Senin, 21 Juni 2021

Simpan Kondom di Dompet Ternyata Bahaya! Pria Kerap Lakukan 5 Kesalahan Ini

 Penggunaan alat kontrasepsi saat bercinta, seperti kondom, memang penting untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Namun, ternyata tak sedikit pasangan yang masih melakukan kesalahan saat menggunakan kondom.

Apabila terus dilakukan, kesalahan-kesalahan tersebut justru bisa membuat kondom tidak lagi efektif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat berhubungan intim.


Padahal, penggunaan kondom yang benar memiliki peran penting untuk memberikan perlindungan bagi para pasangan. Dikutip dari laman Self, berikut 5 kesalahan saat menggunakan kondom yang sering kali tidak disadari menurut ahli fertilitas endokrinologi reproduksi di Colorado Center for Reproductive Medicine, Brian A. Levine, MD.


1. Membeli ukuran yang tidak sesuai

Penis memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, begitu pula dengan kondom. Apabila pria menggunakan kondom yang tidak sesuai dengan ukuran penisnya, seperti menggunakan kondom yang terlalu besar, maka penggunaan kondom menjadi sia-sia.


Di sisi lain, kondom yang terlalu ketat akan rentan robek saat berhubungan seks. Oleh karenanya, memilih jenis kondom yang tepat dan pas dengan ukuran penis sangat penting agar kondom tetap efektif.


2. Menggunakan kondom berulang kali

Usai bercinta, sebaiknya kondom langsung dibuang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pernah mewanti-wanti untuk tidak menggunakan kondom yang sama berulang kali dengan mencucinya. Artinya, apabila di tengah-tengah sesi bercinta pasangan ingin bertukar dari seks vaginal ke seks anal, maka kondom perlu diganti.


"Kondom bekas tidak bisa mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual," ujar dr Alyssa Dweck, MD, seorang ginekolog di Westchester, New York.


3. Menyimpan kondom di dompet

Pernah menggunakan kondom yang disimpan di dompet? Sebaiknya jangan lakukan kesalahan yang sama lagi setelah ini. Sebab, dompet bukan merupakan tempat yang tepat untuk menyimpan kondom. Menurut dr Levine, kondom yang telah disimpan di dompet tidak lagi efektif untuk melindungi karena sudah terpapar oleh suhu panas.


4. Memakai dua kondom sekaligus

Menggunakan dua kondom sekaligus alias double saat berhubungan intim sebaiknya jangan dilakukan. Alih-alih memberikan perlindungan dua kali lipat, hal tersebut hanya akan membuat kondom menjadi tidak lagi efektif. Pasalnya, dengan menggunakan dua kondom sekaligus akan membuat kondom menjadi rentan rusak di tengah-tengah sesi bercinta.


5. Tidak menggunakan pelumas

Menggunakan pelumas saat menggunakan kondom penting untuk diingat, lho. Sebab, dorongan yang terjadi saat penetrasi, terutama saat pasangan sering bertukar posisi akan membuat kondom rentan rusak. Oleh karenanya, pastikan kamu menggunakan pelumas yang tepat untuk mencegah terjadinya hal ini.

https://cinemamovie28.com/movies/wings-of-the-wind/


Kala Media Asing Soroti Ledakan Kasus Virus Corona di Indonesia


 Terjadi lonjakan kasus Corona yang cukup signifikan di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Ledakan kasus ini pun menjadi sorotan beberapa media asing, di antaranya The Wall Street Journal dan Al Jazeera.

The Wall Street Journal melaporkan kenaikan kasus yang terjadi di Indonesia disebut-sebut diakibatkan varian Delta yang sudah menyebar secara dominan bahkan hingga ke ibu kota, Jakarta.


Baik The Wall Street Journal dan AlJazeera menyoroti kecepatan penularan Corona di Kudus, Jawa Tengah. Indonesia juga dikhawatirkan menjadi negara lain yang berisiko mengalami tsunami COVID-19.


Menurut catatan Wall Street Journal, realisasi vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih kurang dari 5 persen dari total populasi mencapai 270 juta orang.


Selain itu, kapasitas melacak penyebaran varian di RI masih terbatas, sehingga sulit untuk mengukur seberapa luas penyebaran varian Delta yang dianggap lebih menular. Pakar medis mengatakan jika lonjakan terus meningkat, itu bisa mengakibatkan sistem kesehatan kolaps.

https://cinemamovie28.com/movies/wind/

Corona Makin Ngegas, Catat 7 Aktivitas Paling Berisiko Penularan COVID-19

 Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan. Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Dr Masdaline Pane, mengatakan fasilitas kesehatan Indonesia akan mengalami kolaps pada dua hingga empat minggu ke depan.

