Rumah Pak Guru yang Butuh Perbaikan
Setibanya saya dan pak Guru di Pulau Pura, beliau langsung menuju sekolah dan mengajar di kelas. Rupanya dia adalah guru Matematika di SMA dan merupakan guru kiriman dari Pulau Jawa. Pak Guru menginstrusikan salah satu muridnya untuk mengantar saya ke Mes atau rumah tempat dia tinggal selama di Pulau Pura.
Hati saya sangat bergetar dan hampir menangis melihat langsung bagaimana Mes kediaman pak guru. Rumah yang (maaf) menurut saya tidak layak huni untuk ditempati. Bangunan yang cukup tua, kumuh dan perlu perbaikan di sana sini. Menurut Siswa yang mengantar saya, beliau tinggal bersama 3 guru lainnya yang juga mengajar di SMA tersebut. Semoga saja ada pemerintah terkait yang mau membantu perbaikan mes Pak Guru.
Setelah pulang sekolah, saya dikenalkan dengan 2 orang temanya yang juga tinggal serumah denganya. Saya kemudian diajak berburu ikan dilaut dengan sebuah tombak buatan. Wah unik sekali cara perburuan ikanya. Padahal biasanya tinggal dipancing atau dijaring saja. Kacamata yang digunakanpun juga ternyata buatan dari bambu dan bekas kaca. Kagum sekali saya dengan kreatifitas tinggi warga di sini.
Booking Tiket Pesawat di Tiket.com
Perjalanan saya di Alor ternyata harus berakhir esok hari. Sedih berpisah dengan mereka yang sudah seperti keluarga sendiri. Rasanya saya masih ingin explore Alor lebih lama lagi.
Menurut pak Guru, jika esok hari kapal Fery masih tidak ada yang berangkat kembali ke Kupang. Semua kapal hanya bersandar di pelabuhan saja. Ombaknya masih besar dan cuacanya juga masih buruk. Akhh.. Rasanya sedih dan bingung sekali harus bagaimana, terlebih uang pun sudah mulai menipis.
Akhirnya saya coba cek harga tiket pesawat dari Aplikasi tiket.com karena di aplikasi tersebut #semuaadatiketnya. Rupanya saat itu masih harga tiket masih lumayan tinggi dan uang saya juga tidak cukup untuk membelinya.
Menurut pak Guru, karena cuaca buruk dan banyak kapal yang tidak berlayar maka banyak orang yang beralih naik pesawat sehingga harga pesawat jadi cukup mahal.
Hari semakin malam dan kami makan malam bersama menikmati ikan hasil buruan tadi sore. Rasanya masakan pak guru ini enak sekali, tapi entahlah apa memang karena saya lapar atau stress mikirin tiket pesawat dan kepulangan ke Kupang. Yang jelas 2 piring nasi saya habiskan dengan lahap.
Sebelum tidur saya masih penasaran dan akhirnya mencoba kembali membuka aplikasi tiket.com. Alhamdulilah, rupanya harga tiket jadi menurun. Kini harganya jauh lebih murah dibanding sebelumnya sehingga tanpa ragu langsung saya booking dan saya beli. Karena berada di pulau terpencil maka pembayaran saya lakukan via transfer m banking. Mudah kan, jadi gak perlu transfer via ATM lagi, itulah yang saya suka dari aplikasi ini.
Kuliner Khas Pulau Alor
Esok harinya pak Guru mengantarkan saya kembali ke kota. Setibanya di pelabuhan Alor kecil, beliau mengajak saya ke pasar Tradisional dan membeli beberapa kuliner khas Alor agar saya sah telah berkunjung ke Alor.
Kuliner Alor memang tak setenar kuliner di Sumatera atau Jawa. Alor tidak banyak memilki kuliner khas, tapi ada beberapa kuliner di Alor yang menurut saya cukup unik dan bisa menjadi buah tangan saat pulang setelah liburan. Beberapa Kuliner unik Alor di antaranya adalah jagung olahan yakni Jagung Titi, Kacang khas Alor yaitu kacang Kenari dan satu lagi Kue Rambut.
Kue Rambut memang terdengar sedikit aneh, terlebih dari namanya. Kuliner dari Kabupaten Alor satu ini adalah salah satu yang menurutku paling rekomended buat di coba, terutama untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Selain ringan dan simple buat dibawa, rasanya juga enak. Pas lah buat saya bawa ke kota Kupang.
Perpisahan memang harus terjadi. Setiap pertemuan akan diakhiri perpisahan. Pak guru berharap saya bisa datang kembali ke Alor saat ada Festival Budaya Alor. Selain lebih ramai dan banyak acara adat, saat itu cuacanya juga lebih cerah.
Perjalanan saya pun berakhir setelah Pesawat Trans Nusa membawa saya meninggalkan pulau Alor. Alor, saya janji pasti akan kembali lagi.