Kamis, 12 Maret 2020

Batu Lawang, Wisata Alam Ngehits dari Cirebon

Tak hanya menyuguhkan wisata kuliner dan sejarah, Cirebon juga memiliki wisata alam yang asik. Inilah tempat hits untuk swafoto di sana.

Namanya wisata alam Batu Lawang. Lokasi wisata alam ini berada di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Wisata Batu Lawang tengah hits di media sosial. Pemandangannya tak kalah menarik dengan Tebing Breksi yang ada di Sleman, Yogyakarta.

Ya, wisata alam Batu Lawang menyuguhkan keindahan tebing berbatu seperti Tebing Breksi. Batu Lawang menjadi salah satu tempat wisata di Cirebon yang paling diburu untuk swafoto.

"Kalau Minggu itu bisa sampai 600 pengunjung lebih. Kalau hari Sabtu sekitar 200 pengunjung https://www.detik.com/tag/wisatawan," kata Ketua Pengelola Wisata Batu Lawang, Mulyono saat berbincang dengan detikTravel, Minggu (13/1/2019).

Mulyono mengaku tingkat kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sejak tahun 2018. Sebelumnya, setiap akhir pekan tingkat kunjungan wisatawan hanya 200 orang saja.

"Kebanyakan pengunjung itu datang untuk berswafoto, karena memang yang kita jual ini kan tempat untuk berswafoto. Kita buat spot-spot foto yang menarik," katanya.

Tiket masuk ke wisata alam Batu Lawang terbilang murah meriah. Mulyono menambahkan, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp 7.000 untuk dapat mengeksplornya.

Di tempat yang sama, salah seorang wisatawan, Anatasia (26) mengatakan akses menuju wisata Batu Lawang terbilang mudah dan murah. Ia tertarik berkunjung ke Batu Lawang lantaran wisatawa alam tersebut tengah hits.

"Ya lagi ramai foto-foto di Batu Lawang. Jalan ke sini lumayan jauh sih dari jalan raya, tapi mudah karena sepanjang jalan ada petunjuknya," kata Anatasia.

Mempelajari Kematian di Museum Kereta Pemakaman

Soal kematian, bisa jadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Tapi, di Spanyol, malah ada museum tentang kendaraan yang mengantarkan ke pemakaman...

Inilah Museu de Carrosses Fúnebres atau Museum Kereta Pemakan yang terletak di Pemakaman Montjuic, Carrer de la Mare de Déu de Port, Barcelona, Spanyol. Seperti namanya, museum ini berisi kereta zaman dahulu yang digunakan untuk menghadiri pemakaman.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (14/1/2019) bangunan museum sudah ada sejak tahun 1970. Dulunya, museum berada di ruang bawah tanah rumah duka Sancho d'Àvila hingga 2012.

Meski tidak terlalu besar, museum ini punya serangkaian koleksi menarik. Seperti 13 kereta pemakaman, 6 kereta khusus keluarga dan kerabat terdekat dan 3 yang digunakan untuk membawa jenazah. Masing-masing memiliki nilai seni tinggi yang sudah ada sejak abad ke-18.

Selain itu, beberapa patung yang menggambarkan kematian juga ditampilkan di sini. Benda-benda tersebut menggambarkan bagaimana perilaku manusia saat hidup hingga menjelang ajal.

Di dalamnya, traveler bisa belajar mengenai berbagai acara pemakaman dari zaman dahulu di Spanyol. Meski dengan barang-barang tua, kesan yang ditampilkan tetap elegan dan menarik untuk diketahui.

Biasanya, pengunjung tidak hanya sekadar melihat aneka koleksi museum. Tetapi juga dapat mengunjungi perpustakaan Cementiris de Barcelona. Ada 3.600 publikasi dan bibliografi yang menjelaskan berbagai cara dan ritual pemakanan dari masa ke masa.

Begitupun dengan tur yang diberikan, pengunjung akan diajak berkeliling makam. Traveler akan melihat bagaimana sejarah Spanyol, khususnya Barcelona, menggunakan kendaraan pengantar jenazah. Lengkap dengan tata cara merawat mayat hingga diantar sampai liang lahat. Paling seru sih, dikunjungi saat malam hari.... hiii!

 Jika traveler ingin berkunjung ke sini, museum hanya buka pada saat akhir pekan. Yakni Sabtu dan Minggu mulai pukul 10 pagi-2 siang waktu setempat. Namun, di beberapa acara, traveler bisa berkunjung pada saat malam datang. Berani coba?

