Sabtu, 29 Februari 2020

Taman Nasional Alas Purwo Eksotis Banget Ya!

Banyuwangi tak hanya punya Kawah Ijen saja. Kamu juga bisa mengintip kehidupan liar ke Taman Nasional Alas Purwo, tanah tertua di Pulau Jawa nan eksotis.

Liburan akhir pekan di Banyuwangi, bukan hanya ada Kawah Ijen. Ada satu lagi lokasi tak kalah cantik, Taman Nasional (TN) Alas Purwo namanya. Menyusuri kawasan ini tak ubahnya menjelajahi alam liar di Indonesia, yang konon merupakan tanah tertua di Pulau Jawa.

Tempat wisata alam Alas (hutan-red) Purwo berada di ujung tenggara Pulau Jawa, tepatnya berada di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

Taman nasional yang luasnya 44.037 hektar ini memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. Maklum saja kawasan yang telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional ini merupakan rumah bagi ratusan jenis flora dan fauna.

Dikatakan Muhamad Wahyudi Kasubag TU Balai TN Alas Purwo jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Alas Purwo mengalami kenaikan. Tercatat pada 2016 sebanyak 134.130 orang, 137.430 (2017), dan melonjak jadi 211.049 pada 2018.

"Lonjakan ini seiring seiring dengan perkembangan sektor pariwisata di Banyuwangi, apalagi kini ada penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya serta direct flight dari Kuala Lumpur. Ditunjang perbaikan akses serta penambahan sarana dan prasarana yang menambah kenyamanan pengunjung, termasuk akses jalan utama di kawasan ini hingga Pantai Pancur," kata Wahyudi kepada detikTravel, Selasa (12/2/2019).

Menuju ke sana, wisatawan dapat melalui Kota Banyuwangi berlanjut menuju Kalipait dengan jarak tempuh sekitar 1 jam lebih. Tarif masuknya Rp 7.500 per orang.

Memasuki pintu gerbang Rowobendo, pengunjung akan disambut rerimbunan pohon mahoni di sepanjang jalan utama. Menyusurinya juga menyenangkan, karena kini jalannya sudah beraspal mulus.

Tak jauh dari pintu gerbang, wisatawan akan melihat sebuah candi Hindu yang bernama Situs Kawitan, yang dalam bahasa Jawi Kawi artinya tua. Ini dikaitkan dengan Alas Purwo yang dipercaya sebagai tanah yang pertama kali ada saat penciptaan tanah Jawa.

Setelahnya, perjalanan berlanjut ke Sadengan, sebuah padang savana yang luas! Di savana bisa melihat burung merak, rusa, dan banteng Jawa. Di sana disediakan menara pantau bagi wisatawan. Jika mau melihat burung merak, harus datang pagi-pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

TN Alas Purwo sendiri dihuni 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil.

TN Alas Purwo juga diberkahi deretan pantai eksotis. Maklum saja, Alas Purwo berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Beberapa pantainya yakni Pantai Parang Ireng, Pantai Ngagelan, Pantai Pancur dan Pantai Plengkung.

Di Ngagelan, pantai tempat berlabuhnya penyu bertelur juga ditemui tempat penangkaran tukik (anak penyu) empat jenis penyu. Lalu ada Pantai Pancur, dimana fasilitas di pantai ini lebih lengkap seperti ada musala, tempat parkir dan warung makan.

Terakhir, Pantai Plengkung atau yang dikenal dengan Pantai G-Land adalah tempat surfing para peselancar profesional. Pantai ini punya ombak setinggi 6 meter dan merupakan salah satu tempat surfing terbaik di dunia! Di Alas Purwo juga terdapat Gua Istana, yang konon memiliki kegelapan abadi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat mengapresiasi pemerintah pusat yang telah melengkapi infrastruktur di kawasan tersebut. Pemkab, lanjut Anas, telah merancang event sporttourism yakni Alas Purwo Geopark Green Run pada 17 November 2019 mendatang.

"Event yang masuk agenda Banyuwangi Festival ini untuk mengenalkan Alas Purwo lebih luas. Sudah terbukti bahwa event cara efektif mempromosikan suatu lokasi, yang dampaknya memicu kunjungan wisatawan. Akan menjadi pengalaman baru yang menantang, berlari di tengah rerimbunan hutan yang penuh oksigen," kata Anas.

