Senin, 03 Mei 2021

Toko Online Jack Ma Meresahkan Pemerintah China

 - Alibaba terus diinvestigasi oleh pemerintah China, walaupun telah terkena denda USD 2,8 miliar karena aksi monopoli. Ada hal lain yang membuat pemerintah China khawatir tentang Alibaba, yaitu bisnis medianya yang ternyata menggurita.

Alibaba memang dikenal dengan platform belanja online Taobao dan Tmall yang sangat populer. Namun rupanya kerajaan medianya tidak kecil, ada koran, media siar, platform media sosial, agen periklanan sampai perusahaan film sendiri.


Alibaba antara lain punya South China Morning Post, media Inggris populer di Hong Kong, 30% saham di media sosial Weibo, investasi di Bilibilibili, situs semacam YouTube, media digital 36Kr dan masih beberapa lagi.


"Jelas bahwa kendali Alibaba terhadap informasi, media dan data pribadi di China jauh melampaui raksasa teknologi di negara lain," sebut Zhu Ning, pengamat dari Shanghai Advanced Institute of Finance.


Kekuasaan media itu terindikasi dimanfaatkan Alibaba untuk menyuarakan agendanya. Desember silam, media bisnis Huxiu yang didanai oleh Ant Group, anak usaha Alibaba, menurunkan editorial yang mengkritik regulasi anti monopoli. Hal itu dianggap akan menghambat pertumbuhan perusahaan internet dan merusak kompetitifnya ekonomi China.


Beberapa waktu kemudian, artikel yang pro Alibaba itu dihapus dari situsnya. Kejadian lain melibatkan media sosial Weibo di mana Alibaba adalah pemegang saham terbesar kedua. Mereka diketahui menyensor pembicaraan miring tentang eksekutif Alibaba.


Hal itu kemudian dikritik oleh media pemerintah China, People's Daily. "Mencengangkan betapa powerful Alibaba dalam membentuk opini publik," tulis mereka.


Maka, regulator semakin merasa tidak nyaman terhadap kendali Alibaba kepada media. Belakangan ini dikabarkan meminta mereka untuk menjualnya atau menguranginya.

https://kamumovie28.com/movies/harry-potter-and-the-half-blood-prince/


Mau Tanya Kiai Soal Agama, Bisa Pakai Aplikasi Online!


- Ramadhan sering dimanfaatkan umat muslim untuk memperdalam ilmu agama. Kalau kalian punya banyak pertanyaan terkait keislaman tapi tidak tahu harus bertanya pada siapa, kalian bisa manfaatkan aplikasi yang satu ini.

KESAN, nama aplikasi Islami tersebut, baru saja meluncurkan fitur terbarunya 'Tanya Kiai'. Fitur ini berupaya mengakomodir tingginya animo masyarakat untuk bertanya tentang agama Islam terutama saat Ramadhan, sementara mobilitas masih terbatas karena situasi pandemi COVID-19.


Dijelaskan CEO KESAN Hamdan Hamedan dalam keterangan tertulisnya, fitur Tanya Kiai memudahkan pengguna bertanya mengenai agama secara online kepada Kiai atau Nyai yang kompeten di bidangnya.


Ada lebih dari puluhan Kiai dan Nyai yang telah bergabung dengan spesialisasi yang beragam, dari mulai Al Quran, hadis, fikih umum, fikih ekonomi, fikih keluarga, hingga waris.


Menurutnya, fitur ini terinspirasi banyaknya pertanyaan yang masuk ke aplikasi KESAN setiap harinya, serta keinginan dari para pengguna untuk bertanya langsung kepada ahlinya.


"Islam mengajarkan kita untuk bertanya kepada ahlinya jika kita tidak tahu. Fitur Tanya Kiai memungkinkan pengguna berkonsultasi soal agama Islam langsung kepada ahlinya secara praktis dan nyaman. Bahkan mereka bisa memilih anonim agar lebih nyaman dalam bertanya," jelas Hamdan.


Kehadiran fitur ini dengan berbagai kemudahan yang ditawarkannya, disambut baik Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur KH Ma'ruf Khozin.


"Jika manusia sakit fisik, maka bertanyanya ke dokter. Dan jika ada masalah batin atau soal-soal agama, maka bertanyanya ke ulama. Fitur Tanya Kiai ini dapat memudahkan umat bertanya kepada ulama yang tepat," ujar KH Ma'ruf.


