Rabu, 30 Desember 2020

Rangsangan di 5 Titik Sensitif Ini Tak Pernah Gagal Puaskan Pasangan

  Kata siapa orgasme pada wanita susah dicapai? Asal tahu triknya, sebenarnya tidak terlalu sulit bagi para suami untuk memuaskan pasangannya.

Yang pasti, wanita punya lebih banyak titik sensitif di tubuhnya. Rangsangan pada titik-titik tersebut bila dilakukan dengan tepat, besar kemungkinannya akan memberikan kepuasan maksimal.


Rangsangan pada titik-titik tersebut bisa dimasukkan ke dalam menu foreplay. Bisa juga sekalian masuk ke menu utama, tergantung selera masing-masing.


Beberapa titik yang bisa memberikan kepuasan maksimal antara lain sebagai berikut.


1. Tengkuk

Tidak bisa dipungkiri, tengkuk memiliki banyak ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif terhadap sentuhan. Usapan lembut atau kecupan di tempat itu akan membangkitkan gairah seks, yang ditandai dengan perasaan geli.


2. Klitoris

Lebih dari 8.000 saraf berkumpul di area yang super sensitif ini. Letaknya ada di organ intim kewanitaan. Sentuhan halus di bagian ini dijamin bikin pasangan melayang-layang.


3. Payudara

Bukan hanya membangkitkan gairah seks, rangsangan di area ini bahkan bisa langsung memberikan orgasme. Dikenal dengan istilah orgasme puting, yakni orgasme yang dicapai hanya dengan memberikan stimulasi di area puting payudara.


Titik mana lagi yang bisa dirangsang?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://maymovie98.com/movies/the-master/


Vaksinolog: Mutasi Virus Tak Berdampak pada Efektivitas Vaksin


Vaksinolog sekaligus Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe menanggapi terkait mutasi virus COVID-19 di Inggris. Ia menerangkan bahwa hal tersebut merupakan sifat alami dari virus.

"Virus itu pasti bermutasi. Supaya tidak bermutasi terus menerus, kita harus meminimalisir atau menghentikan penyebaran penyakit. Alhamdulillah, sampai saat ini mutasi-mutasi yang ada itu tidak berdampak pada efektivitas vaksin," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/12/2020).


"Tapi kita tidak tahu, satu tahun lagi bagaimana dampak dari mutasi ini. Oleh karena itu saya tekankan bahwa kita harus konsisten menerapkan protokol pencegahan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) supaya penyebaran COVID-19 ini bisa kita cegah," imbuhnya.


Hal itu diungkapkan dalam acara Dialog Produktif bertema "Ungkap Fakta Vaksin, Jangan Tertipu Hoaks" yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).


dr. Dirga menjelaskan vaksin COVID-19 tergolong dalam jenis vaksin mati. Ia juga menenangkan masyarakat untuk tidak khawatir akan adanya fenomena ADE (Antibody-dependant enhancement) pada vaksin COVID-19


"Vaksin mati artinya vaksin yang diberikan kepada tubuh kita tidak ada risiko, atau risikonya nol untuk menyebabkan penyakit. Jadi tidak mungkin ada orang setelah divaksinasi COVID-19 menjadi sakit COVID-19. Itulah keunggulan dari vaksin mati," ujarnya.


"Tapi ternyata ADE dalam berbagai penelitian dan uji klinik vaksin COVID-19 ini tidak terbukti. Sampai sekarang pada semua merek vaksin COVID-19, risiko ini tidak terjadi," tegasnya.


Menurut dr. Dirga, profil keamanan dari proses uji klinik seluruh merek vaksin COVID-19 dilakukan dengan sangat baik. Sehingga tidak ada efek samping yang sangat serius sejauh uji klinik dilakukan.


Sementara itu dalam proses pembuatan vaksin COVID-19, dr. Dirga mengungkapkan bahwa WHO menerapkan standar efektivitas vaksin COVID 50%.


"Dari WHO menetapkan syarat minimal efikasi atau efektivitas vaksin COVID-19 itu 50% sudah bagus. Artinya kalau di bawah 50% vaksin tidak layak diedarkan," ujarnya.


"Tetapi vaksin yang efektivitasnya 90%, 80% atau bahkan 60 atau 70% pun pada masa pandemi ini, dampaknya sangat terasa dan sangat penting. Karena sampai sekarang kita belum punya vaksin atau obat untuk COVID-19", tambahnya.


Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, vaksin yang sudah ada di Indonesia baru bisa diberikan kepada masyarakat dalam batasan usia 18-59 tahun. Batasan usia ini karena pada masa uji klinik, relawan yang berpartisipasi berada pada rentang umur tersebut.


