Sabtu, 15 Mei 2021

Bak Perang Lawan Corona, PM India: Ilmuwan-Nakes Kerja Siang dan Malam

  Perdana Manteri India Narendra Modi memberikan 'alarm' bagi warganya usai tiga hari berturut-turut mencatat angka kematian Corona di atas 4 ribu kasus. Infeksi Corona di India kini melampaui 24 juta orang.

Menurut Modi, India bak berperang dengan varian Corona B1617 yang pertama kali ditemukan saat ledakan COVID-19 terjadi. Pasalnya, varian tersebut sangat mudah menular dan menyebabkan seluruh RS kewalahan karena pasien Corona tak kunjung henti berdatangan.

https://maymovie98.com/movies/royal-tramp/


"Wabah mencapai daerah pedesaan dengan kecepatan tinggi," katanya, berbicara kepada petani dalam konferensi virtual.


"Semua departemen pemerintah, semua sumber daya, angkatan bersenjata kami, ilmuwan kami, semua orang bekerja siang dan malam untuk melawan COVID-19, bersama-sama," katanya.


Kondisi Corona di perayaan Idulfitri

Saat Lebaran, para muslim di India sebagian besar salat Id di rumah. Sebab, banyak wilayah yang tengah menerapkan lockdown termasuk menutup akses ke masjid dan rumah ibadah lainnya.


"Hal baiknya adalah semua orang mengikuti dan merayakan Idul Fitri di dalam rumah mereka," kata Maulana Khalid Rashid, seorang ulama di kota Lucknow, kepada kantor berita ANI, mitra Reuters.


Krematorium kewalahan

Akhir-akhir ini, potret mengambangnya ratusan mayat di Sungai Gangga, India, jadi sorotan banyak orang. Beberapa warga hingga pakar menduga jenazah tersebut pasien Corona yang tak bisa dikremasi di tempat krematorium lantaran sudah tak ada lagi persediaan kayu bakar.


Saran Jurnal medis The Lancet, pembatasan mobilitas dan langkah-langkah dukungan internasional sangat dibutuhkan untuk membendung krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya di India.

Akankah India lockdown nasional?

PM Modi di bawah tekanan permintaan lockdown nasional. Namun, para pakar medis di India skeptis penerapan tersebut akan efektif di negaranya.


"Kami menyadari kecemasan yang ditunjukkan oleh pengamat internasional tetapi Anda tidak dapat 'membungkus seluruh India menjadi satu selimut'," kata K Srinath Reddy, Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India dalam diskusi panel, dikutip dari Channel News Asia.


Tentang varian Corona India B1617

Varian yang menyebar cepat dan pertama kali ditemukan di India telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Ini telah menyebabkan wabah besar di negara-negara tetangga seperti Nepal, dan juga telah terdeteksi jauh di Inggris, Amerika, dan tempat lain di Asia.


Modi mengizinkan semua orang dewasa di India untuk mulai divaksinasi per 1 Mei. Namun, meski India adalah produsen vaksin terbesar di dunia, permintaan pasokan vaksin Corona dunia yang sangat besar telah membuat persediaan negaranya sendiri sangat rendah dan vaksinasi cenderung melambat.


Hingga Jumat, mereka telah memvaksinasi penuh lebih dari 39,4 juta orang, atau sekitar 2,9 persen dari populasi. Pemerintah telah berjanji untuk mempercepat program vaksin Corona dalam beberapa bulan mendatang.

https://maymovie98.com/movies/the-conspirators-2/

RI Juga Bakal Pakai Pfizer, Kelak Bisa Lepas Masker Seperti AS? Tunggu Dulu

 Faktor efektivitas vaksin jadi salah satu pertimbangan Amerika Serikat untuk melonggarkan aturan pakai masker dan jaga jarak. Sama-sama pakai vaksin Corona Pfizer, kenapa Singapura malah lockdown?

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama membenarkan bahwa hasil penelitian terhadap vaksin yang digunakan turut mendasari kebijakan AS tersebut. AS menggunakan vaksin Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.


"Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat membuat rekomendasi ini berdasar hasil penelitian terhadap vaksin yang mereka gunakan, yaitu Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson," katanya saat dihubungi ANTARA, Jumat (14/5/2021).


Namun kondisi berbeda terjadi di Singapura. Sama-sama menggunakan vaksin Corona Pfizer, negara kota tersebut saat ini justru memperketat pembatasan. Lockdown diberlakukan mulai Minggu (16/6/2021) dan berlaku selama 4 pekan hingga Minggu (13/6/2021). Kenapa vaksin yang sama tidak cukup meyakinkan di Singapura?


"Tentu saja ada beberapa faktor lain, seperti cakupan vaksinasi yang sudah dilakukan, trend epidemiologi yang sekarang ada di AS, upaya memotivasi yang belum divaksin, dan tentu juga aspek social determinant of health," kata Prof Tjandra saat dihubungi detikcom, Sabtu (15/5/2021).


Pfizer juga menjadi salah satu jenis vaksin Corona yang akan dipakai di Indonesia. Jika kelak sudah pakai vaksin Pfizer, RI bakal bisa lepas masker seperti AS atau tetap bisa lockdown seperti Singapura?


"Dalam situasi COVID-19 sekarang ini memang sulit kita (dan juga para pakar dunia) membuat 'jaminan' pasti, keadaannya masih sangat 'fluid', dapat berubah setiap saat," jelas Prof Tjandra.

https://maymovie98.com/movies/soldiers-revenge/


Bak Perang Lawan Corona, PM India: Ilmuwan-Nakes Kerja Siang dan Malam


 Perdana Manteri India Narendra Modi memberikan 'alarm' bagi warganya usai tiga hari berturut-turut mencatat angka kematian Corona di atas 4 ribu kasus. Infeksi Corona di India kini melampaui 24 juta orang.

Menurut Modi, India bak berperang dengan varian Corona B1617 yang pertama kali ditemukan saat ledakan COVID-19 terjadi. Pasalnya, varian tersebut sangat mudah menular dan menyebabkan seluruh RS kewalahan karena pasien Corona tak kunjung henti berdatangan.


"Wabah mencapai daerah pedesaan dengan kecepatan tinggi," katanya, berbicara kepada petani dalam konferensi virtual.


"Semua departemen pemerintah, semua sumber daya, angkatan bersenjata kami, ilmuwan kami, semua orang bekerja siang dan malam untuk melawan COVID-19, bersama-sama," katanya.


Kondisi Corona di perayaan Idulfitri

Saat Lebaran, para muslim di India sebagian besar salat Id di rumah. Sebab, banyak wilayah yang tengah menerapkan lockdown termasuk menutup akses ke masjid dan rumah ibadah lainnya.


"Hal baiknya adalah semua orang mengikuti dan merayakan Idul Fitri di dalam rumah mereka," kata Maulana Khalid Rashid, seorang ulama di kota Lucknow, kepada kantor berita ANI, mitra Reuters.


Krematorium kewalahan

Akhir-akhir ini, potret mengambangnya ratusan mayat di Sungai Gangga, India, jadi sorotan banyak orang. Beberapa warga hingga pakar menduga jenazah tersebut pasien Corona yang tak bisa dikremasi di tempat krematorium lantaran sudah tak ada lagi persediaan kayu bakar.


Saran Jurnal medis The Lancet, pembatasan mobilitas dan langkah-langkah dukungan internasional sangat dibutuhkan untuk membendung krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya di India.

https://maymovie98.com/movies/ouija-board/