Kamis, 12 Maret 2020

Sebuah Panduan Perjalanan ke Jepang dari Seorang Pemula

 Inilah panduan perjalanan ke Jepang dari seorang pemula. Saya baru pertama kali ke Jepang dan inilah pengalamannya dalam tulisan.


Pengalaman pertama saya pergi ke luar negeri tanpa travel agent adalah pergi ke Jepang awal tahun 2018 lalu. Dengan kemudahan untuk mengakses informasi dengan teknologi seperti sekarang, berangkat ke luar negeri adalah hal yang mudah.



Saya mengurus visa di sebuah travel agent, saya hanya perlu mengumpulkan dokumen yang diminta dan sisanya mereka yang mengurus dan hanya tinggal menunggu selesai.



Hari pertama tiba di Osaka, saya mengambil terbang dengan Garuda Indonesia menuju Kansai Airport. Untuk transportasi selama di Jepang saya menggunakan JR pass, untuk berkomunikasi dan internet selama di sana saya menyewa wi-fi router dan membeli sim card. Sampai di Kansai Airport, pertama kali dilakukan adalah menukarkan JR pass saya ke kantor JR train dengan mengikuti papan petunjuk.



Untuk mengetahui stasiun mana yang diambil dan berhenti saya menggunakan aplikasi Google Maps dan Japan Travel, bahkan dengan maps pun sudah cukup karena stasiun dan jamnya cukup akurat. Untuk menuju Osaka saya menggunakan JR Haruka (airport rapid train) yang tentu saja dapat menggunakan memakai JR pass. Penggunaan nya pun cukup mudah, tinggal menunjukkan ke petugas.



Karena saya datang di pagi hari, setelah menaruh barang di hostel saya pergi ke Osaka Castle. Tips, cari penginapan yang dekat dengan stasiun dan ambil foto hotel itu. Di malam hari, saya memutuskan untuk makan di daerah Shinsaibashi/Dotonburi (semacam shopping street). Untuk mencari makan halal saya menggunakan aplikasi Halal Navi. Tips, di Jepang banyak tempat yang menyediakan tax free, jadi sediakanlah paspormu.


Hari kedua, kunjungilah Universal Studio Japan jika menyukai Harry Potter. Sesampai di sana saya langsung menuju Wizarding World of Harry Potter, sebelumnya saya harus mengambil tiket untuk masuk ke sana (yang dibatasi durasi dan waktu masuknya, termasuk dengan tiket yang dibeli). Jangan lupa untuk membeli butterbeer (ada pula yang non-alkohol).



Hari ketiga, pergi ke Kyoto dengan Shinkansen. Karena sudah beli JR pass, saya pergi Kyto pun memakai kereta super cepat untuk menghemat waktu. Kyoto sangatlah dingin, sampai di stasiun menuju ke Fushimi Inari. Makan siang di sekitar Arashiyama kemudian ke Bamboo Forest-nya.



Hari keempat, kembali ke Tokyo dengan Shinkansen. Sesampai di Tokyo, karena kelelahan saya hanya beristirahat di hotel kemudian pergi ke daerah Akihabara. Makan malam di Coco Curry yang terlabel halal kemudian ke Yodobashi Camera untuk mencari oleh-oleh.



Hari kelima, mengunjungi Hachiko, anjing setia yang selalu menunggu majikannya di depan Stasiun Shibuya. Juga mengagumi simpang jalan Shibuya yang rame banget. Lalu makan siang di Ginza dikarenakan tempat yang terdekat menggunakan Subway. Karena tidak termasuk di JR pass, saya membeli kartu Suica dan men-top-up nya melalui mesin yang ada di stasiun.



Hari keenam ke Disneysea, hanya ada satu dan berada di Jepang saja. Sampai di Stasiun Maihama akan diarahkan menuju kereta Disney yang akan mengantarkan sesuai tujuan, seperti saya menuju Disneysea (tiket dapat dibeli dimesan di sana atau menggunakan Suica). Naiklah kapal yang mengelilingi Disneysea, kamu juga dapat memesannya dari Traveloka.



Hari ketujuh, menuju Asakusa dan Tokyo Skytree dengan menaiki subway. Inilah salah satu ikonnya Jepang yang bisa bikin kita tercengang.



Hari kedelapan, pergi ke Gunung Fuji menggunakan bus. Pemesanannya bisa melalui website Highway Busses, ditempuh dari Shinjuku Station menuju Kawaguchiko, lalu belilah tiket PP dan melakukan reservasi tempat duduk. Pada saat masuk bus saya hanya menampilkan bukti pemesanan. Sampai di stasiun, saya membeli tiket terusan di loket yang sudah termasuk naik gondola, perahu dan tiket bus untuk menuju masing-masing atraksi.