Aplikasi KESAN juga menyediakan beragam fitur untuk menunjang ibadah umat Islam di bulan Ramadan. Selain ada fitur Al Quran lengkap dengan tafsir serta tajwid warna, KESAN juga menghadirkan pengingat shalat, 100 lebih doa dan zikir Ramadhan, hadis dan fikih Ramadhan, serta buku-buku seputar Ramadhan. Ada juga artikel Islami harian yang ditulis oleh para ustadz guna menambah wawasan keagamaan para pengguna.

https://kamumovie28.com/movies/in-the-line-of-duty-3/

Kalah Lelang Frekuensi 2,3 GHz, Bos XL Angkat Bicara

 Hasil lelang frekuensi 2,3 GHz untuk 4G dan 5G telah diketahui. Operator pelat merah Telkomsel dan lalu Smartfren memenangkan perebutan blok kosong di spektrum tersebut. Sedangkan XL Axiata sebagai peserta lainnya pulang dengan tangan hampa. Bagaimana tanggapan XL soal ini?

Usai lulus evaluasi administrasi lelang yang diulang dari edisi sebelumnya, memang Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata saling adu harga tiga blok kosong frekuensi 2,3 GHz di rentang 2.360-2.390 MHz sejak Senin (19/4) hingga pemenangnya telah diumumkan. Operator lain yaitu Tri dan Indosat tidak turut serta.


Diketahui bahwa Telkomsel mendapatkan 20 MHz dan operator Smartfren mendapatkan 10 Mhz. Sedangkan XL Axiata tidak mendapatkan apa-apa dalam lelang ini.


Akan tetapi, pihak XL mengaku bahwa tidak ada pengaruh dari kegagalan lelang tersebut terhadap layanannya kepada para pelanggan ataupun dalam ekspansi jaringan mereka. Mereka akan mengoptimalkan spektrum yang sudah dimiliki pada saat ini dan dipandang sudah memadai.


"Kita tahu spektrum salah satu aset yang kita miliki yang paling berharga, kita mau memanfaatkan spektrum semaksimal mungkin sesuai apa yang kita punya," sebut Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa di konferensi pers virtual, Jumat (23/4/2021).


Pihaknya akan tetap menggenjot digelarnya jaringan dengan spektrum yang sudah dimiliki, khususnya dalam 4G LTE. Menurutnya, XL Axiata akan terus melakukan refarming untuk memaksimalkan spektrum dalam rangka memenuhi kebutuhan para pengguna jaringannya.


"Spektrum yang kita punya sudah lebih dari cukup untuk menyongsong pertumbuhan trafik dalam satu atau dua tahun mendatang. Spektrum yang kita punya belum dimaksimalkan untuk LTE. Juga ada fiberisasi dan bekerja sama dengan vendor memaksimalkan spektrum yang sudah ada dengan teknologi yang sudah tersedia," papar I Gede.

https://kamumovie28.com/movies/jukdo-surfing-diary/


Toko Online Jack Ma Meresahkan Pemerintah China


 - Alibaba terus diinvestigasi oleh pemerintah China, walaupun telah terkena denda USD 2,8 miliar karena aksi monopoli. Ada hal lain yang membuat pemerintah China khawatir tentang Alibaba, yaitu bisnis medianya yang ternyata menggurita.

Alibaba memang dikenal dengan platform belanja online Taobao dan Tmall yang sangat populer. Namun rupanya kerajaan medianya tidak kecil, ada koran, media siar, platform media sosial, agen periklanan sampai perusahaan film sendiri.


Alibaba antara lain punya South China Morning Post, media Inggris populer di Hong Kong, 30% saham di media sosial Weibo, investasi di Bilibilibili, situs semacam YouTube, media digital 36Kr dan masih beberapa lagi.


"Jelas bahwa kendali Alibaba terhadap informasi, media dan data pribadi di China jauh melampaui raksasa teknologi di negara lain," sebut Zhu Ning, pengamat dari Shanghai Advanced Institute of Finance.


Kekuasaan media itu terindikasi dimanfaatkan Alibaba untuk menyuarakan agendanya. Desember silam, media bisnis Huxiu yang didanai oleh Ant Group, anak usaha Alibaba, menurunkan editorial yang mengkritik regulasi anti monopoli. Hal itu dianggap akan menghambat pertumbuhan perusahaan internet dan merusak kompetitifnya ekonomi China.


Beberapa waktu kemudian, artikel yang pro Alibaba itu dihapus dari situsnya. Kejadian lain melibatkan media sosial Weibo di mana Alibaba adalah pemegang saham terbesar kedua. Mereka diketahui menyensor pembicaraan miring tentang eksekutif Alibaba.


Hal itu kemudian dikritik oleh media pemerintah China, People's Daily. "Mencengangkan betapa powerful Alibaba dalam membentuk opini publik," tulis mereka.


Maka, regulator semakin merasa tidak nyaman terhadap kendali Alibaba kepada media. Belakangan ini dikabarkan meminta mereka untuk menjualnya atau menguranginya.

https://kamumovie28.com/movies/line-of-duty/