Menurut Pane, solusi dari situasi corona di RI saat ini tidak lagi bisa diatasi dengan menambahkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit atau membatasi mobilitas apabila protokol kesehatan tidak lagi menjadi perhatian utama.

https://cinemamovie28.com/movies/gone-with-the-wind/


"Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps," kata Pane dalam siaran live BNPB, Kamis (17/6/2021).


Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk turut ikut andil dalam menekan jumlah kasus di Indonesia, beberapa di antaranya adalah dengan terus menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas berisiko tinggi terhadap penularan virus.


Berikut 7 aktivitas berisiko tinggi penularan COVID-19 yang harus dihindari sebagaimana dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).


1. Naik pesawat

Melakukan perjalanan menggunakan pesawat merupakan salah satu aktivitas paling berisiko terhadap penularan COVID-19. Salah satu alasan mengapa naik pesawat masuk ke dalam kategori aktivitas berisiko adalah karena bandara tentunya akan dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai daerah atau negara.


Orang-orang tersebut bisa saja datang dari area yang berisiko tinggi, sehingga rentan membawa virus Corona. Selain itu, sirkulasi udara di dalam pesawat yang terbatas dapat meningkatkan potensi menularkan virus lebih cepat.


2. Makan di restoran

Dine-in atau makan di restoran bisa menjadi aktivitas berisiko tinggi karena beberapa alasan. Pertama, berada di dalam ruangan yang cukup ramai bisa meningkatkan risiko kamu bertemu dengan orang yang membawa virus COVID-19. Selain itu, untuk makan tentunya orang-orang akan melepaskan maskernya, sehingga berpotensi menularkan virusnya.


3. Bertemu kerabat di dalam ruangan

Melakukan pertemuan dengan teman maupun keluarga di dalam ruangan bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19. Namun, hal ini juga disesuaikan kembali dengan jumlah orang yang berkumpul dan seberapa baik kamu mengenal mereka hingga mengetahui siapa saja orang yang mereka temui sebelumnya.


Meski demikian, CDC mengimbau untuk menghindari pertemuan dengan kerabat sebisa mungkin. Sebab, virus akan lebih mudah menular di dalam ruangan, terutama dalam kondisi orang-orang yang saling berkumpul tanpa menjaga jarak dan memakai masker.


4. Pergi ke gym

Pergi ke gym bisa menjadi aktivitas berisiko tinggi apabila dalam tempat gym tersebut tidak diberlakukan ketentuan untuk jaga jarak dan pembatasan jumlah orang yang masuk ke dalamnya. Selain itu, besarnya tempat gym juga menjadi salah satu keamanan yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir penularan virus Corona.


"Hal yang sulit dikontrol saat di gym adalah orang-orang tidak menggunakan masker saat berolahraga, sehingga Anda akan menghirup banyak udara yang dihembuskan dengan paksa," ujar dr Sandra Kesh, seorang ahli penyakit menular, dikutip dari CNET.


5. Berbelanja

Belanja ke supermarket merupakan aktivitas rutin yang sebenarnya berisiko tinggi menularkan COVID-19. Namun, kata dr Kesh, risiko penularan virus Corona saat berbelanja bisa dikurangi dengan memilih tempat belanja yang tidak ramai.


Saat memutuskan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, kamu bisa memilih waktu belanja saat hari kerja untuk menghindari kerumunan seperti saat akhir pekan.


6. Pergi ke salon

Pergi ke salon memang tampak sebagai aktivitas yang aman-aman saja. Padahal, sebenarnya salon justru bisa menjadi tempat yang rentan terhadap penularan COVID-19, lho. Pasalnya, saat mendapatkan treatment di salon, kamu dan penata rambut tentunya akan berada sangat dekat dengan satu sama lain.


Namun, saat tetap ingin ke salon, kamu bisa memilih salon yang memiliki sirkulasi udara yang baik, seperti yang memiliki ventilasi udara, memiliki pendingin ruangan atau kipas.


7. Hadir ke pesta pernikahan

Beberapa waktu belakangan, sudah banyak pasangan yang mengadakan pesta pernikahan. Meski pesta tersebut digelar dengan menaati protokol kesehatan yang berlaku, pesta pernikahan sebenarnya merupakan lokasi berisiko tinggi terhadap paparan COVID-19, apalagi jika diadakan di ruangan tertutup minim sirkulasi udara.


CDC mengatakan, menghadiri pesta pernikahan di masa pandemi berisiko tinggi menularkan virus Corona. Sebab, virus akan lebih mudah menyebar melalui udara dan kebijakan jaga jarak akan sulit diterapkan karena banyaknya tamu yang diundang.

https://cinemamovie28.com/movies/only-the-winds/