Kamis, 24 Juni 2021

Anang Hermansyah Idap Batu Ginjal, Ini 5 Gejalanya yang Wajib Diwaspadai

  - Anang Hermansyah dilaporkan baru selesai menjalani operasi batu ginjal. Menurut sang istri, Ashanty, suaminya memiliki kebiasaan buruk, yang diduga sebagai penyebab batu ginjal, yakni jarang mengonsumsi air putih.

"Jadi dari awal aku kenal dia emang jarang minum air putih ya," kata Ashanty, dikutip dari detikHot.


Perlu diketahui, kurang mengonsumsi air putih dapat membuat tubuh mudah dehidrasi. Hal ini menjadi salah satu faktor risiko seseorang bisa terkena batu ginjal, selain karena obesitas dan memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit serupa.


Ketika seseorang terkena batu ginjal, seperti Anang Hermansyah, umumnya akan ada beberapa gejala yang dirasakan. Berikut sejumlah gejala batu ginjal yang harus diwaspadai, dikutip dari Healthline.


1. Sakit di punggung dan perut

Nyeri batu ginjal kerap kali muncul secara tiba-tiba. Umumnya rasa sakit dapat terasa di punggung, perut, di bawah tulang rusuk, atau di sekitar selangkangan.


Biasanya rasa sakit mulai terasa parah ketika batu ginjal bergerak ke arah ureter (saluran antara ginjal dan kandung kemih). Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan di ureter, sehingga memicu tekanan pada ginjal.


2. Sakit saat buang air kecil

Gejala ini dapat terjadi ketika batu ginjal sudah mencapai persimpangan antara ureter dan kandung kemih. Rasa nyerinya bisa seperti terbakar.


3. Ada darah dalam urine

Gejala ini biasa disebut juga sebagai hematuria. Darah yang keluar bersama urine bisa berwarna merah, merah muda, atau cokelat.


4. Urine tampak keruh atau berbau

Umumnya urine yang keluar dari pengidap batu ginjal akan tampak keruh atau berbau busuk.


Warna keruh dari urine disebabkan oleh nanah. Kemudian bau busuknya berasal dari bakteri penyebab infeksi saluran kemih.


5. Demam dan meriang

Demam yang dirasakan bisa mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Apabila kamu mengalami demam dan meriang, kemudian disertai dengan sejumlah gejala di atas, maka segera periksakan diri ke dokter karena kemungkinan kamu terkena batu ginjal.

https://movieon28.com/movies/atm-5/


Rapor Merah WHO Soal Situasi COVID-19 di DKI Jakarta


- Kasus Corona di Ibu Kota meledak. Per Rabu, 23 Juni 2021, DKI Jakarta menempati posisi pertama wilayah dengan kasus baru COVID-19 yakni 4.693 kasus.


Empat wilayah DKI juga kembali masuk zona merah atau risiko tinggi Corona yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan epidemiologi mingguannya juga menyoroti kenaikan kasus Corona di DKI Jakarta.


"Kasus mingguan yang dilaporkan dan kematian meningkat dua kali lupat di DKI Jakarta pekan ini dibandingkan dua pekan terakhir," tulis WHO dikutip dari laman resminya, Kamis (24/6/2021).


Pada pekan 14-20 Juni, tingkat insiden penularan COVID-19 per 100 ribu penduduk di DKI Jakarta adalah 163.1, dengan tingkat transmisi komunitas (CT level) yang berada di level 4.


Berdasarkan pedoman WHO, CT level 4 berarti ada risiko infeksi COVID-19 yang sangat tinggi di publik dan sejumlah besar kasus didapat secara lokal dan tersebar sangat luas pada 14 hari terakhir.


Selain itu, di pekan yang sama, DKI memiliki jumlah kasus konfirmasi dan kematian penduduk akibat COVID-19 tertinggi, diikuti oleh DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.


"Selama minggu 14 hingga 20 Juni, jumlah total mingguan kemaitan terkonfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta adalah 334, jumlah kematian mingguan tertinggi yang dilaporkan di

provinsi ini sejak awal pandemi," sebut WHO.


Provinsi DKI juga mengalami peningkatan jumlah kasus mingguan lebih dari 50 persen dibandingkan pekan sebelumnya yakni 101 persen.


