagai alat skrining COVID-19 di Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, nantinya secara bertahap, GeNose juga akan digunakan di stasiun lainnya.

"Sekarang ini kami masih gunakan di dua stasiun yaitu Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu Yogyakarta. Nantinya secara bertahap penggunaan GeNose akan ditambah di titik-titik stasiun lainnya," kata Budi Karya saat meninjau uji coba penerapan GeNose di Stasiun KA Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).


Budi Karya mengatakan, GeNose saat ini sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan sudah disetujui Satgas COVID-19. GeNose, kata dia, juga sudah melalui proses riset yang cukup lama sebelum bisa digunakan untuk publik.


"GeNose sudah mendapat izin edar dari Kemenkes dan sudah disetujui oleh Satgas Covid-19 dengan dikeluarkannya surat edaran, sehingga kami yakin alat ini sudah teruji untuk digunakan sebagai alat penyaringan Covid-19 di simpul-simpul transportasi seperti di stasiun," jelas Budi Karya.


Budi Karya mengungkapkan, GeNose ini akan menambah opsi bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan selain tes rapid antigen dan PCR, yang menjadi syarat perjalanan transportasi kereta api jarak jauh. Dia pun berharap penggunaan GeNose ke depannya bisa berjalan lancar.


"Alhamdulillah uji coba berjalan baik hari ini. Semoga di tanggal 5 Februari nanti penerapannya juga bisa berjalan baik dan lancar. Saya mengapresiasi UGM yang secara cermat melakukan penelitian. Kelebihan GeNose ini selain murah, tidak sakit untuk digunakan, dan juga ini juga buatan Indonesia," tutur dia.


Sementara itu, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan, seiring berjalannya waktu, GeNose yang menggunakan artificial intelligent (AI) akan semakin akurat. Bambang menegaskan, alat GeNose ini adalah sebagai alat skrining dan bukan sebagai alat pengganti PCR Test.


"GeNose sudah diuji validasinya dengan 2000 sampel dan akurasinya sudah 90 persen. Semakin banyak dipakai alat ini akan semakin akurat karena akan selalu di update oleh tim dari UGM," kata Bambang.


Tim Penemu GeNose dari UGM, Eko Fajar mengatakan, riset terhadap GeNose sudah dilakukan sejak lama. Sampai saat ini, kata dia, GeNose masih terus disempurnakan agar bisa dimanfaatkan lebih banyak lagi oleh masyarakat.


"Kami sudah mulai riset sejak 2009 hingga sekarang. Riset kami akhirnya membuahkan hasil dan sudah mulai digunakan masyarakat. Terima kasih atas dukungan Menristek dan Menhub. Kami masih terus menyempurnakan alat ini agar bisa digunakan di seluruh lini. Kami mohon dukungan dari seluruh masyrakat Indonesia," ujar Eko Fajar.

https://indomovie28.net/movies/ju-on-the-curse-2/


Tenang dan Sehat Hadapi Pandemi dengan Meditasi Qi Gong, Apa Itu?


Pandemi COVID-19 yang hingga kini belum juga membuat banyak masyarakat khawatir. Berbagai cara mungkin sudah dilakukan untuk mencegah paparan COVID-19 seperti menerapkan protokol kesehatan, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin, hingga mengurangi aktivitas di luar rumah.

Namun fakta tentang angka kasus yang terus menanjak membuat kekhawatiran itu rasanya tak pernah hilang. Rasa khawatir yang berlebihan juga kerap menimbulkan stress yang justru bisa menurunkan daya tahan tubuh. Nah, untuk mengurangi rasa stress dan beban pikiran yang terlalu berat, kamu bisa melakukan meditasi.


Meditasi adalah suatu praktik relaksasi yang melatih fokus pikiran dan tubuh kita untuk mengarahkan dan memusatkan pikiran sehingga menciptakan rasa tenang, damai, pikiran yang jernih serta meningkatkan konsentrasi. Kata meditasi berasal dari kata meditatum, sebuah istilah Latin yang berarti merenungkan.


Berdasarkan data National Health Interview Survey (NHIS) pada tahun 2017, penggunaan meditasi pada orang dewasa di AS meningkat dari 4,1% menjadi 14,2%. Penggunaan meditasi pada anak-anak usia 4 hingga 17 tahun di Amerika Serikat juga meningkat dari 0,6% menjadi 5,4%.


Teknik meditasi sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam awalnya meditasi dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman spiritual dan keagamaan. Banyak dari tradisi keagamaan di dunia yang telah menjalankan meditasi dengan beraneka ragam cara. Misalnya dhyana/jhana pada agama Hindu di India, bhavana meditasi pada agama Buddha, sufisme tradisi meditasi dari Islam kuno, dan ada praktik kontemplatif dari agama Kristen.


Walaupun meditasi sering dikaitkan dengan banyak tradisi agama atau spiritual tapi meditasi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang agama atau budaya mereka. Salah satu bentuk meditasi yang bisa kamu pilih adalah Qi gong.

https://indomovie28.net/movies/ju-on-the-curse/