Mampie, Si Cantik Menggoda dari Polewali Mandar

Sebagai daerah yang memiliki garis pantai, Polewali Mandar punya wisata pantai cantik dan menggoda wisatawan untuk datang. Salah satunya Pantai Mampie.

Kawasan Wisata Alam Pantai Mampie ini terletak di Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Pantai yang memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 3 kilometer ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari Kecamatan Wonomulyo yang menjadi pusat perdagangan Kabupaten Polewali Mandar.

Sepanjang perjalanan menuju Pantai Mampie, mata pengunjung akan dimanjakan hijaunya hamparan padi milik warga setempat. Selain itu, di kiri dan kanan jalan menuju lokasi wisata Pantai Mampie, dapat kita lihat lokasi tambak udang dan ikan bandeng milik warga yang membentang luas.

Tidak cukup sampai di situ, di areal tambak ini kita dapat menyaksikan kawanan burung yang sedang berburu makanan dalam tambak. Pemandangan yang mungkin selama ini hanya dapat kita jumpai di layar kaca televisi.

Perjalanan menuju ke Pantai Mampie juga dilengkapi dengan hijau kawasan hutan bakau yang masih terlihat subur. Semoga keberadaan hutan ini dapat terus dipertahankan.

Memasuki Dusun Mampie, pengunjung dapat melihat deretan rumah penduduk khas masyarakat pesisir dengan keramahan warganya yang memberikan senyum bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat ini.

Sesampainya di lokasi Wisata Pantai Mampie, pengunjung langsung disambut deretan pohon kelapa yang menjulang tinggi dengan nyiur yang melambai-lambai saat tertiup angin.

Agar pengunjung betah berlama-lama menikmati keindahan Pantai Mampie yang menghadap ke Selat Makassar ini, pengelola menyiapkan puluhan gazebo mini yang tertapa rapi di bawah rindangnya pohon kelapa. Merasakan nikmatnya semilir angin di bawah pohon kelapa yang rindang, sambil mendengar ritme suara deru ombak dijamin akan membuat setiap pengunjung susah beranjak meninggalkan tempat ini.

Berkunjung ke Pantai Mampie, rasanya tidak cukup jika tidak menapakkan kaki di pasir putihnya atau pun membiarkan tubuh merasakan hempasan ombak pantai ini. Walau Pantai Mampie dikenal memiliki yang cukup besar pada bulan tertentu, pengunjung tidak perlu khawatir lantaran sejak tahun 2017 kemarin telah membangun tanggul pemecah ombak yang berada sekitar 50 meter dari garis pantai.

Keberadaan tanggul pemecah ombak sepanjang kurang lebih seratus meter ini tentunya bisa membuat pengunjung lebih aman saat bermain bersama keluarga di dalam air. Kendati demikian, pada beberapa titik pengunjung masih dapat merasakan sensasi berenang dengan hempasan gelombang.

Jika merasa lapar bermain di dalam air, pengunjung tidak perlu jauh untuk mencari makanan, karena di tempat wisata ini kita dapat memesan udang dan ikan bandeng segar dari tambak warga di sekitar pantai yang dibanderol dengan harga murah.

Tidak hanya itu, Pantai Mampie juga terkenal buah kelapa yang tumbuh di pesisir pantai. Dijamin kenikmatan rasanya yang segar dan manis akan melenyapkan dahaga untuk terus berlama-lama di tempat ini.

Tidak mengherankan, saat musim liburan tiba khususnya di akhir pekan, tempat wisata Pantai Mampie selalu ramai diserbu warga baik dari dalam daerah maupun luar daerah.

Apalagi untuk menikmati keindahan panorama alam Pantai Mampie, pengunjung tidak perlu merogoh kantong dalam-dalam. Cukup dengan lima ribu rupiah kepenatan akibat rutinitas kejar dapat dilupakan dengan keindahan di pantai ini.

Wiwink adalah salah satu pengunjung yang mengaku tidak pernah bosan untuk mendatangi tempat wisata Pantai Mampie.

"Saya sudah sangat sering ke sini, mungkin karena sudah sangat keseringan sampai saya tidak bisa menghitung jumlahnya berapa kali. Di sini nyaman juga tenang. Kita bebas bermain bersama keluarga sambil menikmati keindahan panorama alamnya," ujar Wiwink saat ditemui di lokasi wisata Pantai Mampie.