Senin, 31 Mei 2021

Terpopuler: Makna 'Heart Rate 180' di Balik Meninggalnya Pesepeda Road Bike

 Uji coba JLNT (Jalan Layan Non Tol) Kampung Melayu - Tanah Abang untuk road bike pekan lalu memakan korban. Seorang pesepeda 62 tahun kolaps dan meninggal dunia, Minggu (23/5/2021).

Dugaan mengalami serangan jantung mencuat terkait adanya riwayat operasi jantung sebelumnya. Selain itu, data Garmin menunjukkan denyut jantung yang relatif tinggi, mengindikasikan intensitas gowes yang melelahkan.

https://tendabiru21.net/movies/working-class/


Beberapa fakta seputar risiko meninggal saat bersepeda maupun olahraga pada umumnya terangkum sebagai berikut.


1. Diduga serangan jantung

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rudy Saptari ketika itu menyinggung dugaan bahwa pesepeda tersebut kelelahan. Ini ditunjukkan oleh rekaman denyut jantung atau hart rate di perangkat yang digunakan.


"Dari dokter diduga kecapaian karena dilihat dari Garmin-nya itu yang di pencetan sepeda itu detak jantung almarhum tinggi, 180. Kalau kita orang normal 75 kan, 100 aja udah deg-degan beliau 180 mungkin kecapekan kemudian ada riwayat jantung," jelas Rudy, Minggu (23/5/2021).


Adanya riwayat pemasangan ring jantung memperkuat dugaan serangan jantung.


2. Denyut jantung 180

Denyut jantung merupakan indikator penting yang menunjukkan intensitas berolahraga. Olahraga untuk kebugaran umumnya dilakukan pada training zone yakni 50-70 persen dari denyut maksimal. Denyut maksimal atau Heart Rate (HR) maximum dihitung dengan rumus 220 dikurangi usia (dalam tahun).


"Heart rate maksimal itu adalah 220 dikurangi usia. Kalau orang ini usianya 60 tahun, berarti 220 dikurangi 60. Maka 160 itu 100 persennya dia," terang dr Michael saat diwawancara detikcom, Minggu (23/5/2021).


"Kalau untuk tujuan kesehatan, maksimalnya berapa denyutnya? 220 Dikurangi usia. Nah, training zone-nya untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik itu 50-70 persen saja," jelas dr Michael.


Dokter jantung menyebut kolaps saat olahraga tidak selalu karena heart rate tinggi. Selengkapnya di halaman berikut.


3. Kolaps saat olahraga tak selalu karena heart rate tinggi

Sementara itu, dokter jantung dari RS Siloam Lippo Karawaci dr Vito A Damay menjelaskan bahwa denyut jantung akan meningkat ketika seseorang beraktivitas. Namun sampai batas tertentu, denyut jantung tinggi tidak selalu menjadi penyebab serangan jantung.


"Bukan karena kelelahan atau karena kelebihan heart rate. Sebenarnya intinya adalah seorang yang dalam kondisi baik atau sehat dia boleh saja sih berlatih sampai 70 persen dari perhitungan heart rate aman," kata dr Vito, sembari menekankan perhitungan heart rate tetap perlu diperhatikan.


Menurut dr Vito, penyebab utama kolaps saat olahraga biasanya adalah kondisi jantung yang tidak diketahui sebelumnya. Karenanya, ia mengingatkan pentingnya check up rutin.


dr Vito menjelaskan memasang ring jantung justru memperbaiki sirkulasi darah jantung. Pasien dengan riwayat memasang ring jantung dalam kondisi stabil boleh-boleh saja berolahraga seperti biasa termasuk gowes.

https://tendabiru21.net/movies/the-seven-angels/

Dialami Ibunda Celine Evangelista, Seberapa Lazim Kehamilan di Umur 50-an?

 - Ibunda aktris Celine Evangelista, Vincentia Nurul, hamil anak kembar di usia 50 tahun. Usia kehamilan ibu Celine pun sudah memasuki trimester kedua.

Kehamilan di usia 50 tahun sangat jarang terjadi. Hal ini dikarenakan secara umum, tingkat kesuburan wanita akan menurun seiring bertambahnya usia.

https://tendabiru21.net/movies/legacy-of-rage/


Dikutip dari laman AARP, usia rata-rata menopause adalah 51 tahun. Tingkat kesuburan wanita biasanya menurun mulai usia 30-an dan sebagian besar berakhir pada usia 45 tahun.


Meski tergolong jarang, kehamilan dan kelahiran wanita berusia 50 tahun meningkat lebih dari 165 persen dari tahun 2000 (255 kelahiran) hingga 2013 (677 kelahiran), menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).


Biasanya, seiring bertambahnya usia, wanita akan memiliki lebih sedikit sel telur. Kebanyakan wanita yang hamil di usia 50-an menggunakan donor sel telur atau menggunakan telur sendiri yang suda dibekukan.


"Sangat jarang bagi pasien untuk hamil secara alami pada usia 50 atau lebih dari 45 tahun. (Jika ada) Mereka membuat sejarah," kata David Keefe, seorang dokter kandungan-ginekolog dan peneliti kesuburan di New York University.


Pada 2012, seorang dokter yang menerbitkan sebuah penelitian tentang kesehatan wanita 50 tahun ke atas yang hamil menggunakan sel telur donor sama baiknya dengan wanita yang masih muda, apabila dirawat dan disaring dengan baik.


Meski begitu, masih ada risiko medis di baliknya, termasuk peningkatan kemungkinan hipertensi gestasional, diabetes, serta preeklamsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kemungkinan kerusakan organ.


Ibunda aktris Celine Evangelista, Vincentia Nurul, hamil anak kembar di usia 50 tahun. Usia kehamilan ibu Celine pun sudah memasuki trimester kedua.


Kehamilan di usia 50 tahun sangat jarang terjadi. Hal ini dikarenakan secara umum, tingkat kesuburan wanita akan menurun seiring bertambahnya usia.


Dikutip dari laman AARP, usia rata-rata menopause adalah 51 tahun. Tingkat kesuburan wanita biasanya menurun mulai usia 30-an dan sebagian besar berakhir pada usia 45 tahun.


Meski tergolong jarang, kehamilan dan kelahiran wanita berusia 50 tahun meningkat lebih dari 165 persen dari tahun 2000 (255 kelahiran) hingga 2013 (677 kelahiran), menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).


Biasanya, seiring bertambahnya usia, wanita akan memiliki lebih sedikit sel telur. Kebanyakan wanita yang hamil di usia 50-an menggunakan donor sel telur atau menggunakan telur sendiri yang suda dibekukan.


"Sangat jarang bagi pasien untuk hamil secara alami pada usia 50 atau lebih dari 45 tahun. (Jika ada) Mereka membuat sejarah," kata David Keefe, seorang dokter kandungan-ginekolog dan peneliti kesuburan di New York University.


Pada 2012, seorang dokter yang menerbitkan sebuah penelitian tentang kesehatan wanita 50 tahun ke atas yang hamil menggunakan sel telur donor sama baiknya dengan wanita yang masih muda, apabila dirawat dan disaring dengan baik.


Meski begitu, masih ada risiko medis di baliknya, termasuk peningkatan kemungkinan hipertensi gestasional, diabetes, serta preeklamsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kemungkinan kerusakan organ.

https://tendabiru21.net/movies/to-err-is-humane/