TN Alas Purwo kini disiapkan untuk diajukan menjadi bagian dari Global Geopark Network UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan, keilmuan, kebudayaan.

"Dengan menjadi bagian geopark dunia, kami berharap konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa terus terjaga sekaligus menyejahterakan masyarakat," harap Anas.

Di Kebun Binatang Ini, Bisa Namai Ular dengan Nama Mantan

Buat yang punya banyak kenangan dengan mantan, kebun binatang di Australia punya penawar. Kalian bisa menamai ular dengan nama mantan.

Kebun binatang Wild Life Sydney Zoo di Australia membuat program yang menarik bagi mereka yang sulit lepas dengan kenangan mantan. Ditelusuri detikTravel dari situs resminya, Selasa (12/2/2019), kebun binatang ini membuat kompetisi untuk memberi nama ular dengan nama mantan mereka.

Kompetisi ini dibuat untuk ikut memeriahkan perayaan Valentine. Jenis ularnya pun tidak main-main, yakni Australian Brown Snake atau jenis ular yang paling berbisa di dunia. Wah!

Jika ingin mengikuti kompetisi ini, traveler diharuskan untuk mengisi formulir dengan data pribadi dan alasan mengapa traveler pantas untuk memberikan nama mantan pada ular tersebut. Nantinya, pemenang juga bisa mengunjungi sang ular secara gratis selama satu tahun.

Traveler juga diharuskan membayar AUD 1 (Rp 10.700) untuk ikut kompetisi ini. Uang tersebut termasuk dalam donasi yang diperuntukkan kepada konservasi Wild Life Sydney Zoo.

General Manager Wild Life Sydney Zoo mengatakan, bahwa hal ini adalah sebuah bentuk apresiasi bagi para mereka yang lajang untuk merayakan Valentine. Sekaligus, membantu donasi dan memberikan annual pass atau tiket terusan.

"Kami berharap hal ini membantu para mereka yang kurang beruntung dalam hal percintaan untuk merayakan hari Valentine. Kami juga memberikan tiket terusan yang bisa digunakan untuk mengunjungi ular tersebut," ujarnya dalam situs resmi Wild Life Sydney Zoo.

Nah, nantinya kompetisi ini akan diumumkan pada hari Valentine, 14 Februari 2019 mendatang. Perlombaan akan ditutup sampai besok, 13 Februari 2019.

Taman Nasional Alas Purwo Eksotis Banget Ya!

Banyuwangi tak hanya punya Kawah Ijen saja. Kamu juga bisa mengintip kehidupan liar ke Taman Nasional Alas Purwo, tanah tertua di Pulau Jawa nan eksotis.

Liburan akhir pekan di Banyuwangi, bukan hanya ada Kawah Ijen. Ada satu lagi lokasi tak kalah cantik, Taman Nasional (TN) Alas Purwo namanya. Menyusuri kawasan ini tak ubahnya menjelajahi alam liar di Indonesia, yang konon merupakan tanah tertua di Pulau Jawa.

Tempat wisata alam Alas (hutan-red) Purwo berada di ujung tenggara Pulau Jawa, tepatnya berada di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.

Taman nasional yang luasnya 44.037 hektar ini memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. Maklum saja kawasan yang telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional ini merupakan rumah bagi ratusan jenis flora dan fauna.

Dikatakan Muhamad Wahyudi Kasubag TU Balai TN Alas Purwo jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Alas Purwo mengalami kenaikan. Tercatat pada 2016 sebanyak 134.130 orang, 137.430 (2017), dan melonjak jadi 211.049 pada 2018.

"Lonjakan ini seiring seiring dengan perkembangan sektor pariwisata di Banyuwangi, apalagi kini ada penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya serta direct flight dari Kuala Lumpur. Ditunjang perbaikan akses serta penambahan sarana dan prasarana yang menambah kenyamanan pengunjung, termasuk akses jalan utama di kawasan ini hingga Pantai Pancur," kata Wahyudi kepada detikTravel, Selasa (12/2/2019).

Menuju ke sana, wisatawan dapat melalui Kota Banyuwangi berlanjut menuju Kalipait dengan jarak tempuh sekitar 1 jam lebih. Tarif masuknya Rp 7.500 per orang.

Memasuki pintu gerbang Rowobendo, pengunjung akan disambut rerimbunan pohon mahoni di sepanjang jalan utama. Menyusurinya juga menyenangkan, karena kini jalannya sudah beraspal mulus.