Hari kesembilan, ke Haneda Airport Tokyo menggunakan taksi yang sudah saya pesan melalui hotel dan kembali ke Indonesia.



Tips lain-lain. Karena sering bosan dengan makanan di sana saya membawa lauk-pauk untuk jaga-jaga. Untuk nasi, saya membeli di Family Mart yang berbentuk cup, apabila di hotel tersedia microwave saya memanaskan di hotel, apabila tidak ada saya minta panaskan di Family Mart. Cuci baju di laundry koin hotel.

Rabu, 11 Maret 2020

Singapura Akan Pungut Biaya Berobat Turis Terkait Corona

Singapura akan membebankan biaya pengobatan untuk turis yang kena Corona. Hal ini diterapkan setelah ada kasus pasien positif Corona yang tertular dari Indonesia.

Dilansir detikcom dari Reuters, Rabu (11/3/2020) terhitung pada tanggal 7 Maret lalu, Singapura akan membebankan biaya pengobatan setelah dua orang Indonesia yang memiliki gejala virus Corona tiba di Singapura.
Kedua orang ini pernah melapor telah mendapatkan gejala Corona sejak di Indonesia. Salah seorang dari mereka juga dilaporkan pernah mendapatkan pengobatan Corona di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat.

Kasus lainnya ada juga warga Singapura datang ke Indonesia mengunjungi saudarinya yang pneumonia. Kementerian Kesehatan Singapura pun tidak mengatakan dengan spesifikasi tentang pembayaran ini apakah terkait kasus baru atau kasus tertentu.

"Mengingat meningkatnya jumlah infeksi COVID-19 secara global dan peningkatan kasus yang terjadi di Singapura, kami perlu memprioritaskan sumber daya rumah sakit umum kami," katanya.

Bagi orang asing yang memegang izin kunjungan jangka pendek di Singapura dan mencari pengobatan untuk COVID-19 perlu membayar. Namun untuk tes virus tetaplah gratis.

Adapun biaya perawatan infeksi pernafasan parah di RS Singapura sekitar USD 4.300-5.800 ( Rp 61,7 juta- Rp 83,2 juta). Harga ini berdasarkan situs Departemen Kesehatan.

Saat ini Singapura telah mengonfirmasi adanya 33 kasus kelompok imported case setelah melakukan perjalanan di luar negeri. Adapun detailnya 23 dari kasus perjalanan ke China, 3 dari Indonesia, selebihnya dari Italia, Inggris, Prancis dan Jerman.

Menikmati Langit Biru Dilanjut Senja di Danau Semayang

Danau Semayang di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur telah menawan hati saya. Melongok birunya langit dan senja di sana membuat saya ingin kembali lagi dan kembali lagi.  

Saya datang ke sana untuk meramaikan Festival Danau Semayang. Panitia penyelenggara menyuguhkan bermacam-macam suguhan untuk traveler, di antaranya lomba dayung, kegiatan melihat pesut mahakam, mengeksplor pulau-pulau kecil di danau semayang, mengunjungi sentra pembuatan ikan asin khas desa pela, jalan santai di jalanan kayu ulin sepanjang desa pela, bermain ski air, berfoto di landmark desa pela dan camping ground Tanjung Tamannoh, serta menikmati momen matahari tenggelam.

Pertama-tama, saya memilih untuk menggunakan kapal wisata susur Sungai Mahakam dari Kota Samarinda. Kami bertolak dari kota Samarinda menggunakan kapal wisata khusus yaitu kapal pesut yang memiliki 2 lantai dengan dek berkapasitas 70 penumpang dan memiliki fasilitas lengkap untuk menunjang kebutuhan wisatawan selama perjalanan. Lama perjalanan selama dua hari dan dua malam.

Kami menuju wisata sejarah gedung magazijn peninggalan penjajah Jepang di Loa Kulu, kemudian ke desa adat Lekaq Kidau untuk menikmati pertunjukan pentas tari suku Dayak Kenyah. Kemudian, kami menuju desa wisata Pela untuk mengikuti rangkaian acara festival Danau Semayang 2019.

Tahun ini, kabarnya Festival Danau Semayang dilangsungkan pada bulan Oktober dan berbagai acara wisata yang diadakan di Kalimantan Timur.

Di atas kapal itu pula saya bsia menikmati birunya langit sepanjang perjalanan hingga di Danau Semayang. Saat sunset juga menjadi momen yang paling ditunggu.

Keren banget sampaia saya tak bisa menggambarkan dengan kata-kata. ayo datang dan buktikan!