"Kemungkinan untuk memberikan vaksin COVID-19 baik untuk lanjut usia atau anak-anak masih terbuka lebar, namun harus menunggu penelitian lebih lanjut," terang dr. Dirga.

https://maymovie98.com/movies/the-snowman/

Selasa, 29 Desember 2020

Ruam Gejala COVID-19 Vs Ruam Biasa, Bedanya Apa Sih? Ini Kata Dokter Kulit

 Baru-baru ini penyanyi dangdut Dewi Perssik mengumumkan bahwa ia terkena COVID-19. Ia mengalami gejala yang bagi kebanyakan orang terdengar tidak lazim, yakni ruam di permukaan kulit.

Ruam yang muncul seperti kondisi yang dialami Dewi Perssik ketika terpapar COVID-19 memunculkan banyak pertanyaan di benak orang awam. Sebenarnya apa perbedaan antara ruam biasa dengan ruam gejala COVID-19?


Dokter spesialis kulit di D&I Skin Centre Bali, dr I Gusti Nyoman Darma Putra, SpKK membeberkan perbedaan yang bisa diamati di antara keduanya.


"Ruam covid banyak bentuknya dan tidak spesifik mengkhusus ke penyakit COVID. Jadi tetap harus ada gejala lain yg menyertai ruam untuk menegakan diagnosis COVID," ujarnya kepada detikcom, Senin (28/12/2020).


Ia menambahkan, penilaian secara epidemologis juga diperlukan seperti adanya riwayat berada di dalam kerumunan hingga berkontak erat dengan pasien COVID-19 yang menjadi faktor penentu apakah ruam yang muncul dikarenakan infeksi virus Corona.


"Kapan munculnya ruam pun bisa muncul lebih dahulu daripada gejala lain COVID," paparnya.


Berdasarkan penjelasannya, ruam karena COVID-19 dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, berikut cirinya:


Pada pasien COVID-19 yang berusia lanjut dengan gejala berat, ruam yang muncul disebut akroiskemia atau kulit ujung jari tangan dan kaki berwarna kehitaman hingga muncul lepuhan, dan livedo reticularis atau perubahan warna kulit.

Pada anak atau pasien bergejala ringan meliputi bintik atau ruam kemerahan, lentingan berair, biduran, dan pseudo childblain pada jari tangan dan kaki.

Menurut dr Darma, umumnya ruam pada pasien COVID-19 tidak akan berlangsung lama dan sembuh dengan sendirinya. Jika ada keluhan seperti gatal, maka akan diberikan obat antihistamin dan oles pelembap agar mengurangi rasa gatal yang timbul dan menghindari adanya infeksi pada kulit.


Ia menyarankan bagi orang awam yang merasakan adanya ruam di kulit untuk terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter agar mendeteksi apakah ada infeksi COVID-19 atau tidak. Jika ruamd muncul disertai dengan gejala umum COVID-19, maka patut dicurigai adanya paparan virus Corona dan perlu pemeriksaan melalui swab PCR.

https://trimay98.com/movies/widows/


5 Manfaat Bola Voli, Olahraganya Atlet Cantik Sabina Altynbekova


Bola voli tergolong sebagai salah satu olahraga yang digemari banyak orang dan mudah dilakukan. Permainan ini hanya memerlukan bola besar dan jaring/net sebagai peralatannya. Satu tim berisikan 6 orang pemain.

Salah satu atlet voli yang terkenal adalah Sabina Altynbekovas. Wanita asal Kazakhstan ini menjadi perbincangan hangat beberapa waktu lalu karena kecantikannya, dan belakangan kembali jadi buah bibir karena sudah mengakhiri masa lajangnya.


Berikut 5 manfaat olahraga bola voli dikutip dari berbagai sumber:


1. Efektif membakar kalori

Bermain bola voli dapat memengaruhi jumlah lemak tubuh dan rasio otot secara keseluruhan. Bermain voli selama 45 menit ternyata membakar 585 kalori dan menurunkan berat badan secara siginifikan.


Olahraga ini juga berpotensi menurunkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.


2. Meningkatkan kekuatan otot

Kegiatan fisik dalam bermain bola voli akan memperkuat tubuh bagian atas, lengan dan bahu, serta otot paha dan kaki bagian bawah. Bermain bola voli juga dapat mengencangkan dan memperkuat sistem kardiovaskular di jantung serta sistem pernapasan.


3. Memengaruhi metabolisme tubuh

Olahraga voli memengaruhi laju metabolisme tubuh dan meningkatkan koordinasi tangan dan mata agar terjadi refleks gerak yang cepat. Sama seperti jenis aktivitas fisik lainnya, bola voli dapat meningkatkan kesehatan mental serta kesehatan tulang dan persendian.

https://trimay98.com/movies/into-the-wild/