Senin, 30 Maret 2020

Myanmar Tangguhkan Visa Turis untuk Redam Corona

Myanmar menangguhkan visa untuk semua warga negara asing dengan makin merajalelanya wabah virus Croona. Mereka berupaya untuk meredam penyebaran Covid-19.
Kebijakan yang diumumkan Kementerian Luar Negeri Myanmar itu berlaku sebulan penuh. Yakni, dimulai Minggu (29/3/2020) dan berakhir 30 April.

Dikutip Myanmar Times, penangguhan visa Myanmar itu juga berlaku bagi semua warga negara asing yang memiliki hubungan bilateral, di antaranya dengan sesama negara Asia Tenggara, kecuali bagi pemegang paspor diplomatik dan resmi.

Pengecualian lain penangguhan visa Myanmar itu juga diberikan kepada diplomat yang terakreditasi di Myanmar, para pejabat PBB yang tinggal di Myanmar, dan awak kapal dan pesawat yang beroperasi dari dan ke Myanmar.

Semua diplomat yang terakreditasi ke Myanmar dan pejabat PBB yang tinggal di Myanmar itu bisa memperoleh visa masuk melalui perwakilan negara Myanmar di masing-masing negara. Selain itu, ada dokumen tambahan berupa kondisi kesehatan yang berkepentingan.

"Mereka diharuskan untuk memberikan sertifikat tentang tidak adanya infeksi virus Corona yang dikeluarkan oleh laboratorium yang diakui tidak lebih dari 72 jam sebelum tanggal perjalanan dan sebelum menaiki pesawat apa pun yang ditujukan ke Myanmar," bunyi pernyataan Kemenlu Myanmar.

"Mereka akan dikenakan karantina rumah selama 14 hari pada saat tiba di Myanmar."

Aturan serupa berlaku bagi awak kapal atau pesawat yang beroperasi ke dan dari Myanmar.

"Mereka harus mengikuti pedoman dan arahan terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Transportasi dan Komunikasi."

Selain menangguhkan visa, pemerintah Myanmar, melalui Departemen Penerbangan Sipil, mengatakan bahwa mulai hari Minggu, hanya turis yang sudah mengantongi tiket pesawat dan staf yang bertugas yang diizinkan memasuki area Bandara Internasional Yangon.

Myanmar juga menjadi negara yang memiliki kasus COVID-19. Hingga saat ini, dikonfirmasi delapan warganya positif terinfeksi Corona dengan tujuh kasus merupakan kasus impor.

Ada Corona, Traveler Bisa Pesan Hotel Lebih Lama dari Biasa

Gara-gara ada wabah Corona, sebuah situs pemesanan hotel meluncurkan fitur baru. Traveler bisa memesan hotel untuk jangka waktu yang lebih lama dari biasanya.

Agoda, platform perjalanan digital yang berpusat di Asia, meluncurkan sebuah fitur baru yaitu menginap jangka panjang. Apalagi sekarang merebak Corona, dengan traveler harus melakukan isolasi diri selama 14 hari.

Dari keterangan pers yang diterima detikTravel, Minggu (29/3/2020), Agoda kini menampilkan properti-properti untuk masa inap lebih dari 30 hari dan hingga 90 hari, baik untuk Agoda Homes maupun hotel.

Properti-properti Agoda Homes ideal untuk mereka yang sedang mengambil masa jeda, hendak pindah, atau bepergian untuk tugas jangka pendek di luar negeri, atau sekadar berlibur bersama keluarga dengan periode lebih lama.

Traveler bisa dengan mudah mencari Agoda Homes atau hotel yang memenuhi kebutuhan mereka, seperti jumlah kamar tidur atau punya fasilitas dapur, WiFi berkecepatan tinggi, apartemen hotel dengan gym dan fasilitas lain yang disediakan selama lebih dari 30 hari.

Traveler yang memesan hotel di Agoda akan mendapatkan akses ke akomodasi di pusat kota, Wi-Fi berkecepatan tinggi, hingga fasilitas lain yang biasa disediakan hotel. Dengan konektivitas tinggi, traveler tetap bisa menghasilkan uang selama perjalanan karena bisa bekerja di mana saja.

