Selasa, 31 Desember 2019

Penumpang Bingung, Kursi Pesawatnya 'Tepos'

Seorang penumpang melihat hal aneh dalam penerbangannya. Kursi pesawatnya tak punya bantalan untuk duduk, seperti tepos!

Ada-ada saja memang kejadian di atas pesawat. Seperti pria ini, Cal Freezy yang naik pesawat EasyJet, Kamis (15/8/2019).

Tak disebutkan asal dan tujuan dari penerbangannya, Cal menemukan keganjilan dari kursi di sebelahnya. Kursi sebelahnya tak punya bantalan alias beralas besi.

Kursi tersebut memang dibiarkan kosong. Cal pun mengunggah kursi kocak tersebut ke Media Sosial di Twitter.

"Loooooool Check this seat on my flight," cuit Cal.

Melihat hal ini, kolom komentar pun penuh dengan sindiran untuk EasyJet. Ada salah satu followernya memberikan komentar sarkas bahwa kursi tersebut adalah tempat duduk yang mewah.

Viral, unggahan Cal sudah disukai sampai 6,2 ribu akun. Maskapai EasyJet pun tidak tinggal diam.

Melalui perpesanan di Twitter, EasyJet meminta Cal untuk memberikan rute dan nomor penerbangan.

"Hal ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Hal ini menjadi perhatian kami," tulis juru bicara EasyJet.

Mengkonfirmasi hal ini, juru bicara EasyJet memberikan sebuah pernyataan bahwa bantalan kursi tersebut sedang dibersihkan.

"Tak ada penumpang yang diperbolehkan untuk duduk di kursi ini. Keselamatan adalah prioritas kami," seperti yang dilansir detikcom dari The Sun.

Rupanya, ini bukanlah yang pertama kali bagi penumpang EasyJet. Beberapa waktu lalu, salah seorang penumpang harus duduk tanpa sandaran kursi. Ada-ada saja ya traveler.

Katedral Bersejarah Pasang Perosotan untuk Tarik Pengunjung

Sebuah katedral bersejarah di Inggris menghadirkan inovasi baru untuk menarik pengunjung. Sebuah perosotan dihadirkan untuk melihat detil gereja.

Inisiatif itu pun dilakukan oleh Katedral Norwich di bagian Timur Inggris. Dilansir detikcom dari CNN, Kamis (15/8/2019), pengusungnya adalah pendeta setempat yang bernama Canon Andy Bryant.

Dijelaskan oleh Canon, ide itu didapatnya saat mengunjungi Sistine Chapel di Vatikan. Diakui olehnya, Canon terpesona akan keindahan Sistine Chapel dan terinspirasi.

"Memikirkannya sedikit beresiko, tapi saya tahu ini mengagumkan. Pilar dan atap di Katedral Norwich pun tak kalah indah," ujar Pendeta Canon.

Berdiri tahun 1145, hadirnya perosotan itu menjadi bagian dari program 'Seeing It Differently' atau melihat dengan sudut pandang berbeda. Perosotan bernama Helter Skelter itu ditaruh tak jauh dari kaca patri.

"Kami punya koleksi atap zaman medieval terbaaik di Utara Eropa. Masalahnya atap-atp itu terllau tinggi sehingga sebagian besar orang tak dapat mengagumi keindahannya," ujar Canon.

Di satu sisi, Canon memahami bahwa idenya mungkin tak sejalan dengan umat gereja. Hanya dijelaskan olehnya, upaya ini merupakan cara untuk melihat Tuhan dari sisi berbeda.

"Ini akan memberi kita perspektif baru. Karena ini bukanlah hal yang biasa kita lakukan yang bisa menantang kita untuk melihat ruang secara berbeda, termasuk melihat diri sendiri dan orang lain, bahkan Tuhan secara berbeda," tutup Conan.

Sebelumnya, Katedral Rochester di Inggris pernah menghadirkan lapangan golf mini pada akhir bulan lalu. Diketahui, perosotan ini akan hadir hingga tanggal 18 Agustus 2019 atau akhir pekan ini.

Naskah Proklamasi

Naskah Proklamasi yang asli memiliki beberapa coretan. Di baliknya, tersimpan begitu banyak makna perjuangan yang sangat dalam.