"Diperlukan tindakan segera terkait potensi lonjakan kasus di provinsi yang disorot yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten. Tingkat hunian tempat tidur juga telah dilaporkan tinggi di semua provinsi ini," beber WHO.

https://movieon28.com/movies/judge-dredd/

Bingung Cari RS COVID-19 yang Tersedia? Cek di Sini

 - Lonjakan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur di beberapa rumah sakit rujukan COVID-19. Akibatnya, banyak pasien yang membutuhkan perawatan tidak bisa dirawat di rumah sakit.

Melihat kondisi ini, Kementerian Kesehatan RI menyediakan fasilitas daring yang bisa digunakan untuk mengecek informasi terkait keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19. Informasi tersebut bisa diakses melalui situs web resmi Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap) Kemenkes di http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/ .


Berdasarkan pengamatan detikcom, di dalam laman tersebut akan muncul dua opsi. Pertama untuk mengecek keterisian tempat tidur pasien COVID-19. Sementara yang kedua untuk mengetahui keterisian tempat tidur pasien non-COVID-19.


Berikut cara penggunaan laman Siranap Kemenkes untuk mengecek keterisian tempat tidur pasien COVID-19.


1. Klik pilihan pertama yang ditujukan untuk mengecek tempat tidur pasien COVID-19. Lalu, pilih provinsi, kota, dan klik tombol cari.


2. Selanjutnya, akan muncul daftar rumah sakit di lokasi yang sudah dipilih.


3. Pilih salah satu rumah sakit untuk melihat jumlah tempat tidur yang masih tersedia di sana.


4. Akan terlihat jumlah tempat tidur atau bed yang masih tersedia. Masing-masing untuk isolasi tekanan negatif, isolasi tanpa tekanan negatif, dan IGD khusus pasien COVID-19.


Selain itu, dalam laman tersebut juga tersedia alamat, nomor telepon, serta lokasi yang ditampilkan menggunakan Google Maps.


Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkapkan kriteria pasien yang harus dirawat di rumah sakit. Salah satu kriteria adalah pasien mengalami gejala yang berat, sehingga harus mendapatkan perawatan yang maksimal.


"Untuk (pasien) yang diisolasi dan memiliki gejala, khususnya dia ada komorbid, khususnya saturasinya (saturasi oksigen) di bawah 95 persen, khususnya sudah mulai sesak, itu dibawa ke rumah sakit," jelas Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam siaran pers Senin (21/6/2021).

https://movieon28.com/movies/a-t-m-a-toda-maquina/


Anang Hermansyah Idap Batu Ginjal, Ini 5 Gejalanya yang Wajib Diwaspadai


 - Anang Hermansyah dilaporkan baru selesai menjalani operasi batu ginjal. Menurut sang istri, Ashanty, suaminya memiliki kebiasaan buruk, yang diduga sebagai penyebab batu ginjal, yakni jarang mengonsumsi air putih.

"Jadi dari awal aku kenal dia emang jarang minum air putih ya," kata Ashanty, dikutip dari detikHot.


Perlu diketahui, kurang mengonsumsi air putih dapat membuat tubuh mudah dehidrasi. Hal ini menjadi salah satu faktor risiko seseorang bisa terkena batu ginjal, selain karena obesitas dan memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit serupa.


Ketika seseorang terkena batu ginjal, seperti Anang Hermansyah, umumnya akan ada beberapa gejala yang dirasakan. Berikut sejumlah gejala batu ginjal yang harus diwaspadai, dikutip dari Healthline.


1. Sakit di punggung dan perut

Nyeri batu ginjal kerap kali muncul secara tiba-tiba. Umumnya rasa sakit dapat terasa di punggung, perut, di bawah tulang rusuk, atau di sekitar selangkangan.


Biasanya rasa sakit mulai terasa parah ketika batu ginjal bergerak ke arah ureter (saluran antara ginjal dan kandung kemih). Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan di ureter, sehingga memicu tekanan pada ginjal.


2. Sakit saat buang air kecil

Gejala ini dapat terjadi ketika batu ginjal sudah mencapai persimpangan antara ureter dan kandung kemih. Rasa nyerinya bisa seperti terbakar.

https://movieon28.com/movies/diana-in-her-own-words/