Gegara Corona, Desa Ini Berencana Ganti Nama

Karena wabah virus Corona, salah satu desa di Austria pun menjadi perhatian. Karena namanya juga ada embel-embel Corona.

Dirangkum detikcom, Minggu (29/3/2020), nama desa itu adalah Sankt Corona am Wechsel. Awalnya sih desa itu tak memiliki masalah dengan nama yang disandang.
Tapi, muncul wabah virus Corona, desa itu tak lagi merasa nyaman, apalagi untuk mempromosikan wisata. Walikota Michael Gruber pun dipaksa berpikir dua kali.

"Awalnya, kami tersenyum melihat nama virus itu sama dengan nama desa kami. Namun senyum itu hilang setelah melihat statusnya sekarang yang menjadi masalah serius," ujar Gruber pada AFP.

Sankt Corona am Wechsel memng menjadi jujugan wisata. Mereka memiliki jualan utama ekowisata.

Sektor wisata bahkan sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi desa yang berpenduduk 400 orang tersebut.

Desa Sankt Corona am Wechsel berada sekitar 100 Km sebelah selatan Wina di kaki Pegunungan Alpen. Dan yang menjadi maskot desa ini bernama Corona, berupa semut yang berpakaian tradisional. Maskot ini selalu ditampilkan di pamflet dan informasi pariwisata.

Namun dalam kondisi sekarang ini, Gruber pun berencana akan mencari nama baru untuk menarik wisatawan datang ke kota kecil itu.

"Kami mungkin harus mencari nama baru untuk menyambut kembali wisatawan," tuturnya.

Juga atraksi wisata yang dimiliki desa ini juga dinamai dari nama suci santa Katolik Corona. Mulai dari meluncur dengan gokart di perbukitan sampai bersepeda gunung.

Myanmar Tangguhkan Visa Turis untuk Redam Corona

Myanmar menangguhkan visa untuk semua warga negara asing dengan makin merajalelanya wabah virus Croona. Mereka berupaya untuk meredam penyebaran Covid-19.
Kebijakan yang diumumkan Kementerian Luar Negeri Myanmar itu berlaku sebulan penuh. Yakni, dimulai Minggu (29/3/2020) dan berakhir 30 April.

Dikutip Myanmar Times, penangguhan visa Myanmar itu juga berlaku bagi semua warga negara asing yang memiliki hubungan bilateral, di antaranya dengan sesama negara Asia Tenggara, kecuali bagi pemegang paspor diplomatik dan resmi.

Pengecualian lain penangguhan visa Myanmar itu juga diberikan kepada diplomat yang terakreditasi di Myanmar, para pejabat PBB yang tinggal di Myanmar, dan awak kapal dan pesawat yang beroperasi dari dan ke Myanmar.

Semua diplomat yang terakreditasi ke Myanmar dan pejabat PBB yang tinggal di Myanmar itu bisa memperoleh visa masuk melalui perwakilan negara Myanmar di masing-masing negara. Selain itu, ada dokumen tambahan berupa kondisi kesehatan yang berkepentingan.

"Mereka diharuskan untuk memberikan sertifikat tentang tidak adanya infeksi virus Corona yang dikeluarkan oleh laboratorium yang diakui tidak lebih dari 72 jam sebelum tanggal perjalanan dan sebelum menaiki pesawat apa pun yang ditujukan ke Myanmar," bunyi pernyataan Kemenlu Myanmar.

"Mereka akan dikenakan karantina rumah selama 14 hari pada saat tiba di Myanmar."

Aturan serupa berlaku bagi awak kapal atau pesawat yang beroperasi ke dan dari Myanmar.

"Mereka harus mengikuti pedoman dan arahan terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Transportasi dan Komunikasi."

Selain menangguhkan visa, pemerintah Myanmar, melalui Departemen Penerbangan Sipil, mengatakan bahwa mulai hari Minggu, hanya turis yang sudah mengantongi tiket pesawat dan staf yang bertugas yang diizinkan memasuki area Bandara Internasional Yangon.

Myanmar juga menjadi negara yang memiliki kasus COVID-19. Hingga saat ini, dikonfirmasi delapan warganya positif terinfeksi Corona dengan tujuh kasus merupakan kasus impor.