Tim detikcom diizinkan meliput secara eksklusif naskah asli Proklamasi atau Naskah Proklamasi Klad di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berlokasi di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan tempatnya. Tampak jelas oleh detikcom coretan-coretan di Naskah Proklamasi Klad, seperti yang sering kita lihat di buku sejarah.

Direktur Preservasi ANRI Kandar, menjelaskan makna yang terkandung dalam naskah Proklamasi yang ditulis Sukarno itu. Menurut dia, para sejarawan pernah membahasnya mendalam, bahwa pilihan kata-kata di dalam Naskah Proklamasi memang tidak boleh sembarangan.

Pertama, keberadaan naskah Proklamasi amat penting bagi Indonesia. Karena, itu terkait dengan pengakuan dari negara-negara lain.

"Teks Proklamasi ini kan kemerdekaan kita, kalau teks yang asli nggak ada bisa disangsikan meski sudah ada yang diketik. Tapi latar belakang pengetikan itu bagaimana?" tegas Kandar.

Disebutkan dia bahwa terlihat jelas ada beberapa coretan dalam tulisan tangan dalam naskah Proklamasi. Itu memiliki makna yang luar biasa karena tidak hanya terkait dengan orang Indonesia, tapi juga punya implikasi untuk Jepang, Sekutu dan sebagainya.

"Ini ditulis menggunakan pensil. Ini ada coretan-coretan. Ini ada tulisan yang dicoret sebetulnya maknanya sangat dalam. Apa yang dicoret kata-kata 'penyerahan', jadi Bung Karno mengatakan Proklamasi itu pun tidak langsung disambung secara cepat, tapi berjeda," imbuh dia menguraikan.

Bila dicermati, ada dua kata yang dicoret dalam Naskah Proklamasi yang asli seperti dilihat detikcom. Dua kata itu adalah 'penyerahan' yang dicoret menjadi 'pemindahan'. Kemudian kata 'dioesahakan' yang dicoret menjadi 'diselenggarakan'.

"Ini sebetulnya ada beberapa kata yang dipilih. Yang dicoret di atas kata 'penyerahan' dicoret tengah 'pengambilan' dan ada 'pemberian', di antara itu. Kata yang dicoret selanjutnya ada kata-kata 'dioesahakan', diganti 'diselenggarakan'," jelas Kandar.

Kata Kandar, itulah jeritan hati rakyat Indonesia yang mengharapkan kemerdekaan lahir dan batin. Kata-kata ini dicoret supaya tidak menimbulkan pertentangan. Maka jadilah tulisan Naskah Proklamasi Klad seperti di tercatat sejarah:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - 05
Wakil2 bangsa Indonesia

Kemudian dalam versi ketik, Sayuti Melik mengubah beberapa ejaan kata dan tata bahasa. Untuk tahun tetap mengikuti tahun Jepang yaitu 2605 yang setara 1945 Masehi. Hal terakhir yang berbeda dengan naskah ketik Proklamasi (Naskah Otentik) adalah kalimat terakhirnya. Dulu, ada pendapat yang menginginkan jika naskah ini ditandatangani seluruh peserta yang hadir, namun kesepakatan kemudian berbeda.

"Agak berbeda juga dulu, yang ditulis tangan adalah 'Wakil-wakil bangsa Indonesia'. Harapannya dulu ada 50-60 orang di ruangan itu disuruh tanda tangan. Seperti Teks Kemerdekaan Amerika Serikat," kata Kandar.

"Tapi disepakati tidak menandatangani. Akhirnya di sini diganti ketikan 'Atas nama bangsa Indonesia', tidak yang ditulis," jelas dia menambahkan.

Akhirnya, jadilah Naskah Proklamasi Otentik yang versi ketikan sebagai berikut;

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Umur naskah Proklamasi yang asli pun kini sudah menginjak 74 tahun, setua republik ini yang akan merayakan ulang tahunnya. Tentu ada proses pelestarian yang dilakukan oleh ANRI agar tetap terjaga hingga kini. Bagaimana proses pengawetannya? Hal itu akan dijelaskan di artikel selanjutnya ya!